Habiki

32 4 0
                                    

"Kamu siapa..?" Koraya bertanya dengan seserius mungkin.

"Oh ya betapa tidak sopan nya aku..." Orang tersebut bangkit dari duduknya, "Namaku Habiki... Apakah kamu pemilik rumah ini??".

Dari postur tubuhnya dan wajah yang terlihat lebih jelas kini terbukti kira kira Habiki berada di bangku SMP. Tingginya di bawah Koraya.

Habiki mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Koraya. Koraya menghampirinya, menjabat tangan, dan berkata. "Ya... Namaku Koraya... Apa kamu ada perlu..?".

"Oh iya aku ingin memberi tahu mu sesuatu.." Habiki melepas jabatan tangan Koraya.

"Kalau begitu mari kita duduk dahulu..." Mereka duduk bersamaan di sofa yang berhadapan.

"Emmm jadi begini... Saya telah mengelami banyak mimpi tentang rumah ini... Sejak 2 bulan yang lalu... Saya juga bermimpi tentang anda... Dan orang berkacamata yang ada diluar... Tapi beberapa hari yang lalu mimpi saya menjadi jelas... Alamat rumah ini pun tercatat dalam mimpi ku..." Jelas Habiki.

"Mengerikannn... Ia mengetahui alamat ku..." Ucap Koraya dalam hati sambil membuat ekspresi kaku.

"Jadi untuk beberapa hari kemarin saya menyelidiki alamat ini dan mencoba untuk datang... Dan disini saya sekarang.." Lanjut Habiki lalu berhenti sejenak.

*Ehem* "Terus.... Apa yang akan kamu lakukan sekarang....?".

"Aku kurang tahu..." Habiki tersenyum ragu. "Aku harap ini takdir atau apalah..".

Sontak Ash membuka pintu secara, lantangnya suara benturan pintu tersebut terdengar oleh Koraya dan Habiki. Yang berada di dalam rumah.

"Korayaaa... Yu kita mengumpulkan anggota lagi..." Kata Ash, berbicara seperti seorang anak yang mengajak temannya main.

"Sekarang?!" Koraya terkejut, perlahan lahan Ia berdiri.

Habiki membalikan badanny perlahan. Sesaat Dia melihat Ash, dirinya terkejut "Aku melihat mu juga dimimpiku..!" Berbicara dengan lantangnya.

"Ehh mimpi apa?" Ash menoleh sedikit, melirih ke arah Habiki.

"Itu mimpi--" "Nanti saja menjelaskannya... Kita akan pergi dulu... bisa kamu tunggu beberapa jam??.." Koraya menghampiri Ash lalu menyeretnya keluar.

"Ya bisa saja.... Akan kutunggu..." Habiki tersenyum sabar.

"Kalau mau minum ambil saja sendiri Ok?... Ayo kita pergi Ash..!". "Ayooo... Selanjutnya siapa...?" Ash  dengan paksa melepas tangan Koraya yang menyeretnya setelah tiba diluar.

"Menurutku... Ayu kita jemput Austin.." Ujar Koraya.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang