EKSTRA PART #1

13.9K 395 27
                                    

Bulan ini kandungan Arsya sudah genap sembilan bulan.Dan kata dokter tinggal menunggu hari lagi.
Dito memutuskan untuk tidak pergi ke kantor sampai Arsya melahirkan.
Dito terus menemani kemana Arsya pergi dan begitu pula dengan Zahra.Segala urusan rumah kini Zahra yang mengurusinya.Zahra tidak mengizinkan Arsya membantunya.

"Kamu kenapa Sya?"tanya Dito khawatir karena Arsya terus memegangi perutnya.

"Gak tau nih mas,tiba-tiba perut aku sakit auh.."ringis Arsya.

"Mas bawa ke rumah sakit aja mas,Mana tau Arsya mau lahiran,"ujar Zahra tiba-tiba dan langsung di iyakan oleh Dito.

Dengan perlahan Dito membopong tubuh Arsya menuju mobil.
Sedangkan Zahra mengemas barang-barang yang akan di perlukan nanti.
Tidak perlu waktu lama bagi Zahra mengemaskan barang.
Zahra menyusul Dito sambil membawa ransel berukuran sedang di punggungnya.

"Mas ayo mas,"ajak Zahra setelah masuk ke dalam mobil.

Dito mengendarai mobil lumayan kencang.Karena Arsya terus menangis menahan sakit.

***

Sekitar 30 menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit dan Arsya langsung di tangani oleh dokter.

Keluarga Dito dan Zahra sudah mulai berdatangan karena Zahra menghubungi mereka semua selama perjalanan menuju rumah sakit.

"Bagaimana keadaan Arsya Dito?"tanya Rizal mendekat ke arah putranya.

"Belum ada kabar yah,"balas Dito menggenggam erat tangan Zahra yang duduk di sampingnya.

"Doa'kan saja Arsya tidak kenapa-napa,"Lanjut Fatimah.

Di tengah-tegah perbincangan mereka dokter keluar dari dalam ruangan Arsya.Dito berdiri lalu mendekati dokter itu.

"Dengan Keluarga Arsya?"tanya dokter-Rita.

"Saya dok,suaminya"jawab Dito.

"Bapak bisa masuk ke dalam karena istri bapak mau melahirkan,"jelas Dokter-Rita.

Dengan cepat Dito masuk ke ruangan dan di susul oleh dokter-Rita.

"Mas.."lirih Arsya dengan wajah sudah pucat pasi.

"Iyaa sayang,"balas Dito mengelus kepala Arsya dengan sayang.

"Temani aku,"lanjut Arsya berusaha untuk senyum.

"Iya sayang mas akan nemani kamu.Kamu yang kuat ya demi anak kita,"ujar Dito lembut disertai kecupan di kening Arsya.

"Baik ibuk,ikuti instruksi saya ya buk,"jelas Dokter Rita.Arsya hanya mengangguk.

"Tarik nafas ibuk dalam-dalam lalu hembuskan secara perlahan,"

Arsya mengikuti perintah dokter itu dan menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.

"Kaki ibuk tolong di renggangkan sedikit lagi buk,supaya mempermudah proses persalinannya,"

"Kamu pasti bisa sayang,"ucap Dito memberikan semangat untuk istrinya.

Wajah Arsya sudah di penuhi oleh peluh.Ingin rasanya Dito yang mengantikan posisi Arsya saat ini namun,itu tidak mungkin.

"Ayo buk sedikit lagi buk"

Aaaaagrh

Sakit masss

Aaagrh

Arsya terus memegangi lengan Dito sampai legan Dito memerah dibuatnya.Tapi Dito tetap diam karena rasa sakit yang Arsya rasakan tak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan saat ini.

***

Zahra terus mondar mandir sekali-sekali ia menlafazkan doa untuk keselamatan Arsya dan juga bayinya.Hingga akhirnya ia mendengarkan tangisan bayi.

Oeekkk

Oeekkk

"Alhamdulillah,"hanya kata itu yang bisa di ucapkan semua orang.
Karena hati Zahra yang sangat senang ia menerobos masuk ke dalam ruangan Arsya.
Zahra mendekat kearah Arsya dengan wajah yang sangat pucat dan bayi yang di letakan di sampingnya.

Zahra tersenyum lalu memeluk tubuh Arsya lembut,"Selamat ya Sya"ujar Zahra tulus.Zahra melepas pelukannya dan menatap Dito.Membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya seolah berkata_ada apa?_.

"Mas udah Azani baby kecil ini?"tanya Zahra menatap bayi yang berada di pangkuan Arsya saat ini.

"Astagfirullah hampir saja mas lupa sayang.Makasih ya kamu udah ngingati,"ujar Dito mengambil baby kecil itu dari pangkuan Arsya dan mengazani nya.

"Anak kamu ganteng banget Sya,"ujar Zahra gemas melihat anak Arsya dan Dito.

Arsya tersenyum,"i-ya,mirip mas Dito,"balas Arsya mengelus kepala putranya lembut.
Oh iya aku sampai lupa kasih tau kalau anak Arsya itu laki-laki dan wajahnya persis seperti wajah Dito yang membedakannya hanya mata.Matanya mirip dengan mata Arsya sangat teduh untuk di liat.

Tiba-tiba Arsya meraih tangan Zahra,membuat perempuan itu terkejut.Tangan Arsya rasanya Dingin sekali seperti es.

"Ada apa Sya?"tanya Zahra menatap Arsya.

Arsya tersenyum lalu berkata,"R-ra aku titip a-nak aku ya sama kamu,"

"Kamu ngomong apa sih Sya?"tanya Zahra tak mengerti.

Dito yang mendengar percakapan dua wanita itu pun langsung mendekati mereka.

"M-mungkin umur a-ku g-gak pa-panjang la-gi Ra.A-aku titip dia s-sama kamuu ya"ucap Arsya terbata-bata.

"Kamu gak boleh ngomong kayak gitu Sya,"tegas Dito.Dada nya sesak saat Arsya bicara seperti itu seakan ia akan pergi meninggalkannya.

"A-aku titip m-mas Di-to sama k-kamu Ra,"ucap Arsya di nafas terakhirnya.

"Arsya bangun Sya,kamu gak boleh ninggalin bayi kamu Sya dia masih butuh kamu Sya ayo bangun hiks.."tangisan Zahra pecah.
Zahra terus mengguncang-guncang tubuh Arsya.

"Dokter!!Dokter!"Teriak Dito membuat orang-orang kaget lalu masuk ke dalam ruangan itu.
Betapa terkejutnya mereka saat melihat tubuh Arsya sudah terbujur kaku.

Dokter langsung memeriksa keadaan Arsya.

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun,"
ucap dokter Rita lalu menutup tubuh Arsya menggunakan kain putih.

Saat ini hanya tangisan yang mengisi ruangan bernuansa putih ini.Mereka menangisi atas kepergian Arsya yang tidak di duga.Sulit bagi untuk percaya hal ini.

Zahra langsung menggendong bayi Arsya lalu meletakkan di samping Arsya untuk terakhir kalinya.

●♡●

Jangan lupa vote dan comment ya :')

Kekasih Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang