"Sayang bangun sayang," panggil Dito menggoyang-goyangkan bahu Zahra.
"Hmm,"Zahra hanya bergumam, bukannya bangun tapi Zahra malah melanjutkan tidurnya.
"Bangun sayang, kamu gak lupakan kalau kamu masih ujian sekarang?" tanya Dito.
"Ujian," ulang Zahra dengan suara seraknya.
1..
2..
3...
"Demi apa... mami peri nikah sama Aliando syarif?" toa Zahra langsung terbangun dari tidurnya. Kenapa ia sampai lupa, kalau ia masih ujian sekarang.
"Lho kok malahan bahas mami peri nikah sama Aliando sih?" heran Zahra.
"Mana mas tau," acuh Dito.
"Iih mas kok aku gak di bagunin aku sih, kan aku jadi telat," ucap Zahra turun dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi.
"Mas udah banguni kamu dari tadi tapi kamunya aja gak bangun-bangun kaya kebo," cibir Dito.
"Tega banget sih mas ngatain istrinya kebo, mana ada kebo cantik kaya aku ni," teriak Zahra di dalam kamar mandi.
"Ish... cantik dari mana coba, udah pendek, jelek lagi," balas Dito.
"....."
Tak perlu menunggu waktu yang lama kini Zahra sudah rapi dan bersiap untuk pergi sekolah.
"Mas ayo mas, nanti keburu telat mas," desak Zahra, ia tidak mau talat, ia harus tepat waktu.
"Iyaa tunggu bentar sayang, sepatu mas belum terpasang ini."
"Ntar aja di pasangnya mas, pakai sedal aja dulu... nanti di dalam mobil aja di pasang sepatunya," ucap Zahra sambil memberikan sandal jepit ke Dito.
"Iya, iya"sebal Dito. Kalau begini Dito harus nurut saja apa kata istri. Apalagi istrinya lagi rempong kayak gitu. Dia yang susah dibanguni tapi Dito kena getahnya. Nasib-nasib punya istri rempong.
***
"Akhirnya sampai juga, untung gak telat," ucap Zahra bernapas lega.
"Untung gak telat," cibir Dito.
"Iih... ko aku di ledekin sih"
"Au ah"
"Mas marah ya"
"Pikir sendiri"
"Yaudah deh aku mintak maaf, mana sepatu mas biar aku pasangin," ucap Zahra merasa bersalah menyuruh suaminya pakai sandal jepit.
"Mas gam marah kok, udah masuk... nanti kamu telat, mas bisa pasang sendiri kom sayang," ucap Dito lembut.
"Benaran nih gak mau aku pasangin?" tanya Zahra lagi.
"Ga usah sayang... udah masuk sana"
"Ngusir nih ceritanya"
"Bukan gitu sayang, takutnya kamu telat nantinya,"
"Heheh iya mas aku masuk dulu ya, Assalamualaikum," pamit Zahra mencium punggung tangan Dito dan dibalas kecupan manis di keningnya oleh Dito.
"Iyaaa sayang, Waalaikumsalam"
***
"Akhirnya kita bebas juga dari namanya ujian..." lega Tasya.
"Gaes gaj kerasa bentar lagi kita bakalan pisah," ucap Mita sedih.
"Iyaa ya, aku pasti bakalan rindu sama kalian," ucap Zahra dan langsung di peluk oleh kedua sahabatnya itu.
"Ho'oh dede jadi sedih," alay Tasya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal [END]
Tienerfictie[B e l u m r e v i s i] Siapa yang tidak akan kaget saat mendengarkan kata "PERJODOHAN" dengan seorang pemuda yang sukses bahkan pemuda yang sangat diidam-idamkan oleh para kaum hawa diluar sana. Namun tidak bagi Zahra, ia merasa itu adalah sebuah...