***
Sampai di rumah sakit Zahra langsung ke kamar mandi untuk menganti seragam sekolahnya dengan gamis. Setelah selesai Zahra menghampiri Ilham yang sedang menunggu istrinya, ya Ilham sudah menikah 1 bulan yang lalu, nama istrinya Sheila Aulia."Kak, Kak Sheila belum datang?" tanya Zahra sambil duduk disebelah Ilham.
"Eh kamu dek ngageti aja," kaget Ilham.
"Udah kok, itu lagi jalan kesini," tunjuk Ilham kearah Sheila yang sedang membawa beberapa cemilan dan minuman.
"Loh Kak, kok banyak banget beli minuman sama cemilannya Kak?" tanya Zahra kepada Sheila.
"Iya dek soalnya didalam ada tamu," ucap Sheila tersenyum kearah Zahra Zahra pun membalas senyuman Kakak iparnya.
Setelah Sheila datang kami langsung menuju ruang Inap Ayah. Dan betul kata Sheila kalau ada banyak tamu di ruangan Ayah.
"Assalamualaikum," ucap Zahra, Ilham, dan Sheila secara bersamaan.
"Waalaikumsalam," balas mereka.
Setelah Zahra masuk ke ruangan Ayahnya, Zahra disuruh duduk didekat Ayahnya.
"Zahra sini deh, duduk dekat Ayah," ucap Rahmat tersenyum ramah melihat putrinya.
Sebenarnya Zahra bingung apa yang terjadi sebenarnya, kenapa Ayahnya menggenggam tangannya begitu erat seperti memberikan isyarat kepada Fatimah. Fatimah pun langsung mendekati Zahra.
"Kamu pasti bingung kan ada apa ini sebenarnya, kenapa banyak orang diruangan Ayah?" tanya Fatimah, sedangkan Zahra menganggukan kepalanya pertanda mengiyakan perkataan Bundanya.
Fatimah hanya tersenyum, tanpa melanjutkan perkataannya membuat Zahra tambah penasaran.
"Bunda kenapa sih?" tanya Zahra gregetan.
"Gini sayang, jadi Bunda sama Ayah mau jodohin kamu sama nak Dito anaknya Bu Hasnah dan Pak Rizal," ucap Fatimah membuat Zahra mengerutkan keningnya tidak paham maksud dari sang Bunda.
"Hah? maksud bunda apa sih aku nggak ngerti," tanya Zahra menatap Bundanya lekat.
"Iya kami menjodohkan kamu dengan anak kami Zahra, dan akadnya akan dilaksanakan sore nanti," jelas Hasnah tersenyum ramah kearah Zahra.
"Apa nikah? Bunda aja nggak pernah cerita soal ini ke aku, lagi pula aku masih sekolah Bun," ucap Zahra kembali menatap Fatimah.
"Iya sayang Bunda emang gak pernah bahas ini sama kamu, tapi ini kemauan ayah kamu sayang," ucap Fatimah.
"Ayah... kok Ayah pakai jodoh-jodohin aku segala sih, kan aku masih sekolah Yah," ucap Zahra menatap sang Ayah yang masih terbaring lemah disampingnya.
Rahmat meregangkan tangannya bermaksud ingin memeluk putrinya. Zahra pun mendekati Ayahnya lalu memeluk tubuh sang Ayah.
"Maafin Ayah ya sayang, mungkin umur Ayah gak bakalan lama lagi. Ayah ingin melihat anak-anak Ayah bahagia sama pasangannya masing-masing, terutama anak perempuan Ayah, Ayah ingin ada orang yang menjaga kamu setelah ayah pergi sayang," ucap Rahmat mengusap kepala putrinya dengan sayang.
"Ayah hiks... ayah nggak boleh ngomong kayak gitu," ucap Zahra sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.
"Ayah pasti sehat kok, kita akan kumpul-kumpul lagi kaya dulu," ucap Zahra tambah mempererat pelukannya dengan sang Ayah.
"Zahra sayang sama Ayah? Zahra mau nurut sama Ayah? Zahra mau lihat Ayah bahagia kan?" tanya Rahmat.
"Tentu aja Ayah, Zahra mau liat Ayah senang," ucap Zahra menatap Rahmat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal [END]
Novela Juvenil[B e l u m r e v i s i] Siapa yang tidak akan kaget saat mendengarkan kata "PERJODOHAN" dengan seorang pemuda yang sukses bahkan pemuda yang sangat diidam-idamkan oleh para kaum hawa diluar sana. Namun tidak bagi Zahra, ia merasa itu adalah sebuah...