chapter 4

810 81 21
                                    

Dekorasi indah menghiasi sebuah rumah mewah. Disana terdapat banyak makanan enak yang tersaji disertai dengan kue ulang tahun yang cukup besar. Akan tetapi, si pemilik pesta masih gelisah di kamarnya sendiri. Ia hanya mondar mandir sambil menatap jam dinding.

Tok.. Tok...

"Sampai kapan kau terus di kamar ? Teman-temanmu sudah datang !"
Teriakan orang yang lebih dewasa menggema dibalik pintu.

"I-iya ge, tunggu sebentar"

"Cepatlah, nanti kue ulang tahunmu dimakan orang !"

Tanpa menjawab, ia langsung bergegas keluar dari kamarnya. Mencoba untuk tenang, sesuai dengan apa yang ia rencanakan.

***

Yuhang membuka handphone bermaksud untuk menghubungi sahabatnya.

"Hallo"

"Sudah sampai mana ?"

"10 menit lagi aku sampai di rumahmu"

"Hati-hati dijalan, aku merindukanmu"

"Jaga bicaramu, bahkan setiap hari kita selalu bertemu Yuhang"

"Kau sangat ma--....nis ketika mengoceh Xiaoxin"

Bahkan sebelum menyelesaikan kalimatnya, panggilan tersebut telah dimatikan dari seberang sana.

"Bagaimana aku bisa meninggalkanmu Xiaoxin ? Aku sudah terlanjur jatuh padamu. Maaf belum bisa mengatakan perasaanku. Aku hanya tidak ingin merusak semuanya." lirih Yuhang.
Tanpa sadar air matanya menetes, ia menatap sebuah foto yg tersimpan rapi didalam ponselnya.

Tanpa sadar air matanya menetes, ia menatap sebuah foto yg tersimpan rapi didalam ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semoga kau selalu bahagia. Meski harus tanpa aku" Ia bergumam, tanpa sadar bahwa ibunya memperhatikan dari belakang.

***
"Ge, bagaimana bisa aku ikut ke acaramu ? Mengapa waktunya sama dengan acara pesta sepupu temanku ?"
Shuai terus mengoceh selama perjalanan. Ia hanya berpikir bahwa tidak menepati janji adalah hal yg bisa mengecewakan. Terlebih lagi, Jiaxin adalah teman pertamanya.

"Ayolah Shuai, temani gege-mu yang malang ini ya ?"

"Malang apanya ? Bahkan disana ada Yuhang ge. Sedangkan aku ? Berdiam diri layaknya manekin ? Kau tau sendiri ge, aku benci keramaian"

"Benci keramaian tapi kau sangat antusias pergi ke pesta sepupu temanmu itu huh ? Apakah dia orang special yg aku katakan dulu adik manisku ?" Chengxin mulai menjaili adiknya dengan godaan kecil yg membuat pipi Shuai tanpa sadar menjadi sedikit merah.

"T-tidak, aku hanya menepati janji Jiaxin. Bukan karena orang itu !

"Kau gugup Shuai. Aku ini gege-mu. Kau harus ingat itu"

"Bicaralah sepuasmu ge, aku tak peduli" Chengxin kembali terkekeh melihat adiknya yg salah tingkah.
Memang menggemaskan ketika menggoda seseorang yg sedang kasmaran, padahal dia pun berada dalam kondisi yg sama dengan adiknya.

Tak lama kemudian, sepasang saudara tiba di kediaman keluarga Yuhang.

"Shuai, akhirnya kau datang ? Wah aku tak percaya, ini suatu keajaiban"
Shuai terkejut begitu saja, bagaimana Jiaxin bisa berada di pesta keluarga Yuhang ?

"Jiaxin, apa yang kau lakukan disini ?"

"Yang aku lakukan disini ? Ini kan--- hai Zhixin !"
Kedua kalianya Shuai dibuat terkejut. Ketika dia berbalik ke belakang...

"Zhi---"

"Happy birthday my little boy !" Chengxin melewati Shuai begitu saja dan langsung memeluk erat Zhixin.
Dan anehnya lagi, Zhixin terlihat begitu akrab dengan gege-nya sendiri.

"Xiexie Xiaoxin ge" Zhixin memeluk kembali Chengxin dengan senyuman yang manis.
Jangan lupa, ada seseorang yg lebih tua mengganggu acara pelukan antara Chengxin dan Zhixin.

"Teruslah berpelukan, sampai kau melupakanku Xiaoxin" Siapa lagi kalau bukan Yuhang.

"T-tunggu, kalian saling mengenal ? Jadi yg gege maksud pesta ultah sepupunya Yuhang adalah Zhixin ? Sebuah kebetulan yang unik ya"
Shuai benar benar tidak mengerti. Sejak kapan Zhixin dekat dengan gege-nya. Bahkan dia tidak tau sama sekali, yang dia tau Chengxin ge hanya memiliki Yuhang ge sebagai sahabat spesialnya.

"Shuai.. Dia---"

"Acara akan segera dimulai, ayo masuk ke dalam !"
Belum selesai Chengxin berbicara, Yuhang langsung memotongnya dengan cepat.

"O-oh.. Baiklah ge"
Tanpa menunggu jawaban, Shuai langsung pergi bersama Yuhang meninggalkan Chengxin, Jiaxin dan tentu saja Zhixin dengan tatapan yang sulit diartikan.

Beberapa detik kemudian, setelah Shuai dan Yuhang tak terlihat, Jiaxin mulai menatap Zhixin dengan serius.
"Kau baik baik saja Zhixin ?"

"Aku hanya belum siap" lirih Zhixin dengan suara yg gemetar.

"Dia pasti sembuh, aku sudah menjaganya dengan baik Xin" Chengxin tidak tega melihat semuanya. Semua yang telah mereka lewati, sangatlah sulit.

"Ge, aku merindukannya" dan sudah dipastikan Zhixin lemah pada titik ini. Dia menangis di pelukan Chengxin.
Jiaxin yang menyaksikannya ikut merenung dan menitikan air mata.

"Kau bisa.. Kau bisa sayang.. Aku dan Yuhang akan membantumu"
Chengxin tak kuasa menahan kesedihannya. Meskipun bukan dia yang mengalami, tapi setidaknya dia ikut andil pada kejadian tersebut.

Ddrrt.. Ddrrt...
Suara handphone Chengxin bergetar.
Dia mengangkat panggilan.
"Ya.. Aku, Zhixin dan Jiaxin akan segera ke dalam."



TBC
Lama tidak update wkwkwk..
Apa yg sebenarnya terjadi pada Shuai ?
Maafin bunda ya Shuai. Bunda pinjem nama kamu di ff ini :') kamu pasti ngizinin kan wkwk

Dia (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang