49

222 29 4
                                    

20v dari 137 :)










Harmonis tidak menjamin hubungan tetap terjaga, nyatanya diri sendirilah yang merusak kepercayaan dalam hubungan dengan perasaan curiga.











"Kenapa?"

Salsha menggelengkan kepalanya, lalu dia menyandarkan kepalanya pada bahu kokoh Aldi.

"Katanya mau keluar?" Tanya Aldi yang sama sekali tidak membuat Salsha merubah posisinya.

"Gak ah, mager." Aldi tersenyum, dia mengelus kepala Salsha sedikit memperbaiki tatanan rambut Salsha yang nyatanya sangat berantakan.

"Baru bangun, ya?" Salsha memanggukan kepalanya, dan kembali menutup matanya lagi.

Jujur Salsha masih mengantuk, tapi saat Aldi menelfonnyadan mengatakan sudah berada di rumah membuat Salsha melangkah malas membukakan pintu rumahnya.

Mama dan papanya sedang pergi ke rumah nenek dari papanya.

Sekarang, Salsha ditinggal.

Katanya ada undangan pernikahan, tapi katanya lagi mama dan papa akan menginap dirumah neneknya.

"Jam sembilan siang, padahal." Salsha mendusel kepalanya pada bahu Aldi dan mencari posisi nyamannya.

"Tadi malem mama papa pulang kerja jam duabelas malem, aku yang bukain pintu. Bibi udah tidur, kak Satya juga udah gak dirumah."

"Aku, habis bantuin mama packing baju. Katanya mau nginep dirumah nenek, langsung ke Batam." Aldi mengangguk, dia kembali mengelus rambut panjang Salsha.

"Katanya mau jalan jalan, beneran batal?" Salsha menganggukan kepalanya malas, dia Sekarang menumpukan kepalanya pada paha Aldi.

Entah kenapa sekarang Salsha malas pergi jauh, mungkin karena otaknya sudah terkuras habis kemarin.

"Gimana, lulus seleksi masuk kampus?" Tanya Aldi lagi, Salsha hanya menjawab dengan mata yang tertutup rapat.

"Gak tahu, pengumumannya besok."

"Kamu gimana?" Tanya Salsha yang masih menutup kedua matanya, Aldi mengelus area wajah Salsha dengan pelan.

"Kemungkinan." Salsha sedikit terkekah saat Aldi mengelus dagu Salsha pelan.

"Lusa langsung masuk katanya?" Salsha menganggukan kepalanya setuju, dia meringkuk merapatkan wajahnya pada perut Aldi.

"Kamu diet?" Tanya Salsha yang dijawab gelengan kepala oleh Aldi.

"Lumayan keras juga perut kamu, yang." Aldi terkekeh mendengarnya, lalu mengeratkan kepala Salsha agar menempel sempurna dengan perutnya.

"Aldi pengap!" Seru Salsha kesal dengan mencubit paha Aldi ganas, disusul ringisan pelan.

"Sakit, sayang." Bibir Salsha mengerucutkan bibirnya, tidak perduli.

"Siapa suruh juga." Aldi terkekeh, dia menarik kepala Salsha dan sedikit mengecupnya pelan.

"Udah sarapan?" Salsha menggelengkan kepalanya untuk menjawab.

"Mandi sana, bau." Komentar Aldi lagi dengan memencet hidungnya untuk menutup lubang masuk udaranya.

"Mager, kamu tahu kan arti kata mager?" Aldi kembali memutar bola matanya malas, dasar cewek!

"Buruan mandi, aku mau tunjukin sesuatu sama kamu." Salsha menggelengkan kepalanya malas, tangannya meraih remot dan menyalakan televisi didepannya.

CDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang