The Mother Ship

39 4 0
                                    

"Selamat datang..!" Seorang pria bertopeng gas dengan sebelah mata tertutupi dan sebelah tidak tersenyum walau tak terlihat.  Ia menyambut kedatangan 3 orang yang datang dari pintu besar dihadapannya menuju lorong. Semua orang atau pasukan yang berada di sisi ruangan memberi hormat kepada mereka bertiga.

"Diam Goose...." Shika membentak orang yang ternyata bernama Goose itu.

Lebih detailnya lagi selain memakai gas mask yang unik, Goose memakai jas pesta berwarna ungu dan kuning bersamaan dengan dasi. Rambut nya berwarna putih dan matanya berwarna ungu.

"Sudah kak..." Usagi menyentuh tangan Shika untuk menenangkannya.

"Ahaha..~ Kenapa kamu bisa sebegitu jahat nya kepada sesama komandan...?" Goose tertawa kecil, mengulurkan tangannya kepada Shika. 

"Tch..." Shika terdengar kesal. "Goose... Apa kami dipanggil oleh tetua..?" Tanya komandan 5 bertopeng emas itu menyusul Shika yang berada di depan.

"Ahaha~ Komandan Dawn memang luar biasa...! Tetua telah menunggu di ruangan..." Dari tadi Goose hanya bisa tertawa layaknya seorang badut yang hanya ingin perhatian.

"Terimakasih... Shika Usagi..." Dawn perlahan melewati Goose, Shika dan Usagi juga mengikutinya dari belakang.

Dawn adalah orang yang terlihat kuat sebelumnya, orang yang dapat menghancurkan mantra Austin dengan mudahnya.

Mereka berjalan langkah demi langkah menuju ruangan dengan pintu yang sangat besar di ujung lorong. Pintu pun terbuka dengan sendirinya, mereka disambut oleh seseorang bertopeng gas biasa namun bertopi fedora. Baju nya sangat formal, Ia memakai kemeja dan juga dasi. Rambutnya juga terlihat sedikit berwarna pirang. Dia sedang duduk di kursi tertinggi diruangan tersebut.

"Tetua..." Mereka bertiga Shika, Usagi dan juga Dawn menunduk memberi hormat.

"Ah apa laporan kalian...?" Orang yang disebut sebagai tetua itu bertanya sambil memandang ke bawah mereka bertiga.

"Ada kumpulan orang yang berhasil mengalahkan Usagi dan Shika." Dawn berusaha melaporkan kejadian.

"Ah begitu begitu...." Orang tersebut mulai duduk tegak. "Apa kamu mengetahui lokasinya...?" Ia bertanya sekali lagi.

"Tentu saja... Dengan prediksiku aku menebak mereka ada di dimensi 1..." Jawab Dawn dengan kepala yang masih menunduk ke arah sang tatua.

"Dimensi 1..? Apa bagusnya dimensi itu.." Sang tetua bersender kembali ke tahtanya. "Ya sudah... Beri perintah ke seluruh pasukan untuk menyerang dimensi itu dalam beberapa hari lagi...." menunjuk ke arah pintu besar berada.

"Dapat dimengerti..." Usagi, Shika dan juga Dawn mengangkat kembali kepala mereka.

"Ajak Goose dan Benedict bersama kalian... Aku ingin mereka kalah..." Tatapan dingin sang tetua terasa dari balik topeng, membuat Dawn mulai serius lagi.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang