Regrets

21 3 0
                                    

"A-adam..?" Floyd pelan pelan berdiri mengikuti Ash.

"Maafkan..." Adam menunduk malu. "Aku.. Tidak menepati janjiku untuk melindungi mu....." Dia menekan rahangnya keras keras.

"Kamu sudah banyak membantu kok..!" Ash menghampiri Adam, segera.

"Tapi.." Adam tampak lebih menyesal lagi.

"Ngga ngga.. Makasih loh..!" Floyd mendekati Adam lalu merangkulnya selagi tersenyum lebar.

Adam yang merasakannya langsung ikut senang, Ia menjawab "Ya.. Ga papa..".

"Kamu apakan mereka..?" Ash memegang pundak Adam.

"Cuman sedikit dipukul terus di takut takutin..." Adam menoleh ke Ash dengan blahbloh.

"Ahaha.. Boleh lahh..!!" Jawab Ash sambil tertawa.

"Yu.. Pulang bareng.." Lanjut Ash sekali lagi.

Mereka bertiga akhirnya meninggalkan sekolah bersama seperti biasa. Mereka mengobrol lalu berpisah di jalan yang biasanya.

Sesampainya dirumah Ash membukakan pintu rumah, Helen menyambut mereka dengan sebuah pertanyaan, "Bagaimana sekolah...?".

"Emm..." Tangan Floyd bergetar, Ia tak tahu harus menjawab seperti apa, namun Ash selalu selalu membantunya dalam hal hal seperti ini.

"Sekolah luar biasa..!!" Ash tawanya, kencang.

"Ah keren..!!" Helen tertawa balik, selagi Ash berlari masuk ke kamarnya setelah menaiki tangga. Floyd yang sudah memandang kakaknya sebagai idolanya membuatnya lebih kagum lagi saat itu.

Floyd mengikuti Ash, menaiki tangga dengan senyuman yang sama dengan kakaknya kepada Helen.

Setelah menjalani malamnya seperti biasa, berganti baju, makan malam dan lain lain, Pagi hari tiba. Anehnya pagi ini Ash tidak ada untuk menyambut pagi Floyd.

Setelah bangun, Floyd berjalan keluar kamarnya langkah demi langkah untuk menemui Ash yang mungkin berada diluar.

Dia mengintip kebawah lalu melihat Ash yang sedang duduk di meja makan bersama Helen. Mereka berdua berwajah tegang dan juga serius. Floyd terheran heran melihat mereka berdua.

"Ash kenapa kamu tidak menghentikan Floyd..?" Helen bertanya dengan serius.
"Kamu tahu kan Gordo dan beberapa temannya mengalami cedera yang parah..?!" Helen membentak Asrh, namun lama lama nadanya menurun.

"I-ini kesalahan bu..! Aku sama Floy tidak tahu apa apa..!" Ash menaikan sedikit suaranya kepada Ibunya.

"Lantas siapa..?!" Helen membalas perkataan Ash dengan tegas.

"Kita dibuat tak sadaran diri oleh mereka lalu saat kita bangun.. Mereka sudah tidak ada dan Adam disana membantu kita.." Jelas Ash lebih detail lagi untuk meyakinkan ibu.

"Adam..? Dia sudah di drop out.." Helen memelankan suaranya karena bingung.

Mata Ash memperbesar karena sangat terkejut.

"D-drop out.." Floyd yang sedang menuruni tangga tiba tiba terhenti di tengah tengah.

"Floyd.." Ash menengok ke arah Floyd dengan pilu.

"Floyd... Ceritakan yang sebenarnya.." Helen melirik lalu bertanya dengan serius kepadanya.

"A-adam cuman menolong kita... Gordo dan teman teman mengepung aku sama kakak.. Saat kita sudah pingsan.. Adam datang untuk menolong.." Floyd mencoba menjelaskan selagi menahan rasa kesal yang terdapat di lubuk hatinya.

"Ch..! Nanti Ibu ngomong sama pihak sekolah..." Helen menunduk dengan kesal, Ia sadar akan kesalah pahaman yang besar ini.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang