BAB 11

11.3K 469 8
                                    


"Mas, Ara pergi sekolah dulu ya Mas," pamit Zahra kepada Dito.

"Kamu yakin gak mau Mas anter atau Kang Ujang gitu?" tanya Dito.

"Iya, Ara yakin Mas, yaudah Ara berangkat sekolah dulu ya Mas, Assalamualaikum," pamit Zahra menciumi tangan suaminya.

"Iya hati-hati di jalan, waalaikumsalam," ucap Dito di balas anggukan oleh Zahra.

***

Kini Zahra, Mita, dan Tasya menuju kelas mereka sambil berbincang-bincang.

"Guys gak kerasa ya bentar lagi kita pisah," ucap Mita sedih.

"Iya, aku sedih harus pisah sama kalian," ucap Tasya juga ikutan sedih

"Sya, Ta setelah kalian lulus nanti kalian mau lanjuti kemana?" tanya Zahra.

"Kalau aku mau lanjuti ke UI Ra, kalau kamu?" jawab Mita sekaligus bertanya balik kepada Zahra.

"Sama dong Ta aku juga mau kesana, jadi kita bisa bareng-bareng lagi dong," ucap Zahra senang.

"Iya Ra,"jawab Mita "kalau kamu mau kemana Sya?" tambah Mita.

"Aku kayaknya bakalan pisah deh sama kalian," ucap Tasya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Maksud kamu Sya?" tanya Zahra.

"Setelah aku lulus nanti, aku bakalan pindah kerumah nenekku yang di Bandung sekaligus aku lanjuti pendidikan disana,"ucap Tasya sembari mengusap air matanya, entah kenapa air mata itu jatuh tanpa diperintah terlebih dahulu..

"Sya kenapa kamu harus pindah sih?" tanya Mita yang sebentar lagi akan mengeluarkan tetesan bening dari matanya.

"Karena nenek aku udah sakit-sakitan, nenek juga tinggal sendirian disana.  Jadi aku sama keluargaku mau merawat nenek disana sama-sama," jelas Tasya.

"Aku bakalan kangen banget sama kamu Tasya," ucap Zahra memeluk sahabatnya dengan sayang dan di ikuti oleh Mita.

"Aku juga," balas Tasya.

Tanpa mereka sadari mereka menjadi pusat perhatian di kelas dan ternyata guru mereka sudah masuk kedalam kelas.

"Zahra, Mita, Tasya kenapa kalian peluk-pelukan kayak gitu?" tegur Bu Berta.

"Lagi sedih," ceplos Mita.

"Sedih kenapa?" tanya Bu Berta.

"Tasya mau pindahan, jadi kita jarang ketemu lagi," ucap Mita yang masih belum menyadari kedatangan Bu Berta.

"Eeh, aku ngomong sama siapa?" tanya Mita merengangkan pelukannya dengan kedua sahabatnya itu.

Mita pun meredarkan pandangannya dan tanpa disengaja matanya bertemu dengan Bu Berta.

"ASTAGHFIRULLAH, ADA BU BERTA," toa Mita.

Membuat Tasya dan Zahra kaget dan langsung duduk ke tempat mereka masing-masing.

"Udah selesai acara sedih-sedihnya?" tanya Bu Berta.

"Udah Bu," kompak Zahra,Mita dan Tasya kompak sambil menundukkan kepalanya.

"Baik anak-anak mari kita mulai pelajaran," ucap Bu Berta mengawali pembelajaran pagi ini.

Mereka pun mengikuti proses belajar dan mengajar secara khidmat dan mencatat apa yang yang dituliskan guru di papan tulis.

***

"Sya aku duluan ya," pamit Zahra.

"Iya Ra hati-hati di jalan, kalau jatoh bangun sendiri ya," canda Tasya.

"Ashiaap," balas Zahra lalu pergi dari hadapan Tasya.

Zahra sengaja pulang jalan kaki, bukan karena ia tidak punya uang tapi karena Zahra ingin berhemat. Lagi pula jarak rumahnya ke sekolah tidak terlalu jauh.
Selama perjalanan Zahra terus melantunkan shalawat untuk Nabi Muhammad. Tanpa Zahra sadari ia sudah sampai di rumah.

"Assalamualaikum," salam Zahra.

"Waalaikumsalam non," sahut Bi Inah sambil membukakan pintu untuk Zahra.

"Bi boleh minta tolong gak Bi tolong bikinin aku jus dong Bi, aku haus banget nih," pinta Zahra sembari memasuki rumahnya.

"Baik non,ctunggu bentar ya non"

"Iyaa Bi"

Zahra pun langsung ke kamar untuk bersih-bersih karena badannya sudah terasa lengket banget.

Setelah Zahra selasai mandi Zahra langsung ke bawah.

"Ini non jus nya udah jadi," ucap Bi Inah memberikan jus itu ke Zahra.

"Makasih ya Bi," ucap Zahra langsung meminumnya.

"Iyaa non," jawab Bi Inah kembali ke dapur menyiapkan makanan nanti malam.

Zahra duduk di ruangan tamu sambil membaca novel sekalian menunggu suaminya pulang.
Zahra sangat suka membaca bahkan ia suka nulis di wattpad, itu sudah menjadi hobi baginya.
Tak lama kemudian Dito pun pulang.

"Assalamualaikum," salam Dito memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, Mas udah pulang?" jawab Zahra berdiri menghampiri Dito.

"Udah lah sayang kalau mas belum pulang mana mungkin mas ada di sini sayang," jawab Dito lembut.

"Oh iya iya," ucap Zahra cengengesan.

"Mas duduk sini dulu ya, aku mau ke dapur bikini Mas teh," lanjut Zahra, Dito pun langsung duduk dan jujur saja saat ini Dito sangat lelah.

"Udah sayang gak usah repot-repot," tolak Dito halus, ia tidak mau merepotkan istrinya.

"Ga kok Mas ini udah kewajiban aku sebagai istri Mas," jawab Zahra.

"Makasih ya sayang," ucap Dito di balas senyuman oleh Zahra.

Tak perlu menunggu waktu yang lama Zahra pun sudah kembali dengan membawakan secangkir teh hangat untuk Dito.

"Ini mas," ucap Zahra menyodorkan teh kepada Dito. "Hati-hati panas Mas," sambung Zahra. Dito langsung meminum teh buatan istrinya itu dengan perlahan.

"Gimana rasanya Mas?" tanya Zahra penasaran.

"Manis,"Dito menjeda perkataannya. "Manis kayak kamu," sambung Dito.

"Gombal," ucap Zahra memukul pelan  lengan Dito.

"Tapi kamu suka kan?" goda Dito.

"Iih, apaan sih Mas, udah sana Mas mandi dulu gih udah bau kambing tuh," usir Zahra.

"Iyaa ,tapi kamu yang mandiin Mas ya," ucap Dito manaik turun kan alisnya.

"Iiihh, ko mas mesum sih," ucap Zahra bergedik ngeri.

"Ta pa lah, kan Mas mesum sama istri sendiri,"

"Udah sana, Mas mandi dulu," usir Zahra.

"Ya, iya," ucap Dito sebelum Dito,  meninggalkan Zahra Dito mencium sekilas pipi istrinya.

Cup

"Kebiasaan deh," protes Zahra.

"Tapi kamu suka kan?"

"Au ah gelap," ucap Zahra, lalu pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk suaminya.

●♡●

Bersambung...

Jangan lupa vote+comment  😙

Kekasih Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang