Takut banget buat upload ekstra part ini😭Maaf kalau mengecewakan.
Maaf kalau ternyata gak sesuai ekspetasi kalian.
Selamat membaca.
Aku mau kabur dari kalian hehehe😂~•~
Kita adalah akhir yang Tuhan inginkan,
Yang didoakan oleh semesta,
Yang diharapkan oleh para pembaca,
Untuk berakhir bahagia.☔☔☔
10 tahun kemudian….Uap panas mengepul dari sebuah bolu yang baru saja selesai ia buat. Dengan sarung tangan yang membungkusnya, ia membawa bolu tersebut ke meja makan dan menaruhnya secara hati-hati. Senyumnya mengembang ketika bolu pertamanya berhasil dibuat setelah mengikuti panduan yang ia lihat di ponselnya.
Raina melepaskan sarung tangan beserta celemek yang melekat di tubuhnya. Kemudian, beralih mengambil pisau untuk mengiris bolunya. Saat sedang memotong bolunya menjadi beberapa bagian, tiba-tiba seseorang datang. Dirinya langsung menghampiri Raina.
“Tumben udah pulang?” tanya Raina yang hanya dijawab anggukan olehnya.
“Gimana sama klien kamu?”
“Aku berhasil menangin kasus dia.” jawabnya seraya memeluk pinggang Raina dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahu Raina. Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh Raina seraya mengecup singkat leher jenjangnya.
“Aku nyoba bikin bolu. Kamu harus cobain.” Raina mengambil potongan bolunya dan melepaskan lengan sang suami yang melingkar di pinggangnya. Raina membalikkan tubuhnya menghadap sang suami dan menyuapkan bolu itu padanya.
Ia mengangguk-anggukan kepalanya, “Enak kok. Manis. Jadi pengen nyobain yang buatnya.”
“Apa sih kamu, Sa!” Raina tersipu malu. Lalu, hendak melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Namun tubuhnya di tahan oleh seseorang itu.
“Aku mau nyusulin anak-anak, Sa.” ucapnya.
“Gak boleh nolak permintaan suami. Dosa tau, Sayang.” tuturnya seraya mendekatkan tubuhnya dan mengecupi wajah Raina.
“Angkasa!” pekik Raina sambil mendorong tubuh laki-laki itu.
Angkasa menekuk wajahnya ketika Raina malah menolaknya. Raina terkekeh kecil ketika melihat wajah Angkasa yang terkesan lucu baginya.
Merasa tak tega dengan Angkasa, Raina kembali mendekatkan tubuhnya dan sedikit berjinjit untuk menyamakan posisi keduanya. Raina tersenyum dan memberi kecupan singkat di bibir Angkasa. Tak ingin membuang kesempatan, Angkasa kembali merengkuh pinggang perempuan itu. Lalu, satu tangannya lagi ia letakkan di ceruk leher Raina untuk memperdalam ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainangkasa #2 [END]
Teen FictionHujan memang diciptakan untuk dijatuhkan. Semau dan semampu apapun hujan bertahan, tetap saja jatuh ialah keharusan. Semesta tak kenal kasih. Semesta tak pernah memilih. Jika sebuah hati berpaling, itu bukan salah semesta. Jika pada akhirnya harus...