1.

1.5K 84 10
                                    

Buat pembaca lama dan pembaca baru, mohon bersabar ya.
















"Apa kabar sayangku Bella unch unch unch," Aldi mencubit dua pipi Bella sedang duduk manis di kantin tidak canggung.

Bukannya risih, Bella senang diperlakukan seperti pacarnya. Ya, Aldi dan Bella sudah menjalin hubungan selama 52 jam yang lalu. Sayangnya, sekarang mereka sedang tidak dikantin sekolahnya. Aldi iseng saja pergi ke kantin sekolah Bella.

"Kok telat si?" Bella bertanya karna sering kali Aldi terlambat saat akan makan siang bersamanya. Padahal saat tahap akan berpacara Aldi sering menempel atau setidaknya delapan jam satu hari.

Tidak jarang Bella berfikir jika Aldi sangat mengharapkan Bella sangat jauh, bukan sebaliknya. Lupakan sikap aneh Aldi saat bersama Salsha, sekarang hanya ada kata manis dan gombalan receh yang Aldi keluarkan. Perlu bukti?

"Sayang," panggil Aldi pada Bella yang masih fokus pada makanannya. Bella mengangkat kepalanya, dirinya kembali mengunyah makanannya. Lalu "Apa," jawabnya pada Aldi. Dan setelahnya dirinya kembali memakan makanan yang sudah akan habis.

"Coba buka kacamatanya," minta Aldi lagi sangat lembut, Bella menganggukan kepalanya ragu. "Mau ngapain?"

"Buka aja, aku mau liat kamu lebih deketagi dari tatapan mata kamu," Kedua mata Bella menaikan kesal, apa Aldi berusaha mengejek? "Kamu ma--"

"Enggak, ya Tuhan," keluh Aldi saat Bella masih tidak percaya padanya.

Dengan memakan habis bakso yang terakhir, Bella meminum Es Teh terakhirnya, kemudian membersihkan bekas makanan dan minumannya disudut bibir Bella membuang tisu tadi tepat di mangkok. Lalu diri kembali melihat Aldi yang sedang meminum jus jeruk yang dipesankan Bella.

Bella membuka kacamatanya dan meletakannya didekat mangkok tadi. "Coba aku lihat," minta Aldi singkat dan memperhatikan bola mata pacarnya yang baru saja terjalin 52 jam yang lalu, itu.

'Oh, dia cantik tapi sangat polos.''

"Ada apa di mataku?" tanya lagi, pasalnya Aldi hanya diam dan tersenyum. "Kalo kamu gak pake kacamata itu," Aldi menunjuk kacamata yang bertengger bebas diatas meja.

"Kamu lebih cantik dari sebelumnya," sambung Aldi dengan ucapan manis, Bella hampir saja berteriak histeris hanya karena ucapan biasa seperti itu.

Bella bukan gadis cupu sama sekali, Bella sangat natural dan sombong tentu saja. Namun? semua gelar menyebalkan yang Bella miliki tertunduk pada Aldi.

Aldi mendapat telfon lain dari ponselnya, dengan melirik sebentar dan memperhatikan bagaimana situasi mengambil kesempatan kecil. Aldi meminta izin dengan sopan, karena Karin menelfonnya.

"Hallo," sapa Karin dengan suara sebalenahan marah. "Iya beb, ada apa?"

"Kamu kenapa tadi pagi gak jemput aku? katanya kamu mau jemput aku, aku udah nunggu kamu sampai jam 8, kamu enggak jamput?" Aldi memukul keningnya lupa. Astaga!

"Emm. Itu, tadi aku kesiangan. Jadi lupa mau jemput kamu, sayang" Aldi mencari alasan masuk akal. "Aku tadi pagi berangkat sekolah telat, kamu harus tanggung jawab jemput aku hari ini. Pokoknya harus dijemput enggak telat, aku enggak mau terima penolakan!" panggilan terputus satu pihak, Karin memutuskan sambungan telefonnya egois.

'Anjir gue harus gimana,' runtuk Aldi dalam hatinya. Aldi mempunyai pacar lebih dari satu, dan mungkin ini akan mempersulit dirinya sendiri. Anehnya, Aldi menikmatinya.

•••

"Beb gue pulang dulu ya, mau nganterin Mochi ke salon. Soalnya dia ada acara nanti nalem, kamu bisa pulang sendiri kan?" tanya Aldi dengan wajah tidak bersalah, Aldi terlihat sangat santai seakan-akan hal ini sudah terlalu biasa.

CDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang