19. jackpot

3.5K 221 5
                                    

BIAR GAK MENGECEWAKAN KALIAN, AKU KASIH PART YG MANIS-MANIS.

HAPPY READING.

VOTE AND COMMENT!
~•~
Angkasa beruntung memiliki hujan yang rela jatuh untuknya,
Yang tak pernah meninggalkannya kala langitnya murung.
Hujan telah memberi warna dalam kelabunya.
Seharusnya, hujan tak pernah dijatuhkan,
Agar hanya angkasa yang memilikinya,
Bukan manusia-manusia di bumi itu.
Namun, sejatuhnya hujan, tempat kembali ialah pada dekapan angkasa.
Rumahnya.

☔☔☔

Mobil yang Raina dan Lisa tumpangi berhenti tepat di depan rumah kediaman Angkasa. Kedua turun dan perlahan mulai memasuki pekarangan rumah itu. Padahal masih siang, namun rumah yang itu tampak sepi.

Ragu, Raina mengetuk pintu itu. Tak ada tanda-tanda seseorang akan membukanya membuat Raina menatap Lisa dengan kening mengerut.

"Kok kayaknya gak ada orang ya?"

Lisa menggedikkan bahunya, "Angkasa belum pulang ngampus kali. Coba lo ketuk lagi."

Sesuai ucapan Lisa, Raina mengetuk lagi. Kini lebih keras dari sebelumnya.
"TUNGGU!" Teriak seseorang dari dalam yang Raina ketahui itu adalah suara milik Qilla.

Dan, benar saja ketika pintu terbuka, menampilkan sosok Qilla yang masih mengenakan seragam putih abunya.

"Pasti lo nyari si Angkasa, kan?" Tebak Qilla tanpa basa-basi.

Raina dan Lisa sempat saling melirik satu sama lain, sebelum akhirnya Raina menjawabnya.

"Iya, Angkasa ada?"

"Salah waktu, Ra. Telat banget. Tadi si Angkasa baru aja pergi sambil bawa tas gede gitu. Keknya tuh orang mau kabur." Ucap Qilla yang diakhiri dengan tawa kecil.

"Kabur?" Kali ini Lisa yang bertanya.

"Bercanda. Angkasa ada kok di dalam lagi bobo," ucapnya masih tertawa, "Ayok masuk."

Raina menghela napas lega mendengar penuturan Qilla. Tadi ia sudah berpikiran negatif jika Angkasa pergi dengan perempuan itu.

Lisa menepuk pundak Raina, "jangan mikirin hal yang malah bikin lo makin sakit hati,"

Selepas mengatakan itu, Lisa berjalan lebih dulu masuk ke dalam. Raina mengekor di belakang.

"Tante Dewi kemana, Qil?" Tanya Raina.

"Pergi sama Om Milano. Ada urusan di luar kota," Jawabnya sembari menggiring keduanya untuk menuju kamar Angkasa. Perihal ucapan Qilla yang mengatakan Angkasa sedang tidur, ia sama sekali tak berbohong.

"Berarti Qilla cuma berdua doang sama Angkasa?"

Qilla mencebik pelan, "Iya, tapi kadang ada yang datang ke sini."

"Siapa?" Tanya Raina kepo.

Qilla tak menjawab dan membuka pintu kamar Angkasa. Ia menunjukkan keberadaan Angkasa kepada Raina menggunakan dagunya.
"Tuh, yang Rain cari lagi di alam mimpi. Kayaknya sih kecapekan, soalnya pas sampe rumah langsung ngomel kek orang kesetanan." Tuturnya.

"Lah, Angkasa kan emang setan," Celetuk Lisa tanpa merasa bersalah.

Mendengar itu, bukannya marah, Qilla dan Raina malah tertawa.

"Angkasa rajanya setan," Balas Qilla lagi.

"Berarti Rain pacaran sama raja setan dong?" Raina ikut nimbrung.

Rainangkasa #2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang