18.

550 48 21
                                    


Thanks vote part kemaren kemaren,,,

Gak bisa banyak bacot lagi, yang penting kalian respon gue next gitu kan?

Kuy lah gece, siapa tahu gue baek dan next besok wkwkkwk

Terimakasih yang udah folow gue :)

"Radevan Atmaja."

"Shit." Umpat Devan, saat baru saja berbalik arah dari warung.

"Masih hidup lo rupanya, gue kira udah membusuk." Devan memutar bola matanya kesal, dia benci dengan mantan pacar yang satu ini.

"Kenapa diem hah? Gue tahu masa penjara lo belum selesai. Siapa yang bebasin lo?"

"Bukan urusan lo!" Devan terus saja berjalan, tanpa menghiraukan cewek tadi mengajaknya berbicara.

"Tunggu dulu." Cegah Nita, menarik ujung jaket hitam pekat milik Devan.

"Jawab gue, siapa yang berani bebasin lo?" Devan berdecak, dia mengantongi 10 bungkus rokok yang baru saja dia beli.

Dia membalikan tubuhnya menghadap Nita, sesaat sebelum berbicara Devan tertawa sumbang.

"Gue orang kaya, bokap nyokap gue mampu buat bebasin gue satu hari setelah gue dipenjara. Lo ngeremehin keluarga gue?" Devan menaikan sebelah alisnya menatap Nita dengan pandangan remeh, siapa lagi yang berani meremehkan Nita selain satu orang ini?

"Cowok manja! Tahu gini, gue lebih baik suruh Argo buat hukum mati lo aja."

"Mana ada, aksi gagal memperkosa dapet hukum pidana mati? Lo sinting, semenjak gue tinggalin?" Nita diam termenung, tanpa sebab dia berjalan menjauh dari Devan.

"Gue tahu lo belum bisa move on dari gue." Ucap Devan menyeringai, dia punya tambahan rencananya. Ingatkan dia untuk menulisnya di note's nanti malam.

Revan berjalan mendekat pada Nita, dia mengelilingi tubuh Nita yang tampak meilhatnya biasa saja.

"Satu kecupan aja?" Tanya Devan yang membuat Nita menatapnya bingung, satu kecup ap--.

Belum sempat Nita berfikir, dia sudah mendapat tarikan tangan dari Devan dan, Devan lempar tubuh Nita pada tembok dan mendekatkan kepalanya pada leher jenjang Nita.

"Disini." Gumamnya lirih dan mendekatkan bibirnya pada leher Nita, satu setengah senti lagi bibir Devan menempel sepenuhnya pada leher Nita.

Namun, dengan satu kali hempasan Devan terjatuh dengan bibir yanh sedikit sobek.

"Satu tindakan lo deketin pacar gue, abis kemaluan lo ditangan gue!" Ucap Argo yang menarik Nita yang tampak menggigil ketakutan dan dengan patuhnya Nita kembali membuat salah paham diantara mereka berdua lagi.

"Udah, lo aman sama gue." Ucap lembut Argo yang menarik Nita pada pelukannya, dengan unsur tidak sengaja. Argo mengecup pelan puncak kepala Nita yang tampak lemah, dan menyandarkan pada dada bidangnya.

Argo letakan kepala Nita dan dagu dirinya sendiri pada puncak kepalanya.

Ucapan dan hatinya menolak, dan respon tubuh Nita hanya ingin sebuah pelukan. Gara selalu menyalahkannya diposisi apapun, dan hal itu membuat Nita merasa lelah, namun lelah hanya sedikit.

Setelahnya dia mau berjuang lagi.

"Thanks, gue nyaman sama pelukan singkat lo." Ucap Nita yang melepas pelukan tadi sepihak, dia berjalan berlalu pergi meninggalkan Argo yang terlihat tersenyum kecut.

"Nyatanya gue selalu lo anggap sahabat, gak lebih dan gak kurang. Segitu berharganya dia dihidup lo Nit, sampe dengan sekedar pelukpun lo keberatan." Gumam Argo yang masih melihat posisi tangan yang baru saja memeluk tubuh ramping Nita.

CDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang