BAB 31

8.3K 347 31
                                    

"Dek kamu yakin pulang ke rumah?,"tanya Ilham.

"Iya kak..aku yakin"ucap Zahra meyakinkan kakaknya.

"Apa kamu sanggup liat Dito dan Arsya berduaan terus-terusan?"tanya Ilham lagi karena tidak yakin adik semata wayangnya ini sanggup melihatnya.

"Iihh kak Ilham lebay deh...mending kakak antar aku pulang aja..aku udah cape nih kak"rengek Zahra.
Ilham hanya menarik nafasnya dalam-dalam dan melepaskannya secara perlahan.
Lalu menyalakan mesin mobil nya.
Selama perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti adik kakak itu tidak ada yang mau memulai percakapan terlebih dulu.
Ilham terus-terusan melirik adiknya,tampak jelas dari wajah Zahra kalau ia sedang berada di titik terlemahnya.
Mungkin Zahra bisa menyembunyikan kesedihannya di depan orang lain namun Zahra tidak bisa menyembunyikan nya di depan Ilham.

Ilham pun mengelus kepala Zahra"udah..gak usah di pikirin terus-terus"ucap Ilham lembut sambil tersenyum ke arah Zahra,Zahra pun membalas senyuman Ilham.

Lebih kurang setengah jam akhirnya Zahra nyampai juga.

"Kakak gak mampir dulu?"tanya Zahra.

"Kaya gak dek,kapan-kapan aja kakak mampir ya"ucap Ilham.

"Iya kak"ujar Zahra.

"Kalau gitu kakak pulang dulu ya,jaga kesehatan kamu"pesan Ilham sebelum pergi.

"Siaap bossque"canda Zahra.

"Assalamualaikum"pamit ilham.

"Waalaikumsalam"jawab Zahra.

Zahra pun masuk kedalam rumah
dengan hati yang mulai tenang sambil melantunkan shalawat-shalawat untuk baginda nabi.
Zahra berencana ingin pergi ke dapur hendak mengambil minum,namun ia urungkan karena tampak di sana ada pasangan kekasih yang sedang bersada gurau.

Dan terlihat di sana laki-laki yang slalu ia cintai sedang mengusap kepala seorang gadis yang tak lain istri keduanya.
Rasanya pertahanan Zahra mulai roboh...apakah dia sanggup melihat kemesraan suaminya dengan istri keduanya setiap hari.
Zahra pun berlari ke lantai atas lalu masuk ke dalam kamarnya.Disanalah Zahra menumpahkan apa yang ia rasakan saat ini.
Zahra duduk di tepi ranjang nya sambil memegangi lututnya agar isak tagisan nya tidak kedengaran sampai ke bawah.
Siapa pun yang melihat kondisi Zahra saat ini pasti prihatin dengan baju yang sudah lusuh dan jilbab yang ia kenakan pun sudah basah akibat air matanya yang terus-terusan mengalir tanpa henti.
Kaki Zahra pun juga luka karena tidak sengaja menginjak pisau yang terletak di bawah meja riasnya sehingga mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Tapi luka itu tidak sebanding dengan apa yang Zahra rasakan saat ini.

Dito POV

"Sya sekarang kamu tidur ya..."ucap Dito.

"Bentaran lagi lah kak..aku masih mau cerita sama kak"ucap Arsya manja.

"Kan kamu masih belum sehat total Sya"ucap Dito membuat Arsya mengerucutkan bibirnya.

"Aku gak mau"ucap Arsya melipat kedua tangannya di depan dadanya.Dito pun mulai jengah melihat sikap Arsya yang ke kanak-kanakan ini.
Dengan sigap Dito langsung membopong tubuh Arsya menuju kamarnya dan meletakkan nya dengan hati-hati.

"Sekarang kamu tidur"perintah Dito.

"Trus kakak gimana?"tanya Arsya.

"Kakak mau nemui Zahra dulu,kamu tidur duluan aja"jelas Dito,membuat Arsya berdecak kesal.

"Ya udah deh"ucap Arsya.
Arsya pun mengumpat-ngumpat di dalam hati nya.
"Seharusnya ini malam pertama aku sama kak Dito,gara-gara ada Zahra jadi gagal deh semuanya"

Kekasih Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang