***
"Ada apa ini kak?" tanya Zahra mendekati Kakaknya.
"Kamu tenang dulu dek," ucap Ilham menenangkan Adiknya yang masih shock dengan berita ini.
"Kenapa bisa kayak gini kak?" tanya Zahra disertai tangisannya yang mulai pecah.
"Udah dek, mendingan kita berdoa aja yang terbaik buat ayah," ucap ilham memeluk sang Adik agar lebih tenang dengan kenyataan pahit ini.
"Iya Kak, tapi tolong jelasin ke aku Kak kenapa ayah bisa kaya gini hiks..." tanya Zahra terisak-isak.
"Tadi ayah kecelakaan waktu mau pulang dari kantor, trus ada mobil truk yang menabrak mobil ayah sehingga mobil ayah terpental jauh. Dan kini kondisi ayah kritis dek, tapi sekarang ayah sudah ditangani dokter didalam sana dek." jelas ilham.
"Kenapa Ayah bisa kayak gitu? bukannya Ayah selalu hati-hati saat bawa kendaraan Kak," ucap Zahra masih didalam dekapan Ilham.
"Namanya juga musibah sayang kan kita gak tau kapan musibah itu akan datang nak, semuanya sudah diatur sama yang maha kuasa nak," ucap Fatimah-bundanya Zahra sambil mengusap kepala anaknya.
"Ayaahhhh hiks... jangan tinggalin aku... Ayah pasti kuat hiks... " tangisan Zahra pun tambah menjadi-jadi.
"Udah nak jangan nangis terus, doa kan semoga ayah baik-baik saja," ucap Fatimah menenangkan putrinya.
"T-tapi A-ayah Bun," ucap Zahra terisak isak.
"Udah Ra, jangan nangis lagi... gue ikutan sedih jadinya," ucap Mita yang sedari tadi diam akhirnya ia mengeluarkan suaranya juga.
Jujur ia sangat prihatin melihat kondisi Zahra saat ini, baru sekali ini ia melihat Zahra se rapuh-rapuhnya. Selama ini ia selalu melihat tawa dari bibir mungil itu sekarang berubah menjadi isakan."Gimana aku gak nangis Ta, itu Ayah aku lagi berjuang didalam sana Ta," ucap Zahra berjalan kearah ruangan operasi.
Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang operasi membuat semua orang menghampiri dokter itu untuk menanyakan keadaan pasien.
"Dok bagaimana keadaan Ayah saya dok?" tanya Zahra kepada dokter yang bername tag, Syakira.
"Alhamdulillah operasinya lancar, tapi sampai saat ini Pak Rahmat masih belum sadarkan diri," jelas dokter cantik itu.
"Apa saya boleh melihat Ayah saya dok,?" tanya Zahra lagi.
"Untuk saat ini belum dek, karena saat ini Pak Rahmat masih membutuhkan istirahat yang cukup," ucap dokter Syakira.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu," sambung dokter itu.
Zahra dan yang lain hanya menganggukan kepalanya paham.
***
Aku sudah mulai pergi ke sekolah seperti biasanya lagi karena kondisi Ayah yang sudah mulai membaik dan Ayah sudah dipindahkan ke ruang inap.
Sebenarnya aku masih mau menemani Ayah di rumah sakit tapi Bunda dan Kak Ilham menyuruh aku untuk masuk sekolah karena aku sudah 3 hari tidak masuk sekolah.
Seperti biasanya aku disambut oleh ke dua sahabatku.
"Zahraa... aku kangen banget sama kamu," teriak Tasya sambil memelukku erat.
"Sya kebiasaan deh kamu teriak-teriak mulu, bukannya baca salam atau apa kek," sanggahku.
"Oh iya lupa, Assalamualaikum," ucap Tasya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Gitu dong, Waa'laikumsalam" ucapku juga ikut tersenyum.
"Btw, gimana keadaan Ayah kamu Ra?" tanya Mita.
"Alhamdulillah Ayah aku udah mulai baikan, Ayah juga udah di pindahkan ke ruang inap" jelasku.
"Alhamdulillah," kompak Tasya dan Mita.
Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas sambil bercanda ria.
"Terimakasih ya Allah engkau telah memberikanku sahabat seperti mereka berdua ya Allah," ucap Zahra dalam hatinya.
Di dalam kelas aku berusaha untuk fokus tapi tak bisa karena masih kepikiran sama Ayah.
Tanpa aku sadari buliran bening mengalir di pipi mulusku."Ra kamu kenapa?" tanya Mita karena melihat sahabatnya menitihkan air mata.
"Aku gak papa ko Ta," ucap Zahra berbohong.
"Aku tahu kamu pasti kepikiran sama Ayah kamkan?" tanya Mita sambil mengusap-usap punggung Zahra.
"Iyaa Ta aku kepikiran sama Ayah, aku takut ayah ninggalin aku hiks..." tangisan Zahra pun mulai pecah.
"Udahan dong nangisnya, ntar cantik kamu ilang loh," ucap Mita berusaha menghibur Zahra.
"Iyaa Ta makasih ya," ucap Zahra menghapus sisa air matanya.
Tidak lama setelah itu bel sekolah pun berbunyi, Zahra merapikan buku-buku nya dan memasukan ke dalam tas.
Saat aku keluar sekolah aku melihat Kak Ilham, aku langsung mempercepat langkahku agar bisa mendekati Kak Ilham.
"Kak ilham tumben cepat jemput aku?" tanya zahra heran.
"Kamu mau pulang dulu atau langsung ke rumah sakit aja?" tanya Ilham.
"Eum... kerumah sakit aja deh kak" jawab Zahra.
"Ya udah ayok kita berangkat" ucap Ilham masuk kedalam mobilnya dan disusul oleh Zahra.
"Sya, Ta aku duluan ya ,Assalamualaikum," pamit Zahra kepada teman-temannya.
"Iyaaa waa'laikumsalam" kompak Tasya dan Mita.
Mereka pun langsung ke rumah sakit.
●♡●
Bersambung ...
Jangan lupa vote+comment 😊
![](https://img.wattpad.com/cover/181661581-288-k381254.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal [END]
Teen Fiction[B e l u m r e v i s i] Siapa yang tidak akan kaget saat mendengarkan kata "PERJODOHAN" dengan seorang pemuda yang sukses bahkan pemuda yang sangat diidam-idamkan oleh para kaum hawa diluar sana. Namun tidak bagi Zahra, ia merasa itu adalah sebuah...