Im Worried

20 4 0
                                    

Saat mereka semua sampai di markas Ash, Floyd dan juga Koraya langsung diberi perawatan di ruangan medis yang telah disediakan Ox. Habiki juga mendapatkan luka yang cukup berat jadi dia ikut di rawat disana. Disisi lain Ender, Light, Austin, dan Cade hanya di beri pengobatan ringan.

"Apa mereka akan baik baik saja..?" Tanya Ender, memandangi mereka bertiga dari balik jendela ruangan medis. "Tentu... Walaupun mungkin agak lama tapi mereka baik baik saja.." Jawab Ox dengan tenang supaya Ender tidak ragu dan ikut tenang.

"Lalu Dia siapa..?" Tanya Ox sambil menunjuk ke arah Cade yang baru saja dipasang perban. "Heh.." Cade bergumam sendiri, seperti meledek Ox.

"Oh Dia..? Dia Black Eye atau panggil saja Cade.. Orang yang kabur pada saat itu..." Jawab Ender setelah, menengok ke arah Cade yang sedang santai di atas sofa.

"Oh tentu saja... Sini aku siapkan ruangan---" Ox yang asalnya sudah berjalan tiba tiba berhenti. "Cihhh lagian siapa yang pengen tinggal disini..? Aku akan tinggal di tempat lain.. Akupun tidak akan ikut ikutan team ini... Tapi kalau kalian butuh aku ya silahkan..." Ucapan Ox dipotong  mentah mentah oleh Cade yang terdengar sangat meremehkan.

"Yeee... Masa sih..?! Ya sudah lah.. Aku akan membuat tangan Habiki yang baru sekarang.. Kalian harus segera istirahat.. Ini sudah larut.." Ox berjalan menuju ruangannya untuk segera menyelesaikan tangan Habiki.

Di sisi lain Cade berdiri lalu berjalan meninggalkan tenda tanpa kata kata. "Oi oi.. Kamu mau kemana??!" Panggil Ender dengan lantangnya.

"Oh lupa.. Mau pergi.." Jawab Cade dengan datarnya, dan dengan tangannya yang dimasukan ke saku. "Gimana kalau kita jalan jalan dulu.." Ender menggodanya sambil perlahan membuka penutup kepalanya.

Cade tidak menoleh sekejap lalu menjawab "Ogah..".

"Heiiiii jahat amet..!!" Teriak Ender dengan menyondongkan badannya kedepan, kesal.

Austin dan Light sudah istirahat terlebih dahulu di ruangan mereka masing masing. Ender yang tak punya kegiatan lain pergi keluar tenda untuk melihat bintang bintang sepanjang malam.

Tanpa disadari malam sudah terlewatkan oleh mereka. Keesokan hari telah datang, Light telat bangun dan tidak memasak, membuat yang lainnya belum memakan sarapan karena terlalu mengandalkan Light.

"Ahhhh.... Lapar..." Ender menyenderkan diri ke sofa dengan sangat lemas. "Masak aja sonoo......" Jawab Austin dengan sama lemasnya.

"Gamauu..." Jawab Ender sekali lagi. "Kamu aja Light..." Terus Ender sambil melirik sedikit ke pinggirnya, terdapat Light yang sedang berbaring di atas satu sofa penuh.

"Aku gaada gairah..." Mereka bertiga terlihat sedang terdampar tanpa semangat di atas sofa.

"S-selamat pagiiii...." Ox keluar dari ruangannya dengan mata yang sangat hitam karena bergadang semalaman penuh untuk mengerjakan tangan Habiki.

"Selamat paGII.. KAMU KENAPA..?" Ender langsung bangun dengan terkejut. "Hah...? Aku kehabisan kofi..." Ox berjalan ke salah satu sofa dan tertidur tanpa mengatakan satu patah kata lagi.

"Oalah.. Baru aja mau disuruh masak...." Ender yang asalnya sudah mulai bangkit perlahan tertarik oleh hawa malas ke sofa itu.

"K-koraya..?!" Teriak panik dari Lucy yang baru saja menerobos tenda terdengar oleh tim, sambil membawa kotak makanan dan tas, Ia menengok kiri kanan. Tak lupa Dia juga memakai seragam sekolah.

"Woah woah tunggu nona.. Ini masih pagi..." Ender melirik dengan kecapean sementara yang lainnya malas berkata apapun. Lucy berlari ke arah Ender dan menggoyang goyang kan pundaknya berkali kali. "Dimana Korayaaaa..." bentaknya perlahan lahan.

"Heeee... Hee... pusing tau... Eh lanjutin deng.." Ender yang digoyangkan maju mundur oleh Lucy masih saja lemas terbawa arus goyangan.

"Haa..? Koraya...? Dia disana..." Light menunjuk ruang perawatan dengan sama lemasnya.

Lucy bergegas lari menuju jendela ruangan perawatan itu. Saat melihatnya, Lucy langsung terkejut, Dia segera masuk ke ruangan itu lalu berjalan dan duduk disamping kasur Koraya.

"Koraya...." Lucy berkata dengan terbata bata, Khawatir.

"Dia belum sadaran dari pertama melawan Dawn..." Habiki bangkit dari tidurnya sambil memandangi Lucy yang terlihat sangat khawatir.

"Kenapa Koraya..." Lucy menarik rok seragamnya dengan kesal sambil meneteskan sedikit air mata.

"Ahaha... Kamu cengeng banget dari dulu...." Koraya berkata dengan sangat pelan karena baru saja sadaran diri, perlahan melirik Lucy.

"Koraya..?!" Habiki terkejut.

"K-koraya...?!" Lucy juga ikut terkejut, langsung menunduk di hadapan Koraya.

"Aku mengkhawatirkan mu..." Ucap Lucy lebih lanjut lagi tanpa berani memandang Koraya.

"Hahaha... Santai saja..." Koraya tertawa perlahan lahan.

"Oh iya...!!" Lucy membuka kotak makanan lalu memberikannya kepada Koraya.

"A-ah... Terima kasih.." Koraya menerimanya dengan malu malu. "Sama sama..!!" Jawab Lucy dengan senang dan lega.

"Kamu bisa tahu tempat ini..?" Tanya Koraya.

"Pintu rumahmu terkunci, dan ada tenda aneh disebelahnya jadi ya ku masuki..".

"Kamu ga kesekolah..?" Tanya Koraya sambil memakan beberapa suap sarapan buatan Lucy. "Hmm..? Ini mau kok... Aku duluan ya.." Lucy berdiri lalu meninggalkan ruangan tersebut sambil melambaikan tangan. "Terima kasih.." Lucy berterima kasih pada Habiki yang sedang duduk menyimak keadaan.

"Ya sama sama.." Jawabnya tersenyum.

Selagi Dia berjalan keluar, Ia berterima kasih pada Ender. "Makasih..!!" Ujarnya sambil berjalan lalu meninggalkan tenda.

"Yaa..." Jawab Ender, perlahan bangun lalu mendekati Ox. Ox yang tertidur dibangunkan oleh Ender dengan menggoyangkannya beberapa kali "MASAK ANDAA... MALES MALESAN AJA KEMAREN.." Teriak Ender.

"Yeeee kan saya bikin tangan Habiki..---" Ox menjawab sambil mengigau tapi akhirnya Ender muak dan menarik telinganya sampai bangun "Shh masak sana..".

Akhirnya Ox bangun karena dipaksa beberapa kali oleh Ender untuk memasak, setelah beberapa menit akhirnya sarapan jadi.

Mereka semua pun memakannya kecuali Floyd dan Ash yang masih tak sadaran lalu Koraya yang sudah memakan sarapan terlebih dahulu dari pada yang lain.

Setelah banyak waktu termakan akhirnya Ox memasuki ruangan medis untuk menemui Koraya dan yang lainnya.

"Ox... Saat aku sembuh... Ayo kita temui orang yang terakhir.." Koraya memanggilnya selagi Ia sedang mengecek kondisi Floyd melalui komputer.

"Ya tentu.." Jawab Ox sambil tersenyum semangat.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang