Kan tadi aku udah bilang tunggu.Maksudnya itu, aku punya kejutan untuk kalian.
HOREEE 🎉🎉
HARI INI AKU UPDATE DUA PART SEKALIGUS!!!! 👏👏
YUK LANGSUNG DIBACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
VOTE AND COMMENT!!!
*****
Jujur atau tantangan?
Jujur untuk menantang perasaan,
Atau tantangan untuk berani berkata jujur?
Namun, kau tak memilih keduanya.
Kau bersembunyi pada kalimat takut seorang pengecut.
Kau bersembunyi pada kata-kata berdalih seorang pembohong.☔☔☔
"KEPIN BALIKIN DADU GUE! ITU BAGIAN GUE YANG JALAN!"
"KEPIN, SINI LO! LAMA-LAMA GUE MUTILASI LO! SINI KEPIN!!!"
Ruangan yang berisi empat orang itu mendadak ramai, seperti berisi oleh ribuan manusia. Hanya karena teriakan Qilla yang begitu memekakkan telinga.
Di dalam ruangan itu ada Raina, Lisa, Qilla dan Kevin-gebetannya Qilla sekaligus musuhnya. Sepulang kuliah, mereka membuat janji untuk berkunjung ke rumah Angkasa saat sore. Dan di sinilah mereka, dengan suara cemprengnya Qilla dan keisengannya Kevin yang tiba-tiba mengambil dadu monopoli yang sedang mereka mainkan.
Sebenarnya ada Fajar dan juga Angkasa. Namun mereka berdua memilih pergi ke teras belakang. Katanya ingin mengobrol serius. Urusan laki-laki. Kalau Kevin emang gak betah diam, hobinya isengin Qilla. Jadi karena ada kesempatan untuk melancarkan hobinya, ia takkan Buang-buang waktu.
"KEPIN!! IH, MANA DADUNYA?!" teriak Qilla sembari mengejar Kevin yang berlari sembari tertawa puas.
Sedangkan Lisa dan Raina hanya menatap jengah keduanya.
"AMBIL SINI KALAU BISA." balas Kevin tak kalah kencang dari Qilla.
Rumah serasa seperti pasar. Saling teriak-teriak.
Saat keduanya sibuk dengan aksi saling kejar-mengejar. Lisa berinisiatif untuk mengajak Raina keluar dari ruangan yang berisi dua bocah cempreng itu.
Mereka berjalan menuju teras belakang, dan mendapati Angkasa yang tengah mengepulkan asap dari mulutnya. Di sela jari telunjuk dan jari tengahnya terdapat sepuntung rokok yang sudah hampis tandas. Sedangkan Fajar terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
Melihat kedatangan Raina dan Lisa, Angkasa lekas membuang rokoknya itu. Ia tak ingin kedua perempuan itu menjadi korban dari kepulan asap rokoknya.
"kalian dari tadi cuma diem-diem doang?" tanya Lisa dengan kening berkerut.
"kagaklah" balas Angkasa cepat.
"terus ngapain?"
"kepo amat." tukas Angkasa. Lisa memutar bola matanya jengkel, seraya duduk di sebelah Fajar.
Dan, Raina duduk di sebelah Lisa. Tak mau berdekatan dengan Angkasa. Ia tak suka bau rokok yang melekat di tubuh laki-laki itu.
"Tuh, Sa, Raina sampe gak mau deketin lo. Soalnya lo bau, nyebelin, galak lagi" cibir Lisa yang diikuti kekehan dari Fajar.
"bodo amat, yang penting gue sama Raina jelas hubungannya. Daripada lo berdua, ckckck." mendadak Fajar menghentikan tawanya. Merasa tersinggung dengan ucapan Angkasa. Sebenarnya ada suatu hal yang membuat hatinya belum yakin untuk menjalin hubungan lebih jauh dengan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainangkasa #2 [END]
Novela JuvenilHujan memang diciptakan untuk dijatuhkan. Semau dan semampu apapun hujan bertahan, tetap saja jatuh ialah keharusan. Semesta tak kenal kasih. Semesta tak pernah memilih. Jika sebuah hati berpaling, itu bukan salah semesta. Jika pada akhirnya harus...