Dua hari sudah terlewati. Kondisi Jiaqi mulai membaik dan mendapat izin dari rumah sakit untuk kembali ke rumah. Untung saja sebelum berangkat ke Brazil, Jiaqi enggan menjual rumahnya. Entah firasat apa, namun yang pasti hal itu menjadi petunjuk bahwa suatu saat ia pasti kembali.
Chengxin membantu menuntun Jiaqi setelah keluar dari mobil. Meskipun sudah dua malam ditemani Liu Yaowen, namun Chengxin tetap membawa mobil sendiri. Yaowen sebenarnya ingin ikut mengantar si manis ke rumah Jiaqi, namun pekerjaan yang menumpuk membuat ia tidak bisa berkutik dan pria itu sudah berangkat sejak pagi ke kantor.
Chengxin cukup merasa bersalah, ia berpikir jika Yaowen sanggup menemaninya karena memang waktu senggang. Namun kenyataannya justru kebalikan. Bahkan suami dari Liu Yaxuan rela membawa berkas dan laptop ke rumah sakit untuk memantau para pekerja yang kebetulan sedang lembur.
Mengakhiri pikirannya tentang Yaowen, Chengxin kembali fokus pada Jiaqi. Mereka sudah sampai di kamar dan kini Jiaqi sedang merebahkan tubuhnya diatas ranjang karena paksaan dari seseorang. Jiaqi begitu terharu melihat ketelatenan Chengxin yang mengurus dirinya teramat baik.
“Ding’er.. jangan sampai kau melupakan si kembar karena terlalu sibuk mengurusku belakangan ini.”
Chengxin menoleh seraya membereskan barang, “Saat semalam kau tidur, Yaxuan menghubungiku lewat video call. Kau tahu ? Hangxin dan Qixin malah sibuk rebutan makanan di depan tv. Mungkin mereka sudah lupa kalau ibunya masih hidup saking nyamannya bermain bersama bibi yang cantik.”
“Lalu Yuhang ?”
Mendengar dua kata yang dilontarkan Jiaqi membuat Chengxin sedikit tersentak. Benar. Ia sudah melupakan suaminya selama dua hari. Dan sampai sekarang Yuhang belum menghubunginya lagi. Tidak ada pesan dan panggilan sekalipun.
“Oh.. Saat kau akan segera dioperasi, Yuhang sempat menelpon. Dia ingin menemanimu tapi kesibukannya diluar kota jadi penghambat. Bisa jadi dia pulang malam ini.”
Jiaqi tersenyum, “Jika suamimu sudah pulang, sampaikan ucapan terimakasihku padanya.”
“Untuk ?”
“Hei, kau istri Yuhang. Dia yang paling berhak atas dirimu. Kau bisa menemaniku selama disana karena dia rela mengizinkanmu bersamaku. Tidak semua orang bisa merelakan istrinya menemani seseorang yang sempat jadi penghalang mereka di masa lalu.”
Chengxin memasang wajah kesal, “Jangan berbicara seperti itu. Kau bukan penghalang.”
“Ya. Ya. Aku tidak akan berbicara lagi.”
Setelah berhasil menghentikan obrolan, Chengxin kembali melanjutkan kegiatannya membereskan barang dan kamar Jiaqi. Dia juga menaruh beberapa stok makanan seperti roti dan susu di dekat lemari agar pria yang baru saja melakukan operasi itu tidak harus berjalan jauh ke dapur jika perutnya sedang kelaparan.
“Jiaqi, kau akan mempekerjakan pelayan lagi kan ?”
“Memangnya kenapa ?”
Chengxin memutar bola matanya, “Kau masih lemah dan tidak mungkin memasak sendiri jika sudah bosan dengan roti-roti ini. Harus ada seseorang yang menyiapkan makanan untukmu.”
“Aku tidak akan mati seandainya aku turun ke bawah dan memasak ramen.”
Sontak Chengxin melemparkan baju ganti ke arah Jiaqi, “Kau gila. Aku tidak mengizinkanmu.”
“Memangnya kau siapaku ?”
Satu pertanyaan sederhana namun bisa membuat Huang Chengxin membeku. Dan beberapa detik kemudian, Jiaqi menyadari bahwa si manis yang sudah merawatnya tidak lagi mengomel seperti tadi. Ketika ia menoleh ke arah Chengxin, seketika Jiaqi merasa bersalah akibat ucapan konyolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Completed)
Fiksi Penggemar"Aku tidak mengenalmu, tapi mengapa setiap kali kita bertemu aku selalu merasakan bahwa kita pernah saling kenal" -Su Xinhao/Xiaohao/Shuai- "Maafkan aku Shuai, aku mohon..." -Zhu Zhixin- Genre : friendship, bromance Cast : Su Xinhao Zhu Zixin Ding...