Seorang pria manis nampak duduk tenang dengan pakaian santainya di ruang tamu. Sedari tadi jari tangannya masih bergerilya di atas layar ponsel yang menampilkan berbagai jenis paket liburan untuk dua bulan kemudian. Namun ketenangannya berlalu begitu saja saat pintu utama rumahnya didobrak keras secara tiba-tiba. Saat ia mengangkat kepalanya, si manis nampak menggelengkan kepala melihat kelakuan sang adik.
“Xioasu, meskipun rumah ini mewah tapi tidak akan bertahan lama jika kau membukanya barbar seperti itu.”
Xiaosu mendecak kesal, lalu melemparkan dirinya ke atas sofa di sebelah kakaknya, “YUAN GE !! KENAPA KITA HARUS PINDAH NEGARA HAH ? AKU RINDU CALIFORNIA, AKU RINDU TEMAN-TEMAN KAMPUSKU.”
Pria yang diketahui bernama Wang Yuan itu menghela nafas kasar. Semakin dewasa, adiknya semakin banyak mengeluh. Mungkin hal itu dikarenakan almarhum kedua orang tuanya yang terlalu memanjakan dia sejak kecil. Lantas, bagaimana pun juga Yuan sangat mencintai adiknya lebih dari apapun.
“Xiaosu. Kau sudah lulus kuliah. Jangan bertingkah kekanakan seperti itu.”
Mendapat ledekan kekanakan membuat Xioasu mendudukan dirinya dengan benar, “Ge kau benar-benar-..”
“Tunggu. Kenapa bibirmu berdarah ?” Sela Yuan.
“O-oh hm-..”
“Berhenti bertengkar Xiaosu. Kau bukan anak kecil lag-..”
“Gegeku yang manis, bisakah kau berhenti menyelaku dulu ?” kesal Xiaosu.
Yuan terkekeh geli lalu memasang telinga bersiap mendengar penjelasan adiknya, “Bicara jujur. Gege bosan mendengar kebohonganmu.”
Xiaosu menghela nafas perlahan. Jujur saja ia merasa ragu jika harus jujur. Tapi sudah resiko memiliki seorang kakak yang sudah mendalami ilmu psikologi. Menyela seperti apapun tidak akan berhasil.
Pemuda maniak ultraman itu berdehem, “Ehm.. b-bibirku dicium oleh p-pria tidak dikenal.”
“W-what ?” dalam sekejap Wang Yuan sudah menutup mulut disertai bulatan sempurna pada bola matanya.
Beberapa menit mencerna jawaban sang adik, Yuan mulai tertawa keras. Adiknya sudah berusia 21 tahun namun ia tahu betul seperti apa kisah asmaranya. Pertama masuk kuliah, Xiaosu langsung mendapat kiriman bunga dari tiga pemuda asing dan satu surat cinta seorang gadis cantik bernama Lia. Karena Xiaosu berpegang teguh bahwa dirinya laki-laki, alhasil ia menerima Lia. Satu bulan berlalu, Yuan selalu mendapat keluhan dari adiknya. Setiap malam Xiaosu selalu mengeluh jika wanita adalah makhluk yang paling banyak mengatur. Dua hari kemudian, Yuan mendapat kabar putusnya hubungan sang adik dan kekasih.
“Apakah pria yang menciummu itu tampan ?” goda Yuan.
Xiaosu memutar bola matanya malas, “Cukup tampan sih, tapi jelas aku lebih tampan.”
“Apa dia pencium handal ?”
“Ya mana aku tahu pencium handal. Berciuman pun aku belum pernah.”
“Kau menyukainya?”
“What the hell.. Ge, aku masih normal. Dia laki-laki sama sepertiku.” Ketus Xiaosu.
“Bukankah kakakmu laki laki dan aku juga. Lantas apa salahnya ? Kita bisa menikah bahkan tidak berhenti saling mencintai.” Timpal seseorang yang baru saja datang dan kebetulan mendengar topik pembicaraan istri dan adik iparnya.
Adik kakak yang terlibat dalam perseteruan itu langsung terdiam. Wang Yuan dengan cepat menghampiri seseorang yang sudah menjadi suaminya selama 5 tahun. Dia memberikan sebuah pelukan hangat dan juga kecupan ringan di pipi sang suami sebagaimana yang ia lakukan setiap hari dan dihadiahi respon malas adiknya karena ia hampir bosan melihat aksi romantis kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia (Completed)
أدب الهواة"Aku tidak mengenalmu, tapi mengapa setiap kali kita bertemu aku selalu merasakan bahwa kita pernah saling kenal" -Su Xinhao/Xiaohao/Shuai- "Maafkan aku Shuai, aku mohon..." -Zhu Zhixin- Genre : friendship, bromance Cast : Su Xinhao Zhu Zixin Ding...