STOP PLAGIARISME!!!
DI SINI SANGAT DILARANG ADANYA BENTUK PLAGIARISME DAN SEMACAMNYA YANG BERTUJUAN MENJIPLAK KARYA SESEORANG!
AKU AKAN SANGAT SANGAT SANGAT MEMBENCI SESEORANG YANG DENGAN KURANG AJAR MENJIPLAK SEBUAH KARYA, BAIK ITU KARYA BUATAN AKU SENDIRI, MAUPUN KARYA ORANG DI LUARAN SANA.
Jadi, buat kalian, kalau ada niatan untuk copy paste cerita aku, mending gak usah baca deh! Jauh-jauh sana! Aku gak nerima orang kayak gitu.
Sekali lagi, AKU MENOLAK KERAS SEGALA BENTUK PLAGIARISME!
plis, jangan jiplak karyaku:)
Dan, kalau kalian mau save atau me-repost cerita atau quotes di karya ku, tolong cantumkan namanya. Jangan seolah-olah kalian yang buat itu, dan berharap bakal disanjung orang banyak.
ITU GAK KEREN!
udah yaa, capek akutuuuu ngomel sendiri:"
Semoga kalian suka sama cerita ini. Dan, budayakan vote serta komen, supaya gak siwer. Eh, sider.
S E L A M A T M E M B A C A
jangan tegang gitu lah:)
✨✨
Ragu diam-diam menyelinap pada ruang paling tenang.
Bermalam pada isi kepala yang semula lengang.
Di dadanya, ragu lebur menjadi resah yang menjalar.
Di kepalanya, resah melahirkan kalimat tanya yang mengakar.☔☔☔
Raina menyeruput es jeruknya hingga tandas. Sekarang, ia sedang berada di kantin kampusnya. Ia sedang menunggu Lisa yang masih ada kelas. Seharusnya mereka keluar bersamaan, tapi karena dosennya Lisa datang telat, jadinya begitu.
Hari ini penampilan Raina tampak begitu manis. Rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai dengan jepit putih di sisi kanan rambutnya. Pakaiannya yang sederhana, namun sangat pantas dikenakan olehnya. Ia hanya memakai kemeja biru donker yang bermotif bunga, dan dipadukan dengan rok sebawah lutut berwarna coklat susu.
Raina memainkan ponselnya karena merasa jenuh berdiam diri di sini. Namun, saat sedang asyik bermain ponsel, Raina merasakan kursi di sebelahnya berdecit tergeser. Yang berarti, seseorang duduk di sebelahnya. Refleks, ia langsung mendongakkan kepalanya untuk menatap seseorang di sebelahnya.
Yang pertama ia lihat adalah sepasang mata berwarna biru yang juga sedang menatapnya disertai senyum yang menghias di wajahnya.
"cari siapa?" tanya Raina yang sedikit merasa risih ditatap seperti itu oleh orang asing. Raina yakin, orang yang berada di sebelahnya merupakan blasteran.
Tapi bukannya menjawab, seseorang itu tetap geming dengan masih menatap Raina. Tatapannya terlihat seperti memuja.
"maaf, kamu cari siapa?" ulang Raina berusaha ramah dan terlihat biasa saja.
"nggak nyari siapa-siapa, kan yang gue cari udah ada di depan mata" ucapnya setelah berdiam cukup lama. Ucapannya mampu mengejutkan Raina. Namun, sebisa mungkin ia terlihat tenang.
"gue Alaska," tuturnya seraya mengulurkan lengannya.
Dengan ragu, Raina membalas jabatan itu, "Ra-raina...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainangkasa #2 [END]
Teen FictionHujan memang diciptakan untuk dijatuhkan. Semau dan semampu apapun hujan bertahan, tetap saja jatuh ialah keharusan. Semesta tak kenal kasih. Semesta tak pernah memilih. Jika sebuah hati berpaling, itu bukan salah semesta. Jika pada akhirnya harus...