Bab 10

96.8K 4.2K 117
                                    

   Jam istirahat berbunyi, merdeka bagi semua murid. Sania yang tidur di meja mana peduli. Dia malas kemana-mana. Tapi lapar.

  Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.

  "Lo duluan aja ke kantinnya, Pop," ucap Sania tanpa mengangkat kepala.

  "Pop? I'm Rizal, not Pop."

  Sania langsung mengangkat kepalanya, menatap cowok itu kaget.

  "O–Eh, Rizal. Ehe ... gue kira Popi." Sania menggaruk kepalanya malu.

  Rizal terkekeh pelan, dia duduk di bangku Popi yang kosong. Kemana tu si poni?

  "Are you okey? You're sound so weak."

  "I'm Ok, don't worry."

  "Mm, can you accompany me to around school?"

Sania cengo, ada banyak cewek cantik di IPS 4, kenapa dia?

  "Can you?" tanya Rizal memastikan.

  "Of course." Sania beranjak berdiri. "Let's go."

  Rizal ikut berdiri, keluar kelas bersama Sania. Mereka jalan beriringan di koridor.

  "Lo lancar juga Inggrisnya," basa-basi Rizal.

  "Gue kecilnya Eropa."

  "Oh, so nice! Gue rasa punya temen yang bukan lokal. Pantesan rambut lo abu tapi gak ada yang negur."

  Sania tertawa pelan. "Gue sering ditegur kalo awal masuk sekolah, tapi ya ... nyokap gue sering jelasin gitu lah."

  "Hm, keren sih. Gue juga coklat, cuman gue cat."

  "Gue lebih suka gini."

  Mereka terus berjalan sampai lantai dasar, di sekitar lapangan basket.

  "Bisa main basket?" tanya Rizal.

  "Nggak, gue lebih suka bulu tangkis."

  "Biar tinggi, ya?" kekeh Rizal. Sania ikut tertawa.

  "Gitu deh, gue dapet gen dari Mamah soal tinggi badan."

  "Mau maen bareng? Gue ajarin."

  Sania geleng. "Males."

  "Iya, males dari pagi, 'kan? Ketauan."

  "Tau dari mana?"

  "Orang lo tidur selama jam pelajaran."

  Sania tertawa keras, muka dia pasti terpampang jelas ketika tertidur.

  "Lo jangan ada niatan moto gue terus diviralin, ya? Abis lo di tangan gue."

  "Ahaa ... gak takut."

  Sania menonjok bahu Rizal pelan. "Gak asik lo."

  "Canda gue."

  "Balik yuk, gue mau tidur lagi."

  "Yuk."

  Sania memutar jalan, kembali ke kelas 11 IPS 4.

  "Dari mana lo?" tanya Popi saat Sania kembali duduk.

  "Dia sama gue keliling sekolah, sorry gue pinjem gak bilang," jawab Rizal.

  Popi menatap Rizal ngacay.

  "Ahaha ... gak papa kok, Zal." Popi mencolek lengan Rizal. "Gue gak segalak pacar Sania."

Naughty Girl (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang