Chapter 13

598 61 88
                                    


Pagi ini Shuai sudah siap dengan seragamnya. Ia melihat sang kakak yang masih menikmati sarapan. Bocah manis itu ingin bertanya perihal Yaowen kemarin, tapi reaksi kakaknya yang seolah-olah diam membuat Shuai mengurungkan niatnya. Tak lama, suara klakson mobil sudah terdengar dari arah gerbang.

“Kau tidak akan berangkat bersama gege ?” tanya Chengxin

“Zhixin sudah di depan ge. Aku berangkat dulu ya.”

Chengxin mengangguk paham, “Hati-hati. Sekarang kakak juga bawa mobil sendiri.”

Shuai segera mengambil tas dan pergi keluar takut Zhixin menunggu lama. Disana Zhixin sudah melambaikan tangan sambil bersender di bagian depan mobilnya.

“Maaf menunggu.” Ujar Shuai.
Zhixin hanya tersenyum dan mengusak rambut Shuai gemas. Mereka memasuki mobil, menempuh perjalanan beberapa menit menuju sekolah tercinta.

Ketika sampai di sekolah, Shuai dan Zhixin disambut dengan wajah datar Jiaxin. Entah apalagi yang akan dilakukan oleh sepupunya pikir Zhixin.

“Wah, kau sudah punya supir pribadi Shuai ?” sindir Jiaxin.

Shuai sempat berpikir, apakah sebenarnya Jiaxin tidak menyukai kedekatannya dengan Zhixin. Karena setiap kali ia pergi bersama Zhixin, Jiaxin selalu bersikap ketus.

“Kau selalu saja menganggu.” Timpal Zhixin.

Jiaxin menghiraukan Zhixin, kemudian menarik tangan Shuai ke kelas karena memang mereka sekelas. Setelah sampai di depan pintu, Shuai tiba-tiba berhenti.

“Jiaxin, apa kau tidak menyukai kedekatanku dengan Zhixin ?”

Jiaxin menoleh, ia menatap Shuai dengan matanya yang lembut.

“Ingin mendengarku bercerita ?”

***


Begitu pun dengan Chengxin, ia baru saja turun dari mobil dan memarkirkannya di belakang sekolah. Baru saja dirinya akan memasuki koridor sekolah, tangannya sudah dicekal oleh seseorang.

“Kau tidak membalas pesanku ?”

Kemudian Chengxin melirik orang itu, “Maaf Yuhang, aku sedang banyak pikiran.”

“Kenapa ?” tanya Yuhang sambil mengelus pipi Chengxin.

“Bahkan untuk bercerita saja, aku sangat takut menganggumu. Kita renggang ya sekarang.” Chengxin tertawa miris.

Berniat untuk meninggalkan Yuhang, dirinya malah menerima pelukan yang hangat dari belakang.

“Kita bicara nanti malam.”

“Kau selalu sibuk ketika pulang sekolah. Apakah mempelajari perusahaan itu butuh waktu setiap hari ?”

Yuhang melihat ke sekeliling, saat dirasa tidak orang di sekitarnya. Ia menangkup pipi Chengxin dan mengecupnya dalam. Menerima perlakuan seperti itu membuat Chengxin terisak. Chengxin kalah. Dirinya tidak bisa menyangkal kalau memang hatinya sangat merindukan Yuhang.

Sementara di dua posisi yang berbeda. Seorang wanita sedang menatap geram dibalik tembok sekolah dan seorang laki laki sedang melampiaskan kekesalannya dengan mengenggam erat setir mobil sampai kuku jari tangannya memutih.

“Apakah tuan Chengxin sudah tahu tentang pertunangan tuan Yuhang ?” tanya Yaxuan mencairkan suasana.

Lalu Yaowen menoleh, “Belum. Jangan ada yang bercerita sampai Yuhang menceritakannya. Karena Xin ge tidak akan mempercayai siapapun.”

Yaxuan mengangguk paham. Sejak kejadian mereka memergoki Yuhang di cafe bersama wanita, Yaxuan merasa kalau Yaowen berubah drastis. Sikapnya yang manis perlahan hilang.

Dia (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang