Bab 6

121K 4.3K 56
                                    

Harap bersabar, otak nurlaa kebagi sama PAT -,- jadi gaje gini ;v

Selamat membaca 💙

-----

   Tersenyum seperti orang gila, itu yang sekarang Sania lakukan. Memangku dagunya dengan sebelah tangan, matanya menatap ke udara dengan berbinar. Benar, setiap orang akan menyebutnya gila. Karna sudah satu jam dia di posisi itu. Terlebih lagi dia berada di meja kantin, ludes sudah kewarasan Sania Andromeda.

  "Sa?"

  Wanita itu tak bergeming, tetap dalam posisi itu. Mungkin tak mendengar panggilannya.

  "San?"

  Lagi, wanita itu masih memasang senyum bodohnya.

  "Sania?" Panggil Popi sekali lagi, wanita itu tetap diam. Cladi menatap jengah.

  Brak

  "SANIA ANDROMEDA!"

  "Kutil anoa longsor!" pekik Sania latah. Dia sampai tercekat menatap kedua temannya yang memberi tatapan tajam ke arahnya. "Si kunyuk! Lo mau gue mati apa?!" sungut Sania galak. Kedua temannya hanya tertawa lalu ikut duduk.

  "Lo kalo mau bayangin kek gituan jangan di sini. Muka lo kayak tante girang, asli," ucap Cladi tanpa dosa. Dia mencomot kerupuk yang mungkin bekas Sania.

  "Lagi bayangin siapa lo? Sampe ngacay gitu," Popi ikut penasaran.

  Sania mencak-mencak tak jelas sambil memakan kerupuknya yang sudah kena angin, tidak renyah lagi.

  "Lah, kok jadi lepet gini?" rengut Sania.

  "Apaan yang lepet?" seru Popi, ambigu. Cladi menoyor kepala Popi sampai poninya sedikit berantakan.

  "Otak lo, mesum semua Pop."

  "Ini, kerupuk gue kok lepet sih? Perasaan gue baru beli tadi deh."

  Popi melempar tisu bekas wajahnya. "Baru dari mananya? Lo udah bolos pelajaran dua jam cuman melongo di kantin gak jelas!"

  "Masa sih?" Sania menatap jam tangannya. Shit! Ternyata benar.

  "Lo abis nonton itu ya? Terus kebayang sampe kerupuk lo kena iler gitu," tanya Cladi dengan selidik. Sania melotot tak terima.

  "Kagak! Enak aja lo! Mending gue ngintip di kamar ganti dari pada liat gituan, dosa!" bela Sania dengan angkuh.

  Sementara Popi dan Cladi hanya menatap datar ke arahnya. Apa bedanya kampang!

  "Terkadang gue prihatin sama Sa deh Pop," celetuk Cladi.

  "Kenapa?" Popi merenung bingung.

  "Dia kurang se-sendok otaknya."

  "Setan!" umpat Sania kesal.

   Cladi terkekeh pelan diikuti Popi. Padahal Popi bingung dengan arah bicara mereka. Apakah Popi yang kurang se-sendok?

  "Lo abis ngapain bolos dua jam deh Sa? Gak biasanya." Cladi menopang dagunya penasaran.

  "Yoi, biasanya lo langsung pulang," timpal Popi. Sania meminum es teh manisnya yang sudah tidak dingin lagi itu.

  "Oh, tadi tuh gue mau ke toilet, eh pas lewat ruang ganti lagi pada ganti, ya gue lakuin ritual, biasa. Terus ketauan, jadi ya gue dihukum dulu, terus makan di sini satu jam," jelas Sania panjang lebar.

  "Bukannya lo di sini senyam senyum? Bukan makan," sarkas Cladi. Sania meneguk ludahnya kasar.

  "Orang gue makan kerupuk, tuh!" Sania menunjuk plastik kerupuk yang tinggal setengah namun lepek itu.

Naughty Girl (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang