16. manusiawi

3.3K 211 11
                                    

HAPPY READING!!!!

AKU UDAH UPDATE DUA PART YAAA...

SEMOGA GAK MENGECEWAKAN.

~•~

Menangis itu wajar.
Gak semestinya seseorang jadikan alasan kuat untuk tak menangis.
Gak semua hal harus dibuat baik.
Gak semua hal bisa dipermudah.
Kalau sedih, jangan ditahan.
Lepaskan saja.
Karena menangis itu manusiawi,
Bukan dosa yang harus dimaki.

Banyak hal yang harus di gapapa-in,
Termasuk menangis.

Gak apa-apa.

:)

☔☔☔

"Wih, enak tuh. Bagi dong, masa makan berdua doang." tiba-tiba Mega datang dan langsung merebut makanan milik Raina. Ia tak sendiri, ada Ray, Ares, dan Velly bersamanya.

Mega sengaja mengambil tempat duduk di sebelah Angkasa dan duduk dengan jarak yang begitu dekat. Dengan seenaknya, ia kembali menyuap makanan Raina, seolah itu miliknya.

"Lo makan punya gue aja, Ra." Angkasa menyodorkan sate miliknya kepada Raina.

Sebelum Raina mengambil sate Angkasa, Mega lebih dulu merebutnya, "nih, Ray, katanya lo laper. Lumayan ada makanan gratis."

Ray tertawa mendengarnya dan menerima pemberian dari Mega hasil mengambil sembarangan. Ray duduk di sebelah kanan Raina. Sedangkan Ares duduk di sebelah Angkasa, dan Velly di sebelah Raina. Meja mereka membentuk persegi panjang yang setiap sudut terdapat kursi, jadi cukup luas untuk mereka.

"Vel, lo mau nggak? Gratis nih." Mega menyodorkan piring satenya pada Velly, "sekalian tuh si Ares suapin, ckck."

"Mega, mending kita balik. Kita ganggu mereka." ucap Ares dingin.

Mega tertawa, "ganggu? Nggak, kan, Ra? Gue gak ganggu lo, kan?"

Raina belum menjawab, tapi Mega lebih dulu menyelaknya, "tuh, nggak katanya. Buktinya dia diem aja."

Kemudian, Mega menoleh pada Angkasa di sampingnya dan mencolek wajah laki-laki itu, "Kok lo diem aja, Sa? Banyak masalah, ya?" ledeknya.

"Ra, lo masih mau di sini?" tanya Angkasa pada Raina, mengabaikan pertanyaan dari Mega.

"Dih, buru-buru amat. Santai aja dulu di sini. Kita ngobrol-ngobrol sebentar" ucap Mega dengan tengilnya.

"Ra, nanti malam lo ada acara gak?" tanya Ray tiba-tiba pada Raina. Suaranya pelan, tapi masih mampu di dengar oleh Angkasa.

Angkasa menarik napas panjang lalu mengembuskannya. Ia mencoba menenangkan dirinya untuk tidak lepas kendali dan memukul laki-laki itu.

"aku sibuk. Banyak tugas." Ketus Raina.

"yaudah, nanti malam gue ke rumah lo. Bantu lo ngerjain tugas." ucap Ray seenaknya.

Ares menghela napas saat sadar kedua temannya sedang bersekongkol untuk mengerjai Raina dan Angkasa.

"sabar ya, Ares. Di sini kita nonton aja." celetuk Velly.

Kemudian, Angkasa beranjak bangun dari tempatya, "Ra, ayok pulang."

Raina langsung berdiri dan hendak mendekat ke arah Angkasa, namun lengannya di cekal oleh Ray.

"mau kemana? Sini dulu, gue mau ngomong. Ada hal penting yang harus gue omongin sama lo." ucap Ray memasang tampang serius.

Rainangkasa #2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang