23

384 30 5
                                    

"HEH LO ANJ**G!!" Seru Wiga yang sangat marah pada Argo yang terlihat jika tangannya menempel pada bahu Nita.

Terlihat jelas jika Nita menangis dengan sesenggukan, dan Argo yang berusaha menenangkan.

Argo memutar bola matanya malas.

"Apa? Gue cuma nenangin sahabat gue sendiri, lo gak perlu maki maki gue, teriak gue hewan haram!" Seru Argo kesal, dan tidak setuju dengan ucapan Wiga.

Pasalnya, Argo melihat Nita sedang terduduk diam dipinggir jalan. Dengan sesekali menghapus airmatanya yan terus menetes.

Sebenarnya, Nita tidak sendirian. Setelah pertengkaran hebat beberapa jam yang lalu Wiga meninggalkan Nita dipinggir jalan hanya untuk memberi waktu Nita sendiri.

Dan satu lagi, Wiga meninggalkan Nita untuk membelikan cemilan serta minum untuk mereka berdua, jadi bukan tanpa sebab Wiga meninggalkan Nita terlantar seperti ini sebelum bertemu dengan Argo.

"Gue udah berusaha sabar ngebiarin lo hidup ya, gue juga berusaha sabar dan mati matian gak ngebunuh lo sejak tiga tahun yang lalu!" Mata Argo memincingkan matanya meminta jawaban.

Bukankah keduanya baru saja bertemu.

"Sayang, udah. Aku udah gak papa, aku cum--"

"Diem kamu!" Bentak Wiga tidak mau mendengar alasan yang akan keluar dari mulut pacaranya.

"Udah berapa kali aku bilang jauhin dia, tapi kamu tetep aja gak mau jauhin dia. Sayang aku itu--"

Ucapan Wiga terputus saat Argo terlihat memutuskan ucapan mereka merasa diasingkan.

"Gue jadi cowok gak pernah tuh maki maki cewek, sampe serendah ini."

"Lo." Wiga menuding wajah Argo dengan jari telunjuknya.

"Sayang, udah ya." Ucap Nita yang memeluk tubuh tunggi Wiga mencegah pukulan Wiga yang akan segera melayang pada sahabatnya.

Wiga melepas rengkuhan itu dan memukul wajah tidak berdosa Argo yang terus membuat kesabarannya habis.

BUG

"Satu kali lagi gue nemuin lo deketin CEWEK GUE, abis lo gue buat gak bisa jalan sama kaki. Bahkan gue bisa buat kepala lo putus dari lehernya!"

"Ssstttt.... udah ya, kamu udah janji gak akan kebawa emosi. Kamu boleh marah marah, maki maki aku, tapi kamu jangan gampang kebawa emosi gini okey?" Nita terus mengelus dada Wiga yang menatap Argo berapi api.

Nita tahu benar apa yang akan terjadi jika saja Argo masih menimpali ucapan Wiga saat ini juga.

"Argo, gue mohon. Lo menjauh dari sini oke, gue minta tolong banget sama lo. Gue gak mau ada masalah antara kita bertiga, anggap aja diantara kita gak ada masalah kaya gini. Lupain apa yang barusan terjadi." Argo menatap Nita dalam diam.

"Tapi gue gak terima lo di maki ma---"

Ucapan Argo terpotong oleh pengakuan dan fakta menyakitkan dari mulut manis yang selalu Argo percayai dia akan mendapat balasannya walaupun sedikit saja.

"Gue terima! Gue terima semua yang Gara lakuin kara gue cinta sama dia, gue sayang sama di Go. Jadi stop jadi pahlawan gue seakan akan lo tameng dimana gue dapet masalah. Apapun yang Gara lakukan entah itu buat gue sakit ataupun lo gak terima, gue akan terima dengan senang hati."

CDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang