Hujan memang diciptakan untuk dijatuhkan. Semau dan semampu apapun hujan bertahan, tetap saja jatuh ialah keharusan.
Semesta tak kenal kasih. Semesta tak pernah memilih.
Jika sebuah hati berpaling, itu bukan salah semesta. Jika pada akhirnya harus...
Aku mau ngasih THR ke kalian dengan update 5 part sekaligus.
Semoga kalian senang.
SELAMAT MEMBACA!!!!
~•~
Benang merah dirajut dari sisa-sisa harapan Agar segala yang terasa rumit dapat dimudahkan. Namun ia melupakan titik pangkal yang menjadi permasalahan Tepatnya ada pada sebuah perasaan yang tak dapat ia artikan.
Ia sekadar mencari ujung Untuk selesai, Bukan menyelesaikan.
☔☔☔
Sesuai dengan isi pesan yang Ray kirimkan semalam pada Raina, kini laki-laki itu sudah berdiri manis di depan pintu rumah Raina. Pagi ini Ray merasa sangat bersemangat untuk bertemu dengan perempuan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ray mengetuk beberapa kali pintu di hadapannya. Butuh waktu beberapa menit sampai seseorang dari dalam sana membukanya.
"Pagi, Tante." Sapa Ray sembari menyalami tangan Lina–Mama Raina. Tak lupa ia menampilkan senyuman yang secerah pagi ini.
"Rainanya ada, Tan?" Tanyanya.
"Ada. Kamu siapanya Raina?"
"Saya Ray, temen kuliah Raina, Tan."
Lina menganggukan kepalanya, "Yaudah, masuk dulu yuk. Rainanya belum bangun kayaknya."
Ray mengekor dari belakang ketika Lina menyuruhnya masuk. Ada perasaan canggung dan juga malu karena berkunjung ke rumah orang sepagi ini. Ya, sekarang baru jam setengah tujuh pagi. Siapa yang mau membuang waktu tidur sepuasnya saat libur? Hanya Ray dan semangatnya.
"Kamu tunggu di sini. Tante panggilin Raina dulu."
Selepas mengatakan itu, Lina beranjak meninggalkannya. Sembari mendudukkan tubuhnya di atas sofa, pandangan Ray tak henti-hentinya memperhatikan setiap sudut ruangan.
Sedangkan di satu sisi, Raina yang masih bergelut dengan rasa kantuknya karena Mamanya membangunkannya. Kedua matanya belum sepenuhnya terbuka.
"Ra, kok kamu gak bilang kalau putus sama Angkasa?" Tanya Lina membuat sepasang mata Raina membulat sempurna, bahkan ia sampai terduduk saking terkejutnya.