Chapter 2

1.1K 101 49
                                    

Xinhao POV

Mobil Yuhang ge pun berhenti tepat digerbang sekolah baruku.

"Xiaohao, selamat jadi siswa baru. Semoga harimu menyenangkan !" Cheng ge melirik ke arahku dengan tatapan meremehkan.

Tanpa ku jawab, aku langsung membuka pintu mobil dan segera masuk sebelum pintu gerbang ditutup.

"Terimakasih Yuhang ge, semoga kau tidak bosan berdekatan dengan gegeku yg cerewet yang manja !" aku berteriak keras, karena hampir lupa mengucapkan terimakasih kepada Yuhang ge. Meskipun dia cuek, dia selalu peduli terhadap siapapun yg berhubungan dengan gegeku.

"Dasar adik sialan !" Cheng ge hampir membuka pintu mobil untuk mengejarku, tapi dengan cepat Yuhang ge mencegahnya. Yuhang ge hanya tersenyum menanggapi apa yang ku katakan. Hah, aku yakin Yuhang ge sudah menganggap Chengxin ge sebagai "teman special" mungkin.

Hanya berlari kecil saja aku sudah berkeringat banyak, mengingat ini hari pertamaku, aku tak boleh terlambat. Ya, di awal pertemuan aku harus menunjukkan image baikku. Iya kan...?
Disaat aku sudah menemukkan tempat kelasku dimana, tiba-tiba..
"Bruk"
Ada seseorang yang menabrakku. Dan buku yang ia bawa pun berhamburan. Tanpa melihat wajahnya, aku langsung membereskan buku yang sempat kujatuhkan tadi.

"Ah.. Maafkan aku. Biar aku saja" dia berusaha untuk melarangku membawa buku bukunya.

"Tidak, ini salahku. Biarkan aku membantumu." aku pun memberikan pengertian padanya.
Setelah berhasil membereskan buku, aku memberikan buku tersebut kepadanya.

"Sepertinya kamu siswa baru ya, kenalkan namaku Aira. Aku siswa tingkat akhir disini. Namamu siapa adik manis ?"
Dia menjulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Ohh.. Ya. Namaku Su Xinhao. Maaf jie tadi aku terburu-buru, jadi aku malah menabrakmu."

"Tidak, aku juga salah. Aku terlalu fokus pada buku yang ku baca." Aira jie pun terus tersenyum.

Tak lama kemudian, ada seorang pemuda yang lebih tinggi dari kami dan dia langsung merangkul Aira jie. Dan lihat, dia menatapku dengan sinis.
"Ada apa ini ? Hanya karena bocah ini kau mengabaikan pesanku ra ?" Dia bertanya sungguh sinis.

"Tidak Ze, kita tidak sengaja bertabrakan dan kami mulai mengobrol sedikit. Jangan mengeluarkan tatapan seperti itu, atau semua orang akan takut melihatmu !" Aira jie memutar bola matanya dengan malas.

"Aku hanya tak ingin kau mengabaikanku."

"Kau tak ingin kuabaikan, tapi kau mengabaikan pacarmu sendiri. Dia sahabatku, dia selalu curhat tentang dirimu yang hilang kabar. Apa kau tak mencintainya ? Kau jahat Tuan Zhang !" Aira jie berteriak, sampai kami pun menjadi pusat perhatian.

Tunggu,, mengapa mereka malah membahas masalah pribadi didepanku ?
Tak ingin menganggu, aku langsung berlari kecil meninggalkan mereka yang masih berperang kata.

Setibanya dikelas, aku mengambil tempat duduk paling belakang. Aku malas kalau duduk harus berhadapan dengan guru. Segala ocehan yang tentunya tidak akan kudengar. Aku sudah jenius, tanpa memperhatikan pun aku sudah pintar. Iya kan ?

Bel tanda masuk jam pelajaran pertama sudah berdering. Guru pun sudah masuk ke dalam kelas disusul dengan seseorang dibelakangnya yang berlari kecil, kemudian dia menghampiriku.
"Hallo, bolehkah aku duduk denganmu ?"

Dengan malas aku menjawab "Ya.."

"Kau tak asik diajak bicara, tapi bunda selalu bilang kalau tak kenal maka tak sayang, baiklah kenalkan namaku Deng Jiaxin." Dia mengoceh sambil mengulurkan tangannya.

"Su Xinhao" balasku.

"Salam kenal, mari kita berteman baik !"

Sepertinya dia orang yang sungguh sungguh ingin berteman.
"Ok-.."

"Kalian yang dibelakang, bisa berhenti mengobrol ?"
Belum sempat aku menjawab Jiaxin, pak guru sudah berteriak duluan. Hah, hari yang melelahkan.

Setelah melewati 2 jam pelajaran yang berisi perkenalan dan pengantar materi pelajaran, kami pun diberi waktu istirahat.
"Xinhao, ikut ke kantin ?''

"Aku sudah makan, tapi aku ingin mencoba makanan disini, ayo !"

"Hmm.. Kau harus makan banyak, biar aku saja yang traktir. Anggap sebagai salam pertemanan."

"Aku adalah orang yang rakus, bisa bisa uang jajanmu habis seketika !" candaku.

"Haha, terserah kau saja. Tapi aku tak yakin, biasanya orang yang banyak makan adalah orang banyak bicara"
Dia menjawabku dengan tertawa yang menyebalkan.
Aku langsung pergi ke kantin, meninggalkan Jiaxin yang masih tertawa.

"Hey, Xinhao ! Tunggu aku"...
Jiaxin berteriak sambil mengejarku.

.
.
.
.

Suasana kantin begitu ramai, ada banyak siswa dan siswi memadati tiap meja. Hanya satu yang tersisa, dan disana ada seseorang yang sedang tidur ? Apa dia tidak mengerti kantin berfungsi untuk apa ?

"Xinhao kenapa kau meninggalkanku ?" suara cempreng Jiaxin memecah lamunanku. Dan saat itu juga, orang yang sedang kuperhatikan mulai terganggu dan mengangkat wajahnya.
Ya tuhan ?? Kenapa dia sangat menaw- eh apaan apaan ! Kenapa aku berpikir seperti itu ? Tidak tidak, jelas saja aku lebih menawan darinya.

"Xinhao kau melamun ?" dasar Jiaxin penganggu.

"Ooooo.. Kau memperhatikan Zhixin ya ?" dia kembali berulah.

"A-apa maksudmu ? Tidak, aku hanya mencari meja yang kosong" elakku

"Hmm.. Mencari meja yang kosong ya ?" kenapa Jiaxin jadi begitu menyebalkan ? Aku menyesal sudab menerima dia sebagai temanku.

Tiba-tiba saja, tanpa aku sadari Jiaxin sudah menghampiri orang yang.....bernama Zhixin tersebut ? Ya tadi yang kudengar namanya Zhixin.
Tapi mengapa mereka langsung akrab ? Dan kenapa aku memperdulikannya ? Aku memang bodoh.
"Xinhao, sampai kapan kau akan diam disana, kemari dan duduklah ! Aku akan memesankan makanan dulu !" Suara cempreng Jiaxin selalu membuat telingaku merasa tidak enak.
Mau tidak mau aku harus menghampiri mereka di meja paling ujung. Aku mengambil tempat duduk tepat didepan Zhixin. Hening. Tak ada suara. Kuperhatikan, Zhixin sedang fokus ke layar hp dengan headset ditelinganya. Mengapa aku merasa tidak enak ya ? Biasanya aku menyukai suasana yang hening seperti ini. Ya karena ada orang baru mungkin.
Hah apa yang terjadi denganku ? Apa aku harus menyapa duluan ? Tidak, itu bukan gayaku. Tapi......
"Ah-- hai, b-bolehkah aku duduk disini ?" sialan, kenapa lidahku jadi kelu seperti ini.

"Ini tempat umum" se-simple itukah dia menjawab ?

"O-oh ya, tapi kau sudah menempatinya t-terlebih dahulu." sejak kapan aku jadi gagap seperti ini ?

"kau bisa pindah meja jika tidak suka."

Entah kenapa aku kehabisan kata kata untuk menjawab. Dia sangat datar. Apakah seperti ini perasaan orang orang yang berhadapan denganku ? Dan kenapa hidupku dipenuhi dengan banyak pertanyaan ?

"Makanan datang, selamat makan semuanya !" jiaxin tiba dengan membawa banyak makanan. Bahkan aku tidak yakin, jika kita berdua bisa menghabiskan makanan ini.

"Apa kau yakin kita berdua bisa menghabiskan semua makanan ini ?"

"Kita berdua ? Apa kau buta kalau didepanmu ada orang lain ?"

"O-oh aku pikir dia sudah mak-.."

"Aku sudah makan Jiaxin, aku ke kantin hanya untuk menemanimu saja. Tapi sepertinya kau sudah punya teman di sekolah ini."
Dengar, dia mengucapkan banyak kata kepada Jiaxin disertai dengan senyuman menawan yang tak pernah kulihat. Apakah dia memiliki 2 kepribadian ? Sungguh menakjubkan.

"Karena sudah ada orang yang menemanimu, aku harus pergi dulu. Ada urusan sedikit."

"Hmm.. Baiklah." Jiaxin menjawab dengan tatapan kecewa.

Dan Zhixin pun hilang dari pandanganku.
.
.
.
.
.
.

TBC
Lagi suka sama anakku Su Xinhao yang terus nempel sama dek Zhuzhu..
Sengaja bikin cerita ini, buat nanti dibaca di masa depan. Wkwkwkwkwk 😁😁

Dia (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang