45

222 25 6
                                    


Masa kuliah, adalah masa dimana lo harus menjadi pribadi yang lebih baik, dan menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.












"Kenapa?" Salsha menggelengkan kepalanya tidak tahu, maksudnya tidak mengerti.

"Gimana hasil ujiannya? Memuaskan?" Tanya Aldi yang membuat Salsha sedikit tersenyum tipis.

"Sedikit." Jawab Salsha dengan jujur.

"Gak begitu mengecewakan, tapi lumayan." Lanjut Salsha yang dibalas dengan elusan singkat dari Aldi.

"Kamu tahu kan? Aku takut banget pas kamu ujian kelulusan kemarin." Salsha sedikit memberi pengertian, memang tidak diduga duga.

Salsha juga tidak begitu tahu, ujian matematika biasanya dilakukan saat hari kedua setelah Bahasa Indonesia.

Akan tetapi, saat mengerjakan Bahasa Indonesia, Salsha tidak apa apa.

Tubuhnya sehat.

Saat, hari kedua. Akan berangkat sekolah, dengan tiba tiba kepala Salsha seperti berputar putar, jika membuka kedua matanya dunia seperti berputar begitu kencang, tidak ingin berhenti.

Jam menujukan pukul sembilan pas, otomatis bingung.

Keadannya membuat geger satu rumah, Salsha akan berangkat sekolah, dia berhasil memuntahkan isi perutnya lima kali bolak balik kamar mandi.

Melelahkan, dan sangat tiba tiba.

Aldi syok parah, padahal ujian akan dimulai satu jam lagi.

Salsha yang tidak bisa berhenti mengeluarkan isi perutnya, dan akan lemas dan hampir pingsan
Sungguh, ujian hari kedua membuat Aldi akan mati.

Bahkan, pelajaran yang baru saja dipelajari seperti hilang ditelan bumi.

"Maaf."

"Aku juga gak tahu kenapa bisa kaya gitu, semua terjadi gak direncanain sama aku." Aldi menautkan jarinya dengan sangat halus, Salsha menyukainya.

"Aku takut banget pas kamu muntah muntah gak bisa berhenti. Yang ada dipikiran aku, gimana kamu bisa ujian, dan ujian nasional kamu gak akan mau kalo ikut ujian susulan." Salsha tertawa, sedikit.

Tapi, sungguh. Salsha saat mengingat wajah Aldi yang begitu panik, dan terus memanggil namanya agar Salsha tersadar dan sedikit membaik.

Wajah Salsha yang sudah sangat pucat, Aldi yang menepuk kedua pipi Salsha agar tidak tertidur. Semua itu romantis.

Jelas jelas jika dua mata Salsha terbuka, rasanya pusing dan ingin jatuh.

Minum obat masuk angin, Salsha berhasil mendingan. Tapi, lima menit setelahnya Salsha kembali memuntahkan isi perutnya.

Padahal, sarapannya sudah keluar dimuntahkan yang kedua kali.

Yang keluar hanya cairan putih, dan itu benar benar membuat Aldi panik.

Saat sudah lebih baik, Salsha berhasil berangkat dengan sweater hangat dan tebal, mengerjakan ujian dengan bantuan obat masuk angin oles.

CDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang