26. Benang Merah

2.8K 213 48
                                    


Minal aidzin wal faidzin.
Maaf kalau telat banget.
Semoga kalian mau maafin aku.

Aku mau ngasih THR ke kalian dengan update 5 part sekaligus.

Semoga kalian senang.

SELAMAT MEMBACA!!!!


~•~

Benang merah dirajut dari sisa-sisa harapan
Agar segala yang terasa rumit dapat dimudahkan.
Namun ia melupakan titik pangkal yang menjadi permasalahan
Tepatnya ada pada sebuah perasaan yang tak dapat ia artikan.

Ia sekadar mencari ujung
Untuk selesai,
Bukan menyelesaikan.

☔☔☔

Sesuai dengan isi pesan yang Ray kirimkan semalam pada Raina, kini laki-laki itu sudah berdiri manis di depan pintu rumah Raina. Pagi ini Ray merasa sangat bersemangat untuk bertemu dengan perempuan itu.

Ray mengetuk beberapa kali pintu di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ray mengetuk beberapa kali pintu di hadapannya. Butuh waktu beberapa menit sampai seseorang dari dalam sana membukanya.

"Pagi, Tante." Sapa Ray sembari menyalami tangan Lina–Mama Raina. Tak lupa ia menampilkan senyuman yang secerah pagi ini.

"Rainanya ada, Tan?" Tanyanya.

"Ada. Kamu siapanya Raina?"

"Saya Ray, temen kuliah Raina, Tan."

Lina menganggukan kepalanya, "Yaudah, masuk dulu yuk. Rainanya belum bangun kayaknya."

Ray mengekor dari belakang ketika Lina menyuruhnya masuk. Ada perasaan canggung dan juga malu karena berkunjung ke rumah orang sepagi ini. Ya, sekarang baru jam setengah tujuh pagi. Siapa yang mau membuang waktu tidur sepuasnya saat libur? Hanya Ray dan semangatnya.

"Kamu tunggu di sini. Tante panggilin Raina dulu."

Selepas mengatakan itu, Lina beranjak meninggalkannya. Sembari mendudukkan tubuhnya di atas sofa, pandangan Ray tak henti-hentinya memperhatikan setiap sudut ruangan.

Sedangkan di satu sisi, Raina yang masih bergelut dengan rasa kantuknya karena Mamanya membangunkannya. Kedua matanya belum sepenuhnya terbuka.

"Ra, kok kamu gak bilang kalau putus sama Angkasa?" Tanya Lina membuat sepasang mata Raina membulat sempurna, bahkan ia sampai terduduk saking terkejutnya.

"Mama tau dari mana?"

"Kamu beneran putus sama Angkasa?"

Raina menggeleng, merasa sudah salah berucap.

Rainangkasa #2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang