BAB 35

10.3K 393 72
                                        

"Mas Dito,malam ini tidur bareng aku ya"Ucap Zahra memohon,entah kenapa saat ini ia ingin selalu bersama suaminya.Mungkin ini bawaan baby di kandungannya.

"Tumben kamu manja kayak gini?"tanya Dito heran,biasa nya Zahra tidak semanja ini.
"Apa yang terjadi padanya?tapi bodo lah lagi pula aku juga kangen berduaan dengan istri kecil ku ini"batin Dito tersenyum ke arah Zahra.

"Mau ya mas"rengek Zahra seperti anak kecil aja.

"Iya sayang,buat kamu apa yang nggak"goda Dito,sehingga membuat pipi Zahra merona.

"Makasih mas"Ucap Zahra  berhamburan kepeluk suaminya yang akhir-akhir ini sibuk ngurusin istri keduanya.

"Iya sayang"Balas Dito memeluk tubuh Zahra erat.

Zahra menggandeng tangan Dito menuju kamarnya.Dito menyandarkan kepala nya di atas ranjang yang sudah lama tak ia tiduri.
Dengan cepat Zahra mengambil tempat di samping Dito lalu merebahkan kepalanya di paha Dito.
Dito mengelus kepala Zahra dengan sayang,sudah lama ia tidak seperti ini bersama istrinya semenjak Arsya hamil sehingga ke fokusan nya beralih ke Arsya dan mengambaikan istri pertamanya.

"Mas"panggil Zahra sambil memainkan jari-jari Dito dengan perasaan senang bercampur deg degan.Rasanya ia tak sabar menyampaikan berita ini ke suami nya namun di sisi lain Zahra ragu apakah suaminya senang mendengar kabar ini atau sebaliknya.

"Apaa,hm?"tanya Dito membelai lembut pipi Zahra.

"A-aku ha-"tiba-tiba perkataan Zahra terpotong dengan ke datangan Arsya masuk tanpa permisi terlebih dulu.

"Maass"rengek Arsya seperti anak kecil lalu mendekat ke arah Dito sambil memajukan bibirnya beberapa senti ke depan.

"Iya,ada apa Sya?"tanya Dito lembut lalu mengubah posisinya menghadap ke arah Arysa.Dengan tak tau malu Arsya duduk di atas pangkuan Dito lalu melingkarkan tangannya di leher Dito.Bahkan keberadaan Zahra tak ia anggap seolah hanya Dito yang ada disini.

"Kok mas disini sih,padahal aku udah nungguin mas dari tadi,"ucapnya merajuk seperti anak kecil yang di tinggal oleh ayahnya saja.Zahra yang melihat kelakuan manja Arsya itu hanya menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan.Bagaimana pun ia harus sabar menghadapi sikap manja Arsya.Terkadang ia juga capek melihat kelakuan Arsya makin hari makin manja pada suaminya,sampai suaminya mengabaikan dirinya hanya karna istri keduanya itu.

"Maaf ya"ucap Dito mencium kening Arsya lembut lalu membelai pipinya.

"Aku udah gak tahan!"batin Zahra,hatinya panas melihat adegan mesra antara suaminya dengan istri keduanya itu.Zahra memasang kembali kerudungnya lalu keluar kamar untuk menenangkan dirinya sejenak,lama-lama disini hanya membuat hatinya makin sakit.

"Permisi!"ucap Zahra dingin lalu berlalu pergi dari hadapan mereka.Dito hendak mengejar Zahra langsung di hadang oleh Arsya.

"Jangan pergii...."rengek Arsya memeluk erat tubuh Dito,Dito hanya bisa pasrah.Ia yakin saat ini Zahra pasti marah padanya.

Zahra POV

Aku udah lelah melihat ini semua,aku sakit melihat mereka yang slalu memadu kasih di hadapan ku.Aku capekk.
"Aku capek ya Allah"lirih Zahra.
Sungguh malang nasibnya tanpa ada suami di sisinya dalam keadaan seperti ini.Ia sedih membayangkan anak yang ada di kandungannya saat ini tanpa ada belaian kasih sayang dari seorang ayah.Baru saja ia ingin memberi tau soal kehamilannya kepada suaminya tapi ada saja yang menghalanginya.

Mungkin langit pun tau apa yang di rasakan Zahra saat ini.Bersamaan dengan jatuhnya tetesan air mata Zahra hujan pun turun membasahi seluruh daerah Jakarta.Zahra masih betah bersimpuh di atas rerumputan yang menghiasi taman.
Rasa dinginya saat tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia alami selama ini.

Cukup lama Zahra berdiam diri di taman.Hatinya mulai tenang namun fisiknya mulai melemah.Wajahnya pucat,tubuhnya menggigil hebat,kaki dan tangannya sulit untuk di gerakan.Sampai penglihatan mulai hilang.

***

Pagi ini Dito sudah sudah rapi dengan setelan kantornya.Ia melihat Arsya masih tidur dengan nyenyak.Dito mencium kening Arsya dan mengusap perut Arsya yang sudah mulai membuncit.

"Mas ke kantor dulu"ucap Dito lembut.
Lalu mengambil tas kerjanya.Dito menuruni anak tangga satu demi satu sambil mengedarkan pandangan ke penjuru rumah.
"Zahra kemana?tumben pagi-pagi gini gak keliatan"Batin Dito.
Dito pergi ke  dapur mungkin saja Zahra ada di sana sedang memasak pikirnya.Namun keadaan dapur kosong,hati Dito mulai tidak enak ia pun berlari menuju kamar Zahra namun keadaan masih sama Zahra tidak ada di sana Dito bahkan Dito sudah mencek kamar mandi namun Zahra masih tak di temukan.

Tiba-tiba Dito di kagetkan oleh teriakan seseorang di arah taman.Dengan cepat Dito berlari menuju taman.Tampak disina Bi Sum sedang memeluk seseorang yang tak lain adalah Zahra.
Dito kaget melihat kondisi Zahra saat ini bisa di katakan jauh dari kata baik,wajahnya pucat pasi,pakaiannya basah kuyup,dan matanya juga sembab.
Dito langsung menghampiri Zahra.
"Zahra kenapa bi?"tanya Dito khawatir.

"Bibi juga gak tau den,tadi bibi mau bersih-bersih.Bibi gak sengaja lewat taman trus bibi liat non Zahra sudah tergeletak lemas di sini den."jelas Bi Sum.

"Ya ampun Zahra kamu kenapa?"ucap Dito lirih.Dito langsung menggendong tubuh Zahra menuju mobilnya.Ia sangat takut terjadi sesuatu pada Zahra.

***

Sekian lama menunggu akhirnya dokter keluar juga."Dok bagaimana keadaan istri saya dok?"

"Saat ini kondisi buk Zahra kritis pak"jawab Dokter pelan takutnya Dito shock mendengar kabar ini.

"Dokter jangan bercanda!"bentak Dito.

"Saya tidak bercanda pak,ibuk Zahra terlalu lama berbeda di bawah hujan pak"dokter menjeda ucapnya"Dan buk Zahra juga keguguran pak"lanjut dokter itu.

Seketika pertahanan Dito roboh.Betapa bodohnya dirinya sampai ia tidak mengetahui kalau istrinya sedang hamil.Bahkan ia sangat menunggu kehadiran malaikat kecil itu di tengah-tengah kehidupnya.Tapi kenapa Allah mengambilnya kembali sebelum bayi kecil itu melihat dunia ini.

"Bapak yang sabar pak,mungkin ini cobaan dari Allah dan perbanyaklah doa pak.Kalau begitu saya permisi dulu"ucap dokter itu lalu pergi meninggalkan Dito.

"Aagghrr.."teriak Dito frustasi.Betapa bodoh nya dirinya selama ini sampai-sampai ia mengabaikan Zahra dan hanya mendengarkan apa yang perintahkan oleh Arsya.

●♡●

Bersambung...

Jangan lupa vote and comment ya

Kekasih Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang