Frustration

16 3 0
                                    

"Oi Floyd tahukah kamu..?" Tim bertanya kepada Floyd. Kini setengah tahun berlalu, mereka sudah sangat bersahabat. Mereka berdua baru saja pulang dari tempat magang.

"Hah..?" Floyd menengok ke arahnya bingung.

"Rumornya ada portal yang membuat kita bertemu dengan pembut kita lho..! Tapi sih belum ada kepastian..." Tim menunjukan jari telunjuknya.

"Wah.. Benarkah..? Aku ingin tahu seperti apa dia.." Floyd menjawab dengan polosnya.

"Hah..? Kamu ga dendam gitu..?!!" Tim terkejut, berhenti sejenak dari langkahannya

"Hahh..?" Floyd yang sedang berjalan pun ikut berhenti.

"Bukannya pembuat mu yang membuat mu mempunyai hidup seperti ini..?!" Tim membentak Floyd seakan akan kesal kepadanya.

"Aku tak pernah memikirkan itu... Memang aku sudah melewati banyak hal..." Floyd menunduk dan berpikir.

"Ya kalau begitu mari kita serang mereka...!!" Tim tertawa sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Nanti akan ku pikirkan lagi.." Floyd memalingkan diri dari hadapan Tim lalu kembali berjalan.

"Woii tunggu..!!" Tim mengejarnya dari belakang setelah sadar.

Informasi tentang portal tersebut telah dipikirkan oleh Floyd setiap saat sejak percakapan itu. Tanpa Tim sadari Dia telah mengumpulkan informasi lebih dalam lagi tentang portal tersebut.

"Tim.. Antar aku.." Floyd yang baru saja pulang magang mengajak Tim.

"Mau apa..?" Tim bertanya kebingungan.

"Ikut dulu.." Floyd menuntun Tim menuju sisi kota kriminal itu. Floyd memasuki sebuah kedai yang aneh di pinggir jalan, bersama dengan Tim di belakangnya.

"Apa tempat ini..?" Tim masih saja bertanya kebingungan. Di dalamnya terdapat banyak alat alat sihir dan kertas kertas aneh.

"Ah ada tamu..." Ada orang yang keluar dari tirai ujung ruangan, Ia memakai jubah, rambutnya dipenuhi dengan rambut rambut putih. Namun wajahnya muda.

"Ya.. Saya mau mempelajari Legacy.." Floyd menunduk.

"Apa apaan kamu ini..?! Mau belajat Legacy buat apa..??" Tim menoleh dengan keanehan, nada bicaranya naik.

"Hanya untuk berjaga jaga.." Balasnya.

"Ayo ulurkan tangan mu... Masalah pembayarannya bisa kamu lakukan kapan saja.." Jawab pria di kedai tersebut.

Floyd mengulurkan tangan kepadanya. Tangannya itu mulai bersinar terang, ini adalah tahapan tahapan mudah tidak perlu memakan waktu yang lama sama sekali. Akhirnya semua itu selesai, Floyd melakukan pembayaran dan meninggalkan kedai itu dengan ilmu baru.

Pada akhirnya berbulan bulan berlalu mereka lewati tanpa disadari dan dirasa. Walau hanya berbulan bulan, Floyd kini sudah berumur 18.

"Yha perempuan yang tadi cantik juga..!!" Tim menyenggol Floyd dalam perjalanan pulang dari bar setelah magang.

"Halah apa sih isi pikiran mu itu..?" Floyd melirik sedikit dengan kesal.

"Cewe.." Mereka berdua tertawa kencang, bahagia layaknya sahabat. Namun tahu tahu segerombolan pria bertubuh besar menghalangi jalan mereka. Anehnya seragam mereka semua terlihat familiar di mata Floyd.

"S-seragam itu.." Floyd berhenti sejenak dan menyisi.

"Kenapa emang..?" Tanya Tim, bingung.

"Seragam mereka terlihat familiar.." Lanjut Floyd, menatap segerombolan pria itu.

"Mereka adalah orang orang yang buruk.. Tentara utusan sebuah lab pemerintah.. Mereka sering menculik orang pintar, dan juga menjadikan orang sebagai tikus percobaan.." Tim juga bertatap kesal.

Floyd menyadari sesuatu, mengapa seragam itu terlihat sangat familiar. Seragam tersebut adalah seragam orang orang yang pernah menculik ayahnya pada saat itu. Pupil matanya mengecil, stress. Dia menghampiri mereka tanpa berpikir panjang sama sekali.

"T-tunggu bodoh apa yang kamu lakukan..!!" Tim menyautnya dari belakang, meraihnya.

"Hei.. Apa yang kalian telah kalian lakukan kepada ayahku..?" Floyd memegang salah satu pundak mereka dari belakang.

"Hah..? Apa apaan bocah..?!" Orang itu menoleh kebelakang.

"Oh..? Kamu..?" Lanjutnya, Ia ingat akan wajah Floyd.

"Jadi kamu anaknya Ethan..?! Hahahaaha..!!" Dia tertawa sekencang kencangnya.

Floyd hanya bisa menatapnya dengan kesal. Disisi lain salah satu tentara lain menghampiri mereka.

"Iyaa.. Kan topeng prototype buatan Ethan di targetkan ke bocah ini oleh boss..!" Orang satu nya lagi tertawa.

Floyd menatap lebih tajam lagi, dendam meluap luap dalam hatinya, tangannya Ia kepalkan keras keras sampai menyakiti dirinya sendiri.

"Oh yang lebih aneh lagi orang yang di pasangkan topengnya itu kenalannya.. Waa kamu selamat ya, beruntung..!" Mereka lanjut tertawa, tanpa menyadari keberadaan Floyd.

"Floyd..." Tim dari kejauhan memandang Floyd, Dia tahu hal ini akan berakhir buruk.

"Kamu.. Apa apaan.." Floyd memandang mata orang orang disitu dengan hampa. Dia teringat kembali semua hal yang telah dilaluinya.

Tanpa hesitasi, Floyd mengeluarkan kayu kayunya, melancarkannya kepada dada semua orang berpakaian tentara yang ada di sana. Floyd menarik kembali kayunya lalu menatap rendah mereka yang terjatuh.

"Tim... Aku akan pergi.." Floyd menunduk mendekati Tim

Tim menjawab kepadanya, "Ku tebak... Mencari portal..?".

Floyd yang memandangnya hanya mengangguk, selagi hujan perlahan turun dari atas mereka.

"Akan ku wakilkan kamu Tim..." Lanjut Floyd, meraih tangan Tim. 

Tim menjabat tangan temannya itu, "Ya.. Balaskan dendam pembuat mu.." Dia tersenyum.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang