BAB 9

11.6K 528 1
                                    


Dito pun terbangun karena mendengar suara azan dan langsung mengambil wudhu dan siap-siap untuk pergi ke mesjid.

Sebelum berangkat Dito membangunkan Zahra yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"Zahra bangun sayang, udah subuh," panggil Dito sambil menepuk-nepuk pipi Zahra pelan.

Tapi Zahra hanya menggeliat dan tidak mendengarkan perkataan Dito, membuat Dito gemas sendiri dibuatnya.

"Ya ampun sayang susah banget sih di banguninnya," ucap Dito sambil memencet hidung Zahra beberapa kali.

"Iya sebentar lagi mas," ucap Dito dengan suara seraknya.

"Gak ada bentar-bentaran lagi sayang nanti keburu siang loh, ayo bangun Zahra," ucap Dito.

"Iya aku bangun tapi ada syaratnya," ucap Zahra dengan senyum jahilnya.

"Apa syaratnya?" tanya Dito.

"Cium dulu," ucap Zahra sambil menunjuk-nunjuk pipinya.

"Kan mas udah ambil wudhu sayang," ucap Dito.

"Kalau kamu gak mau ya udah"ucap Zahra pura-pura ngambek.

"Ya, iya istriku yang manja," ucap Dito sambil memcium pipi kanan Zahra. Zahra tersenyum lebar mendapatkan morning kiss dari suaminya. Baru Zahra ingin bangun Dito malah mencium bibirnya terlebih dulu dan membantu Zahra untuk bangun.

"Ya udah mas ambil wudhu lagi," ucap Dito sambil lari terbirit-birit menuju kamar mandi.

Sedangkan Zahra masih memegangi bibirnya,tak lama kemudian Zahra berteriak.

"Iiih... mass Ditoooo kebiasaan banget deh nyium bibir aku," teriak Zahra membuat Dito langsung menutup telinganya.

Kurang lebih 2 menit Dito pun keluar dari kamar mandi.

"Tapi kamu suka kan," goda Dito.

"Au ah," kesal Zahra dan berlalu menuju kamar mandi.

Dito yang melihat tingkah laku istrinya itu hanya terkekeh geli dan siap-siap berangkat ke mesjid.

***

Selesai shalat Zahra langsung kebawah untuk menyiapkan sarapan pagi.
Ketika Zahra telah sampai di dapur ternyata sudah ada Fatimah-Bunda Zahra dan Sheila kakak ipar Zahra.

"Pagi sayang," sapa bunda.

"Pagi bun," balas Zahra.

"Mau masak apa kak?" tanya Zahra kepada Sheila.

"Masak apa ya"ucap sheila sambil memegangi dagunya, "Gimana kalau kita masak bubur ayam aja, pasti enak kalau pagi-pagi gini makan bubur," tambah Sheila.

"Hmm... boleh juga kak," ucap Zahra menyetujui saran Sheila.

"Bunda," panggil Zahra sambil mengambil ayam di kulkas.

"Iya sayang," balas Fatimah.

"Hmm Bun... nanti Ara sama mas Dito mau pindah ke rumah kita yang baru bun," ucap Zahra sedikit ragu memberitahuknan hal ini kepada Bundanya.

"Emangnya Dito udah beli rumah Ra?" tanya Fatimah.

"Udah bun, maaf ya bun Dito gak kasih tau soal ini ke Bunda, soalnya Dito ingin beri kejutan sama Zahra" ucap Dito duduk di kursi meja makan.

"Lho mas, kapan datangnya?" tanya Zahra kaget melihat suaminya sudah duduk saja disana padahal tadi belum ada.

"Dari tadi lagi Zahra, kamu aja yang gak liat mas," balas Dito.

Kekasih Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang