Chapter 16

715 71 58
                                        
















Setelah menghabiskan waktu seharian di taman bermain, Chengxin dan Shuai sudah kembali ke rumah mewahnya. Senyuman manis terukir indah di wajah sang kakak, ketika ia tak habis-habis mendengar celotehan adiknya tentang bagaimana perseteruan antara Zhixin dan Jiaxin selama memasuki wahana rumah hantu. Chengxin bersyukur, hari ini ia bisa sedikit menghilangkan sesak di hatinya. Tapi, apakah Chengxin akan sanggup melewati esok hari ?

Menikmati camilan biskuit coklat dan susu hangat membuat tubuh mereka nyaman. Setidaknya malam ini Chengxin harus tenang. Karena esok hari ia harus siap dipertemukan dengan orang-orang yang membuat hatinya hancur, Yuhang dan Eunxi.

Mata Shuai sudah terlihat sayup, ia meminta izin kepada sang kakak untuk istirahat terlebih dahulu. Ketika suasana mulai sepi, Chengxin memberanikan diri untuk menyalakan ponselnya kembali. Hatinya merasa tak karuan. Dan benar. Setelah ponselnya hidup, terdapat puluhan panggilan, bahkan beberapa pesan di akun chat pribadinya.

Ada dua pesan dari Yuhang yang membuatnya sesak,

From : Love Yuhang

‘Xiaoxin, aku tak pernah berniat untuk membohongimu. Kau harus mendengarkan penjelasanku.’

‘Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu.’

Chengxin belum mengubah nama itu. Tidak. Bukan hanya ingin mengubah. Tapi ia mengklik tulisan hapus dan blokir. Cukup, Chengxin tidak akan terpuruk lagi. Untuk apa dia merasa sakit dibalik kebahagiaan Yuhang ?
Benar kata Jiaqi. Ia harus bangkit. Mencintai diri sendiri adalah hal yang wajib dilakukan ketika dirinya merasa kecil. Ah mengingat nama Jiaqi, ia segera membuka pesan dari pria itu.

From : Jiaqi

‘Chengxin, apakah besok kau ada acara ?’

‘Yah.. ternyata nomormu tidak aktif.’

‘Baiklah selamat malam manis.’

‘Ding’er, kau sudah sampai ?’

‘Jangan lupa makan lagi iya.’

‘Aku suka pipimu, kalau kau kurus pasti tidak akan lucu.
Haha. Aku bercanda. Bagaimana pun dirimu. Kau tetaplah si manis Ding’er yang kukenal.’

Perlahan, lengkungan indah terlukis di bibir Chengxin. Membaca pesan dari Jiaqi, membuat hatinya sedikit tenang. Setidaknya ada seseorang yang tak ingin dirinya sakit sendirian.
Menerawang kembali pertemuan pertamanya dengan Jiaqi memang terasa lucu. Ia tidak menyangka bahwa dirinya semudah itu memberikan kontak pribadi kepada orang baru. Tapi hal itu tidak sia-sia. Kehadiran Jiaqi mampu menyemangati keadaan hatinya yang benar-benar sedang tidak baik.

Setelah membaca pesan tersebut, Chengxin tergerak untuk mengetikan sebuah balasan. Namun belum saja ia menekan satu huruf. Layarnya sudah berganti menampilkan seseorang menghubunginya.

‘Jiaqi is calling’

Entah kenapa Chengxin merasa sedikit gugup, padahal tadi mereka sudah berbicara banyak. Tak ingin membiarkan Jiaqi menunggu lama, Chengxin segera mengangkat panggilan tersebut.

“Hallo ?”

“Malam Ding’er. Sudah membaca pesanku ?”

Chengxin terkekeh, “Ya. Pesan terakhirmu sangat manis. Aku takut orang yang kau sukai cemburu padaku.”

Terdengar suara tawa di seberang sana. Jiaqi tertawa begitu senang.

“Tidak akan, aku yakin dia tidak cemburu padamu.”

Dia (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang