11. perantara

3.4K 239 6
                                    

HALLO PARA JOMBLO!!!!

Daripada keluar rumah cuma macetin jalan, nih aku update Rainangkasa buat temenin sabtu malam kalian.

Gak tega aku tuh sama kalian yang kalau sabtu malam merenungi nasib kejombloan kalian wkwkw😂

Happy Reading ya, mblo!

Jangan lupa budayakan Vote and Comment!!!

~•~

Seharusnya kamu sadar, dalam hidupnya kamu hanya sebagai perantara.
Seorang peran yang pada akhirnya harus tiada.
Yang seharusnya tak punya rasa apa-apa,
Karena kamu hanya perantara
Untuknya bahagia.

☔☔☔

Jika menjadi perantara untuk membuat Raina tetap tersenyum bahagia, maka Ray akan menyanggupi. Karena untuk sebuah perasaan, seseorang mampu ditaklukan meski sekalipun ia sekeras batu atau sekokoh karang.

Setelah Raina mengobati luka Ray, sekarang mereka sedang mampir untuk makan sate yang terletak di pinggir jalan.

Ray memperhatikan bagaimana Raina makan, terlihat begitu tenang dan tidak terburu-buru. Namun, sorot matanya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

"mikirin apa, Ra?" tegur Ray yang menyadarkan Raina. Ia mendongak dan menatap tepat sepasang iris biru terang milik Ray.

Raina menggeleng seraya menyuap sate terakhirnya. Sedangkan, Ray sudah habis beberapa menit yang lalu.

"lo masih kepikiran pacar lo yang brengsek itu?" sarkas Ray mendapat pelototan dari Raina.

"Angkasa gak brengsek!" bela Raina.

"terus apa kalau bukan brengsek?" tanya Ray. Skakmat! Raina mengatupkan bibirnya. Tak ada jawaban yang tepat dari pertanyaan Ray.

Ray menaikkan satu kaki kanannya ke atas kaki kirinya seraya menyatukan kedua lengannya di depan wajahnya. Ray menatap serius Raina.

"Ra, lo percaya gak kalau semua cowok itu dasarnya emang brengsek?" tanya Ray.

Raina mengerutkan keningnya, "kamu lagi ngomongin diri kamu sendiri?"

Mendengar itu, bukannya tersindir, Ray malah tertawa kecil. Ia kembali menyenderkan tubuhnya ke punggung kursi. Lebih rileks dari sebelumnya.

"iya, gue sama brengseknya, Ra" aku Ray, "dan memberi kemungkinan kalau cowok lo juga sama brengsek. Cuma brengseknya cowok itu beda-beda. Kalau cowok lo baik sama lo, bukan berarti dia gak brengsek, Ra" tutur Ray.

"kamu ngomong apa sih?" dengan begitu polosnya Raina bertanya demikian. Ray yang merasa gemas refleks mencubit pipi mulus milik Raina.

"lo lucu, ya, pantes gue bisa suka sama lo" celetuk Ray sembari terkekeh. Raina hanya mencebikkan bibirnya sebal.

"RAIN!" sontak Raina menoleh ke arah sumber suara. Begitu pun dengan Ray yang langsung menghentikan kekehannya dan ikut menoleh.

Ada Qilla dan juga Kevin yang ternyata sedang membeli sate sepertinya. Keduanya menghampiri meja yang ditempati oleh Raina dan juga Ray.

"cowok baru, Ra?" ledek Kevin dengan wajah tengilnya.

"apaansih, Kevin. Dia itu cuman temen Rain!" jawab Raina.

"iya temen, tapi bentar lagi juga demen sama gue" sahut Ray dengan senyum meledeknya.

"Rain, kok lo selingkuhin Angkasa sih? Ihh, nanti gue laporin ke Angkasa lho." celetuk Qilla begitu histeris.

Rainangkasa #2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang