Malam menyeramkan belum selesai. Zhixin masih mengamati tubuh Xiaosu yang gemetar ketakutan. Tak ada rasa iba di hatinya sama sekali. Si pria tampan itu mengambil dasi yang tadi ia lepas. Lalu berjalan pelan dan menaiki ranjang yang sudah ditempati oleh Xiaosu. Zhixin menarik tangan pemuda lemah didepannya kemudian mengikat kedua tangan kurus itu ke bagian kepala ranjang.
Nafas Xiaosu nampak tersengal. Rasa takutnya sudah berlebihan meyebabkan dadanya menjadi sesak. Ia sesekali merintih saat Zhixin mengikat tangannya terlalu kencang. Melihat wajahnya yang terkulai lemah membuat si tampan seakan merasa menang.
“Zhi-xin.. D-dengarkan aku dulu.”
Sementara Zhixin tetap memasang senyum misteriusnya, ia mengusap sensual bibir Xiaosu hingga hangat nafas dari bibir manis itu terasa hangat, “Kau indah Shuai.”
“A-aku bukan S-shuai.” lirih Xiaosu terbata.
“Dari dulu kau pandai berbohong sayang.”
Merasa hatinya semakin tersayat, Xiaosu hanya bisa memohon agar Zhixin menghentikan kegilaannya. “A-aku mohon-..”
“DIAM JALANG BERENGSEK !”
Mungkin ini yang ia dapat saat dirinya sudah berniat mencintai Zhu Zhixin. Mencintai seorang pria yang tidak menganggapnya ada. Xiaosu benar-benar terpukul. Kenapa hidupnya bisa seperti ini ? Ia harus berdiri dibelakang bayang-bayang orang yang sudah tiada. Menaruh perasaan hebat pada manusia yang masih tergila-gila dengan masa lalunya.
Tangannya yang diikat mengepal seketika saat Zhixin mulai melepaskan seluruh pakaian yang membalut tubuhnya hingga menyisakan bagian atas saja. Secara tergesa Xiaosu merapatkan kakinya. Ia benar-benar terlihat seperti seorang pelacur sekarang. Apalagi saat Zhixin memajukan tubuhnya dan membuat kakinya terbuka.
“J-jangan.. jangan s-seperti ini.”
Permohonannya tak dihiraukan sedikitpun. Pemuda manis itu mulai memejamkan mata saat Zhixin melecehkan bibirnya terlalu kasar. Tidak ada kenikmatan disana, hanya ada rasa perih menyerang ulu hatinya. Malam ini Xiaosu hancur lebur. Harga diri yang ia junjung tinggi telah direnggut habis.
Puas menjamah bibir yang bercampur bau amis darah, Zhixin menurunkan ciuman ke rahang dan juga leher milik Xiaosu.“Arggghh.. S-sakit.. He-ntikan Zhi-..” teriakan si manis terdengar pilu saat lehernya digigit keras tanpa ampun.
Namun suara nyaring itu terdiam seketika saat Zhixin menyumpalkan kedua jarinya pada mulut Xiaosu. Air matanya meluncur hebat karena rasa sakit yang menyerang lehernya, sedangkan ia tak diizinkan bersuara.
Zhixin berhenti sejenak, lalu menatap wajah manusia lemah dibawah kukungannya. Ia mengecup puncak hidung Xiaosu saat mendapati sosok tersebut penuh keringat dan kemerahan yang menjalar di seluruh permukaan wajahnya.
Pria dengan senyum iblis itu kembali menyeringai sembari mengangkat kaki sebelah kanan Xiaosu ke atas pundaknya. Zhixin semakin terpancing kala ia melihat mata si manis membulat sempurna seakan ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Zhu Zhixin a-aku mohon jang-...”
“ARRRGHH. Ha-ah s-sakit hiks.. B-berhen-ti.”
Zhixin berhasil memasukan seluruh miliknya tanpa pelumas, membuat tubuh Xiaosu tersentak dan kepalanya terbentur ke kepala ranjang. Pria manis yang dihujam kasar hanya bisa menggelengkan kepalanya ke segala arah guna melampiaskan rasa sakit yang seperti terbelah dua.
“.. Ah..Hm.. Kau n-nikmat sayang.. Kau p-pandai memuaskan orang hm ?”
Dengan tempo semakin cepat Zhixin benar-benar memaju mundurkan bagian bawahnya. Mulut yang tak hentinya mendesah membuat nafsunya semakin diubun-ubun. Dulu dia dan Shuai hanya sebatas berciuman. Ia tak pernah punya keberanian untuk membuat Shuai kesakitan seperti ini. sekarang Zhixin sungguh tidak peduli. Yang ia cari hanya kepuasan dari rasa cemburu butanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Completed)
Fanfiction"Aku tidak mengenalmu, tapi mengapa setiap kali kita bertemu aku selalu merasakan bahwa kita pernah saling kenal" -Su Xinhao/Xiaohao/Shuai- "Maafkan aku Shuai, aku mohon..." -Zhu Zhixin- Genre : friendship, bromance Cast : Su Xinhao Zhu Zixin Ding...