BAB 18

8.9K 379 9
                                        

Dito POV

"Sekian rapat hari ini, kita lanjutkan besok terimakasih atas waktunya saya permisi dulu," ucap Dito mengakhiri meeting lalu bergegas menuju parkiran. Dito pun langsung menyalakan mesin mobil dan membelah jalanan ibu kota. Dito mengendarai mobil lumayan cepat tanpa Dito sadari ada seseorang yang mau menyeberang.

"Aaakhhh..." teriak orang itu, Dito langsung rem mendadak.

"Astagfirullah apa yang udah aku lakuin ya Allah," guman Dito,Dito langsung ke luar dari mobil dan menolong orang itu.

"Mbak gapapa kan mbak?" tanya Dito sambil menolong orang itu untuk berdiri.

"Aku gapapa ko mas, cuman kaki ku saja terasa nyeri," ucap orang itu lalu menatap Dito.

"Kak Dito," kaget orang itu sambil menatap Dito dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Arsya," balas Dito tidak kalah kaget.

"Kak aku kangen banget sama kakak," ucap Arsya langsung memeluk Dito dengan erat. Entah kenapa Dito malah membalas pelukan cewek itu padahal bukan mahromnya lho. Kalau Zahra tau gimana coba, pasti Zahra sakit hati.

"Kakak juga Arsya," ucap Dito sembari melepas pelukannya.

"Kakak tambah ganteng aja ya," goda Arsya seraya menghapus sisa-sisa air matanya.

"Ah gak kok... kamu tu yang tambah cantik," balas Dito dengan senyuman khasnya siapa pun yang melihatnya pasti terpana melihatnya.

"Kita cari tempat ngobrol yuk kak... gak enak di sini ngobrolnya," ajak Arsya.

"Ayuk, gimana kita ke taman dekat sini aja," tawar Dito.

"Oke kak," jawab Arsya, Arsya pun di tuntun Dito masuk ke ldalam mobilnya.

Sekitar 5 menit Dito dan Arsya pun sampai di taman.

"Kita duduk di sini aja ya Sya," ucap Dito dengan senyum yang terus terukir di bibirnya.

"Iya kak,"jawab Arsya.

"Kamu kemana aja sih Sya selama ini, kok gak ada kelihatan lagi setelah kamu lulus SMA?" tanya Dito.

"Aku kuliah kak."

"Emangnya kamu kuliah dimana?"

"Aku kuliah di Yogyakarta kak, setelah aku lulus SMA aku dapat beasiswa kak di Yogyakarta jadi aku kuliah disana kak," jelas Arsya.

"Hmm... pantasan ya, Kita udah 5 tahun lho gak ada ketemu," ucap Dito mengingatkan.

"Heheheh iya ya kak, gak kerasa aja kita udah lama gak ketemunya," ucap Arsya sambil tersenyum menampakkan lesung pipinya. Membuat Dito terpana melihatnya karena Dito sangat suka melihat lesung pipinya milik gadis itu.

"Manis," gumam Dito.

"Apa kak?" tanya Arsya.

"Eh... gak ada kok Sya," ucap Dito sambil menggaruk tengkuk lnya yang tidak gatal sama sekali.

***

"Aduh... Mas Dito mana sih kok gak jemput-jemput aku padahal udah mau sore," ucap Zahra sambil berdiri di depan gerbang. Kampus sudah mulai sepi karena para siswa/i sudah pada pulang hanya bisa di hitung dengan jari siapa saja yang tinggal.

"Belum di jemput ya neng?" tanya satpam.

"Belum pak," jawab Zahra.

"Jam segini angkot sama taksi jarang lewat neng," ucap satpam itu lagi.

"Duh gimana dong pak?" ucap Zahra gelisah karena jarak rumahnya dari kampus lumayan jauh dan hari sudah mulai gelap.

"Ya gimana ya neng," balas satpam itu juga bingung sendiri. "Kalau gitu bapak ke dalam dulu ya neng," pamit satpam itu.

Kekasih Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang