Real Ending

1K 68 56
                                        

Chengxin mengerjapkan matanya ketika ada secercah cahaya menyilaukan masuk melalui jendela. Perlahan ia menelisik tempat dimana dirinya berada. Sempat terdiam sejenak namun akhirnya ia kembali menangis. Dan hal itu membuat hati seorang Ao Qilin lagi-lagi tersayat.

“Chengx-..”

“Dimana anak dan suamiku ?”

“Tante Meilin dan tante Dilraba sudah mengurus pemakaman Yuhang. Dia dimakamkan dekat adikm-..”

“Berhenti bicara omong kosong Qilin. Suamiku belum mati.”

“Huang Chengxin. Aku tau tidak ada yang bisa memahami perasaanmu saat ini. Meskipun aku berusaha sekeras mungkin untuk merasakan bagaimana jika menjadi dirimu, tetap saja akan berbeda. Tapi aku mohon, Ziyi menceritakan padaku apa saja yang diinginkan Yuhang sebelum dia nekat memutuskan hal gilanya. Dan aku harap kau tidak mengecewakan apa yang telah Yuhang berikan padamu.”

“Kalau begitu katakan padaku. Apa yang sudah Yuhang korbankan ? untuk kebahagiaanku ? kebahagiaan mana yang dia maksud Qilin ? apakah dia benar-benar bodoh hm ?”

“Jika tidak ada yang bisa memahamimu sekarang. Maka tidak ada yang bisa memahami Yuhang saat kau tega membentak dia. Tak ada sapaan, tak ada senyuman, tak ada cinta. Apakah Yuhang baik-baik saja dengan itu ? Tidak. Tapi dia berusaha sekuat mungkin agar terlihat baik baik di depanmu...”

“...Aku bertanya padamu. Jika seandainya Yuhang tidak memberikan jantungnya dan Jiaqi gagal mendapat jantung baru. Apa yang akan kau lakukan ? Kau bilang tidak akan memaafkan dirimu sendiri kan ? kau merasa menyesal seumur hidup ? hari-harimu kau lewati dengan rasa bersalah ? tanpa memikirkan bahwa Yuhang adalah suamimu. Seseorang yang sangat berhak atas dirimu. Yuhang tidak ingin itu terjadi karena yang dia pedulikan adalah kebahagiaanmu. Setelah apa yang aku ketahui tentang suamimu aku bisa merasakan penderitaan yang dirasakan olehnya. Bahkan sebelum Jiaqi hadir kembali, dia merasa menyesal setengah mati. Hampir setiap hari dia mengunjungi makam yang kau anggap Jiaqi padahal Yuhang sudah tau dia bukanlah Jiaqi.” Lanjutnya.

“Q-qilin.”

“Aku ada sini untukmu Huang Chengxin. Aku sahabatmu tapi aku mohon jangan terlalu menyalahkan Yuhang yang kau anggap bodoh. Mengertilah sekali saja.” Lirih Qilin sembari mengusap air matanya

“Aku sangat mencintainya. Sangat sangat mencintainya.”

“M-mengapa kau tidak mengatakannya saat dia menelpon hanya karena egomu tentang Jiaqi ? Semua sudah terlambat.”

“Apa yang h-harus aku-...”

“Dengarkan pesan suamimu disini dan lanjutkan hidupmu.”

Qilin memberikan sebuah flashdisk yang kemarin ia temukan dalam sebuah bingkisan berisikan gaun pengantin. Ketika ia kebingungan, Ziyi langsung menjelaskan padanya bahwa benda itu adalah sebuah pesan dari mendiang Yuhang. Hari dimana Chengxin menangis histeris, Qilin memang sengaja memberikan suntik penenang agar pria cantik tersebut bisa mengistirahatkan dirinya. Ia sangat takut psikis sahabatnya terganggu karena kehilangan seseorang yang begitu berharga.

Saat Chengxin sadar, berarti hari ini adalah hari kedua setelah Yuhang di makamkan karena efek dari obat bius yang digunakan bisa membuat tidak sadarkan diri selama dua hari. Qilin berani memberikan flashdisk tersebut karena ia yakin kondisi Chengxin sedikit membaik meskipun seumur hidupnya istri dari Huang Yuhang tidak akan bisa melupakan mendiang sang suami.

Tanpa basa-basi, Qilin mengeluarkan sebuah laptop lalu ia taruh di meja kecil. Meja kecil itu diletakkan lagi diatas perut Chengxin yang sudah menyandarkan tubuhnya agak menegak ke kepala ranjang.

“Kau ingin melihatnya sekarang ? Sudah siap ?”

“Aku tidak siap tapi aku harus.”

Qilin mengangguk paham kemudian ia langsung menancapkan flashdisk pada laptopnya. Tidak ada file lain, hanya berisi satu buah video yang meskipun belum diputar sudah terlihat wajah Yuhang yang nampak tersenyum. Sementara Chengxin mulai meremat kedua tangannya. Entah apa yang ia rasakan, namun Chengxin tidak siap untuk menginginkan suaminya kembali hidup.

Dia (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang