The Last One

27 3 0
                                    

Beberapa jam sudah berlalu dan jam pulang sekolahnya Lucy sudah tiba. Karena khawatir Ia segera kembali ke tempat Koraya untuk menjenguknya sekali lagi.

"Selamat sore" Lucy menyapa dengan ramah selagi membukakan pintu masuk. "Selamat sore~" Ia, disambut oleh Ender yang terlihat sedang menduduki punggung Ash saat sedang push up.

"Ha..?" Lucy menatap dengan kebingungan. "Saya akan langsung menjenguk Koraya..." Lanjut Lucy, berjalan melewati mereka berdua yang sedang asik sendiri dan Light yang sedang menonton mereka sembari meminum secangkir teh.

"Ya tentu silahkan... Ayo 20 lagi Ash...!!!" Ender berteriak dengan bersemangat, mengangkat kedua tangannya.

"HAAAAAA..!!" Lalu Ash berteriak, mempercepat gerakan push upnya.

"Halo Koraya..." Lucy memasuki ruangan dengan ceria.

"Hai Lucy..! Kamu datang untuk mengambil tempat makanmu ya...?" Tanya Koraya, menyerahkan tempat makan tersebut ke arah Lucy.

"A--- Iya iyaa...." Lucy tampak malu namun tetap saja menerima tempat makan tersebut dari tangan Koraya.

"Oh ya Koraya... Apa yang sebenarnya kamu rencanakan... Dimensi lah apapun itu.." Lucy duduk di sebuah kursi yang berada disisi kasur Koraya lalu menatapnya dengan serius.

"Hah... Kamu tahu dari mana..?" Koraya mengangkat alisnya dengan tekejut lalu bertanya balik. "Cade yang memberi tahuku..." Lucy berbicara lebih jelas.

"Oh... Begini.... Mereka semua bukan hanya orang yang kutemukan di dimensi lain.... Apa kamu familiar dengan orang bertelinga kambing itu..?" Koraya menunjuk Ash yang sedang push up dari dalam jendela besar ruangan medis itu.

"SEMBILAN PULUH DELAPANNN..!!!" Teriak Ash dengan sangat lantang sampai terdengar ke ruangan medis. "Yaaa~~ Ayo teruskann~~" Tawa Ender perlahan lahan mendukungnya.

"Y-ya orang itu...." Koraya menatap Ash dengan keanehan dan penuh penyesalan.

"Oh iya.. Dia familiar ya... Seperti karakter yang kamu suka gambar..." Jawab Lucy dengan santai, masih melihat ke arah Ash.

"Ya... Mereka semuanya adalah karakterku..." Jawab Koraya dengan membicarakan langsung ke intinya.

"Hahhh???! Beneran..??!" Lucy bangkit dari duduknya karena terkejut dan tidak percaya.

"Y-ya sepenuhnya begitu sih.. Tapi Lucy.. Bisakah kamu merahasiakan ini..?" Koraya memohon, menggaruk pipi sebelah kanannya.

"Ya tentu saja.... Aku berjanji..!" Lucy memberi jari kelingkingnya kepada Koraya. Lalu mereka berdua melakukan pinky promise atau bisa di sebut janji jari kelingking.

Setelah melepaskan jari Lucy, Koraya mengambil remot lalu menyalakan TV yang ada di ruangan tersebut. Hal yang pertama kali muncul adalah berita tentang kejadian yang terjadi di festival tempo hari.

'Diduga penyerangan dari pasukan tak dikenal menyerang festival tadi malam.. Menurut saksi pasukan tersebut memakai gas mask.. Dan diduga ada sekelompok orang yang melawan mereka... Apakah mereka musuh atau teman...? Polisi tengah sedang menyelidiki keberadaan mereka yang terlibat di peristiwa tersebut..'

"Itu kalian yakan..." Lucy memfokuskan diri kepada berita tersebut. "Ya." Jawab Koraya, menghembuskan nafas dalam dalam.

"Ah kita akan mendapatkan waktu yang buruk kalau diselidiki polisi.." Ox memasuki ruangan medis dengan secangkir kopi ditangannya.

"Ya..." Koraya mengucapkannya kedua kali nya.

"Lagi pula kamu siapa..?" Tanya Ox, melirik ke arah Lucy yang sedang duduk.

Lucy segera berdiri lalu sedikit membungkuk "Saya teman masa kecil Koraya, Lucy... Salam kenal..." Lalu Ia kembali berdiri tegak.

"Ah ya sudah.. Kamu terlanjur mengetahui tempat ini.... Tapi jangan kasih tahu seorangpun tentang tim dan tempat ini.." Ox meminum seteguk kopinya lalu meninggalkan ruangan itu perlahan lahan.

"Siap... Terima kasih..!" Ender membungkuk sekali lagi lalu tersenyum.

"Ya sudah aku pulang dulu ya Koraya.... Segera lah kesekolah ok..??" Lucy pergi meninggalkan ruang perawatan sambil melambaikan tangannya seperti tadi pagi. Koraya juga melambaikan tangannya.

"Terimakasih semuanya aku pulang duluan...!" Lucy berlari keluar tenda tanpa menghentikan lambaian tangannya.

"Bai baii~" Ender juga melambaikan balik walau masih saja duduk si atas punggung Ash.

"A-aku lelah Enderrr..." Ash sudah terdampar di atas lantai karena kecapaian, tetapi Ender tetap saja belum menyingkir.

"Kamu sendiri yang memintanya..." Jawab Ender sambil tertawa kecil.

Setelah meninggalkan tenda Lucy segera pulang dengan berjalan kaki.

Keesokan harinya Koraya masih belum sehat secara menyeluruh... Floyd masih beristirahat dengan tidak banyak melakukan aktivitas sedangkan Ash melakukan aktivitas setiap waktu. Habiki juga sudah dibuatkan tangan baru oleh Ox yang langsung dikenakan olehnya tengah subuh. Lucy juga menjenguknya seperti biasanya.

Keesokan harinya lagi semuanya sudah terlihat lebih sehat dari biasanya dan hari minggu tiba jadi Koraya tidak perlu bersekolah dan beraktivitas seperti kemarin.

"Selamat pagiii...." Sapa Koraya dengan bersemangat memasuki tenda, memulai hari.

"Pagi....!!!" Semuanya sudah terlihat semangat dan sudah bangun dari tidurnya sambil memakan sarapan mereka yang dibuatkan oleh Light seperti biasa, di atas sofa.

"Ox Aku akan memakan sarapan.. Kamu siapkan portal untuk orang terakhir...." Koraya berjalan menuju dapur untuk mengambil sepiring sarapan.

"Ok ok... Seperti apa kekuatannya...?" Ox meletakan piring sarapannya lalu mengambil portal deployer untuk mengaturnya.

"Ah.. Dia mempunyai kekuatan Telekenesis dan dunianya terdapat perang...?" Koraya menengok dari dapur menuju Ox.

The ImaginatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang