Hubungan itu selayaknya rumah.
Beralas kepercayaan; Berpilar kesetiaan; Beratap kejujuran.
Jika tak ada pilar, atap tak akan dapat di bangun.
Jika tak ada alas, tak akan menjadi sebuah rumah.
Dan untuk menjadi benar-benar rumah, setidaknya harus ada dua penghuni; yang menunggu kepulangan dan yang menuju pulang.☔☔☔
"Jadi, bisa jelasin ke gue kenapa lo sama Rain ada di sana?" tanya Ray pada perempuan di hadapannya.
"Gue ngajak si Hujan jenguk sepupu gue." jawab Mega sembari melahap nasi gorengnya.
Saat Ray menjemputnya, ia sempat bingung mengapa ada Raina di sana dan bagaimana bisa Mega yang begitu tak menyukai Raina justru terlihat akrab. Namun dari keduanya tak ada yang memberinya penjelasan, malah Mega menyuruh Ray mengantar Raina pulang lebih dulu dengan janji setelahnya baru akan menjelaskan.
"Sepupu lo ada hubungan sama Rain?" tanya Ares yang ternyata sama penasarannya.
Mega memang tak langsung pulang. Ia mampir ke rumah Ray karena katanya di sana ada Ares dan Velly. Mereka mengumpul tanpa memberitahu Mega. Tapi untungnya Mega sabar.
"Sepupu gue namanya Cika, satu SMA sama si Rain." jawab Mega.
"Sepupu Mega gila?" celetuk Velly yang langsung mendapat sentilan di bibirnya oleh Ares.
Mega terkekeh kecil menanggapinya, "Iya, sepupu gue gila gara-gara Angkasa. Dulu dia pacaran sama Angkasa, terus gak terima karena di putusin. Padahal gue tahu itu salahnya sendiri karena selingkuh. Tapi lihat dia jadi kayak gini, gue kasian dan malah nyalahin orang-orang."
"Jadi itu alasan lo benci Raina? Karena dia rebut Angkasa dari sepupu lo?"
Mega hanya mengangguk membenarkan ucapan Ares.
"Meg, lo tuh terlalu ikut campur urusan orang. Itu, kan, urusan sepupu lo. Lagian gue rasa itu udah lama." tutur Ray.
"Iya, emang guenya aja yang bego."
"Tuh, lo tau!" celetuk Ares.
Ray melempar kulit kacang bekasnya pada Ares dan tepat mengenai kepala laki-laki itu.
"Apaan sih lo!" protesnya, sedangkan Ray malah tertawa.
"Lo gak bego kok, Meg," ucap Ray yang diangguki Velly, "Lo cuma berusaha ngelakuin apa yang seharusnya lo lakuin sebagai keluarga. Melindungi. Tapi cara lo-nya yang salah."
"Iya, tapi sekarang gak lagi. Udah sadar nih gue. Semoga aja gue lurus terus."
"Iya dong! Mega, lo tuh harus jadi baik kayak gue. Gak nyari masalah." Timpal Velly.
"Lo nyari masalah mulu gue, ya!" sahut Ares dengan tatapan sinisnya.
Velly nyengir kuda, "itu, kan, beda lagi. Gue nyari masalah sama lo buat dapat perhatian lo."
Ares hanya mendengus kesal ketika mendengarnya. Sedangkan Ray hanya geleng-geleng kepala sembari tertawa kecil. Kemudian, ia kembali menatap Mega.
"Meg, mending lo cari cowok. Biar gak ngurusin idup sepupu lo mulu. Kan, nanti lo jadi bucin, jadi gak sempat ngurus yang begitu."
"Nanti aja deh itu mah. Ribet."
"Lo udah gak demen sama Angkasa?" tanya Ares.
"Nggak. Gue emang gak pernah bener-bener suka sama dia."
"Ya udah, bagus. Angkasa gak cocok sama lo. Dia ceweknya banyak." ucap Ray sembari menyuap kacang.
"Gue sama lo aja deh. Gimana, Ray?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainangkasa #2 [END]
Teen FictionHujan memang diciptakan untuk dijatuhkan. Semau dan semampu apapun hujan bertahan, tetap saja jatuh ialah keharusan. Semesta tak kenal kasih. Semesta tak pernah memilih. Jika sebuah hati berpaling, itu bukan salah semesta. Jika pada akhirnya harus...