30

538 36 8
                                    

30. "JADI SELAMA INI GUE NAMPUNG PENGKHIANAT?"

Jika tuhan bertanya kapan aku merasa bahagia, aku akan menjawab 'saat aku bisa membahagiaakan kedua orangtuaku dengan memberikan mereka cucu yang lucu' klasik kan. -Wiga versi kalem.

Satu pasang anak remaja baru saja menuntaskan kegiatan terpanasnya, siapa lagi kalau bukan Wiga dan Nita.

Alasan?

Tidak ada.

Namun semua itu tidak mungkin, Wiga bukan semacam pria hidung belang yang selalu meminta jatahnya setiap satu minggu tujuh kali.

Dia hanya melakukan itu dikala kepalanya sangat sakit, dan membutuhkan ketenangan. Ya seperti ini, semenjak Nita menjadi miliknya seutuhnya kapan Wiga merasa kesepian.

Dan ini belum diketahui, jika 'sudah' bukan hanya Nita yang akan kena amuk, sudah pasti dia akan kembali mendapati teriakan 'ANAK KURANG AJAR TERLAHIR DARI IBU YANG KURANG AJAR!'

Wiga sangat benci ucapan itu, jika bundanya kurang ajar karna melarang ayahnya selingkuh apa itu dikatakan kurang ajar.

Jika iya, pemikiran kalian sama dengan ayah Wiga. Tentu saja papa dari Sadewa.

Apa pernah Wiga juga membalas se.ua teriakan itu? Jawabannya pernah dan satu kali menjawab Wiga langsung mendapat balasan tidak sedikit.

Bahkan anak kandungnya juga dihajar habis habisan sampai Wiga sempat depresi dan hampir gila. Bundanya masih diam saat melihat suaminya menganiaya anaknya seperti itu dengan memberi perlindungan pada Wiga.

Namun semua itu hancur saat kenyataan kembali membuat Wiga benar benar ingin menghajar habis ayahnya karna ternyata ayah kandungnya bukan hanya selingkuh dan main belakang.

Karna mama Sadewa adalah mantan ayah yang masih belum bisa dilupakannya sampai dia membuat Sadewa setelah membuat Wiga, kalian paham?

Jadi, bisa kalian simpulkan seberapa bencinya Wiga dan almarhumah bundanya untuk seorang bajingan yang sangat brengsek itu?

Bagaimana bundanya bisa sabar dan tidak memilih mati dan meninggalkan anaknya karna pikirannya buntu, tragedinya sangat jelas. Karna saat itu Wiga melihat jelas saat bundanya mengiris nadinya dan memberi luka dalam pada perutnya dengan menusuk gunting pada bagian perutnya.

Dia juga memasuki bak mandi dengan air penuh dalam dua menit saja air di bak mandi itu langsung berubah menjadi darah pekat.

Wiga yang masih terlalu muda untuk mengerti artinya kematian hanya bisa menangis dan berusaha menarik tangan bundanya yang sudah tidak bernyawa.

Saat itu Wiga baru lulus Sekolah Dasar.

"Kamu kenapa?" Tanya Nita yang menepuk pelan wajah Wiga untuk menyadarkannya dari lamunannya.

Wiga menatap dalam netra mata Nita dengan serius lalu membenarkan anak rambutnya menyelipkannya ke belakang telinga.

"Maaf buat selama ini, aku selalu egois tentang kamu." Nita tersenyum, dia merasa tidak papa. Saat semua cewek menatap Wiga lapar karna parasnya dan Nita berusaha menjaga perasaannya agar Wiga nyaman saat melihatnya tanpa satu cowokpun.

CDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang