Left Alone With A Psycho

16 3 0
                                    

Sesampainya di sisi lain, Ender dan Red Aura terguling guling lalu tergeletak di sebuah aula lega dengan banyak hiasan antik dipinggirnya dan juga kaca kaca yang berjajaran di sepanjang dindingnya.

"Aduh nona... Gimana nih kamu terpisah dengan teman teman...!!" Red Aura bangun lalu meledeknya dari belakang.

Ender perlahan lahan bangun, "Malahan bagus.... Aku bisa mengeluarkan kekuatan penuhku tanpa ragu..." Jawab Ender, tersenyum

"Kalau begitu tunjukan lah..!!" Red Aura mengeluarkan tentakelnya kembali.

"Kalau aku mengeluarkannya sekarang Dia pasti tahu akan kekuatanku lebih cepat jadi..." Ucap Ender dalam hati, Ia berusaha mencari solusi terbaik yang ada. "Akan ku kerahkan seluruh kekuatanku sebagai manusia..!!" Ender menggunakan kuda kudanya, mencoba untuk menerobos batas kekuatannya.

"Maju..!!" Tawa Red Aura dengan sombongnya.

Ender berlari ke arah Red Aura secepat mungkin sambil menangkis tentakel tentakel Red Aura yang menyerangnya dengan cepat. Ender berhasil mendekatinya dan mulai menebasnya berkali kali tanpa henti. Walaupun kebanyakan serangan Ender tertangkis tetapi serangan Ender menjadi semakin kuat dan cepat seiring waktu berjalan membuat Red Aura sangat kewalahan.

Saat Red Aura sudah terkena banyak serangan, Ia berniat memukul Ender mundur dengan tentakelnya. Dia memukulnya, Tapi saat sudah terpukul mundur Ender tak tahu istirahat, Ia segera bangkit kembali lalu berlari ke arah Red Aura sekali lagi membuatnya heran, Dia mulai tersenyum.

"Baiklah akan ku keluarkan semua kekuatan ku juga HAHAHA..!!" Red Aura mengeluarkan tentakelnya lebih banyak lagi, sangat banyak, Mungkin 5 kali lipat dari tentakel asalnya. Ender yang sudah terlanjur dipenuhi tekad tidak peduli lagi sebanyak apa tentakel yang ada. Dia tetap berlari menuju Red Aura dengan sekuat tenaga.

Tapi tekadnya terhenti seketika saat tebasan pertamanya tertahan dan tidak bisa bergerak sama sekali karena tentakel Red Aura. Saat Ender mulai risau, Red Aura memegang kaki Ender dengan tentakelnya lalu membantingnya berkali kali sampai Ender tak bisa berkutik sama sekali dan sampai putus asa.

"TUH KAN.. KOK KALAH SIH.. AYO KITA BERKELAHI LAGI..!! KALAU ENGGA.. Akan ku bunuh.." Red Aura berkali kali berteriak seperti orang gila, Ia terus membantingnya, lagi dan lagi.

"Ya.. Bunuh aja... Lagi pula aku ini lemah..." Ender sudah pasrah, Dia memikirkan untuk mati saja dalam pikirnya.

"Tapi aku mempunyai orang yang perlu kulindungi di dunia ini..." Tapi Dirinya sadar, tak ada waktu untuk putus asa. Wajah Koraya dan yang lainnya terlintas dibenaknya.

"Karena itu aku akan menjadi kuat... Walaupun aku akan termakan kutukan sekalipun..." Sekali lagi, untuk sekali lagi Ender membulatkan tekadnya.

"Η κατάρα βγαίνει" Kata tersebut Ender ucapkan kembali. Membuat seluruh tubuh Ender kembali menjadi hitam seperti waktu itu.

Saat Ender dibanting lagi, Dia menahan tubuhnya dengan memegang permukaan lantai aula tersebut dengan erat. Walau datar, walau licin, Ender menggali pengangannya sendiri dan menahannya.

"Hah..?!" Red Aura terkejut lalu menengok kepada Ender. "Kamu kok jadi begitu..?" Ia mulai menyadari perubahan Ender.

"Hah.? Gimana aku dong..!!" Jawab Ender dengan tegas.

"Ah ya sudahlah.." Red Aura menarik Ender lebih kuat lagi sampai sampai lantai yang Ender pegang retak.  "Kamu keras kepala ya..!!!" Red Aura menariknya lebih kencang lagi sampai lantainya hancur dipegang oleh Ender.

Saat diangkat Ender, lantainya itu dilemparkan ke arah Red Aura, membuatnya terjatuh dan akhirnya Ender pun terlepas. Ender segera melompat menjauhi diri

"Ah Ender.. Tumben kamu melepaskan ku...." Ender mulai berbicara pada dirinya sendiri selagi melakukan beberapa pemanasan.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang