Chapter 21

617 60 35
                                    

Suasana malam cukup dingin karena rintik hujan yang begitu santai turun ke bumi membuat bocah manis menggesekan kedua tangannya guna sedikit menghangatkan suhu tubuh.

Sementara si tampan masih fokus menyetir mobil untuk menempuh jalan pulang karena ia sendiri tak mau mati muda, apalagi di sampingnya terdapat seseorang yang amat berharga. Mereka pulang cukup malam. Tidak disangka setelah acara makan sore tadi, mereka tergoda untuk mengunjungi sebuah toko buku dimana novel dan komik kesukaan mereka berjejer seakan minta dibeli.

"Huhhhh.." Shuai mengeluarkan udara hangat dari mulut ke dalam telapak tangannya.

"Kau kedinginan ?" timpal Zhixin.

Tak ada jawaban apapun, hanya suara telapak tangan bergesekan yang Zhixin dengar. Ia tersenyum hangat seolah mengerti dengan keadaan. Sontak Shuai terperanjat ketika tangan lembutnya tiba-tiba ditarik oleh Zhixin. Kemudian diusap lembut. Dan rupanya terasa jauh lebih hangat daripada yang ia lakukan sedari tadi.

"Zhu kau sedang menyetir."

"Tanganku yang satunya masih berfungsi."

Shuai mendecak malas. Melawan Zhixin memang tidak akan ada habisnya. Namun di sisi lain, hatinya juga begitu meleleh. Mood seorang Zhu Zhixin sangat tidak bisa diprediksi. Teringat akan hal itu, Shuai kembali merasakan penasaran. Alasan apa yang membuat Zhixin sangat datar seharian ini.

"Kau punya hutang padaku." Ketus Shuai.

Zhixin menoleh dengan tatapan lembutnya, "Katakan."

"Penjelasan secara lengkap mengapa kau tadi sangat acuh."

Satu tarikan nafas keluar dari mulut Zhixin, "Hah masih ingat rupanya."

Shuai hanya tersenyum tanpa memberika jawaban apapun. Tak ada yang tahu bahwa ia sedang menikmati elusan Zhixin di punggung tangannya. Entah kenapa menimbulkan perasaan nyaman yang sangat istimewa. Bocah manis itu sedikit menoleh ke arah Zhixin. Meskipun beberapa detik, tapi rekaman wajah sahabatnya yang rupawan mampu ia ingat seumur hidup.

***

"DASAR JALANG SIALAN !"
Tiga kalimat yang mampu membuat dunia Chengxin dan Yuhang runtuh dalam sekejap. Sosok Eunxi tiba-tiba menjambak rambut Chengxin sampai tubuh si manis terlepas dan terjerembab ke lantai. Tak sampai di situ, satu buah guci kecil yang sempat Eunxi ambil secara diam-diam hancur ketika ia pukulkan keras ke kepala Chengxin.

'Brak'

Chengxin memegang kepalanya tanpa bersuara. Ia tidak berani mengeluarkan satu patah kata pun karena memang dirinya sungguh berdosa. Yuhang segera meraih Chengxin tanpa memperdulikan penampilannya saat ini. Emosinya bergejolak kala ia mendapati aliran darah dari celah jari Chengxin.

"KAU MEMANG SIALAN EUNXI !"

"KAU DAN JALANGMU YANG SIALAN YUHANG !"

Chengxin segera melepaskan pelukan Yuhang dan mengancingkan baju atasannya, ia bahkan menghiraukan darah yang mulai mengalir cukup banyak dari belakang kepala. Entah kenapa rasa malu dan bersalah lebih menyakitkan daripada luka yang ia dapat.

Tubuh Chengxin bergetar, ia mencoba menggeserkan badannya yang terkulai lemas untuk meraih kaki Eunxi.

"M-maafkan-.."

Belum saja Chengxin menyelesaikan ucapannya, Yuhang sudah menarik kembali tubuh si manis saat ia melihat Eunxi mengangkat tangan guna menampar Chengxin.

"KEMARI KAU SIALAN. KENAPA KAU BERSEMBUNYI HAH ? YUHANG AWAS ! AKU INGIN MEMBUNUH JALANG YANG BERANI MENYENTUH CALON SUAMIKU !" teriakan Eunxi bercampur dengan tangisan yang terdengar amat pedih.

Dia (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang