44

79K 3K 323
                                    


  Update guys. Selamat malming dan buat jomblo, ini hadiah dari author :))

____________________________




    "Deal. "

   

    Rizal mulai memasang kuda-kuda, berhadapan langsung dengan Tama. Tama pun melakukan hal yang sama. Beberapa detik kemudian Rizal maju lebih dulu menonjok bagian wajah Tama. Tama tak sempat mengelak jadilah pipinya menjadi korban. Kedua kalinya ia berhasil lolos dan membalasnya dengan menendang perut Rizal sampai tersungkur.

  "Cih." Tama tersenyum sinis.

   "Hyaa!"

   Rizal kembali menyerang tapi Tama tak semudah itu kena. Cowok itu dengan gesit menghindar dan menendang punggung Rizal sebagai balasan. Lagi, Rizal tersungkur.

  Rizal tak terima, ia terus menyerang Tama meski selalu meleset. Sampai satu tonjokan mengenai mata Tama membuatnya kalah fokus. Rizal memanfaatkannya dengan menendang perut Tama sampai mundur beberapa langkah. Rizal terus memberikan berbagai pukulan dan tendangannya pada Tama tanpa henti.

   Inilah titik tumbang Tama.

  Tama terjengkang di dekat tembok, terbatuk beberapa kali. Rizal menekan bahu Tama dengan kakinya sadis. Rizal menatap Tama bengis, menggertakkan giginya emosi. Tama hanya menatap Rizal pasrah, sudah terlalu banyak darah yang keluar dari mulut dan hidungnya. Ia melupakan penyakitnya begitu saja jika bertarung tanpa senjata.

Sungguh bodoh.

  Tawa sinis Rizal mulai terdengar. Dia melipatkan tangannya ke belakang punggung seperti mengambil sesuatu dari sakunya.

  Sebuah ... pisau. Dia menggenggamnya erat di dekat punggungnya sambil tersenyum devil.

  "Good bye, Black."

~_~

     Di dalam kamar mandi, Sania terus membersihkan bajunya. Tetap saja kotor, sudah merembas. Dia tatap layar ponselnya yang gelap, mati. Ia ingin menghubungi Tama, dimana dia sekarang?

  "Udah, Sa?" tanya Cladi dari luar. Sania seakan tersadar langsung membuka pintu kamar mandi.

  "Masih ternyata," ucap Sania tak enak.

  "Ya udah lo pake jaket gue biar gak dingin." Popi memberikan jaketnya yang langsung diterima. "Thanks, Pop."

  "Sekarang lo mau kemana? Pulang?" tanya Cladi. Sania menggeleng sambil memakai jaket itu.

  "Gue mau cari Tama."

  Cladi menepuk dahinya. "Kok gue lupa sama suami lo sih, dia juga pasti kena buli, Sa."

  "Makanya, itu juga yang lagi gue pikirin," balas Sania gusar.

  "Kalo gitu sekarang kita cari dulu Tama sebelum bawa lo keluar dari sekolah," putus Popi. "Gue udah telpon Papa buat kirim lima puluh body guard buat lindungin lo nantinya."

  Cladi mengacungkan dua jempolnya. "The best! Skuylah." Cladi melingkarkan tangannya di leher Sania memimpin jalan keluar kamar mandi.

  Sampai di luar, tau tatapan sinis langsung terlontar. Ternyata vidio itu menyebar di seluruh penjuru sekolah. Semua siswa siswi sudah tau.

   "Tama gimana ya?" gumam Sania cemas. Cladi mengeratkan rangkulannya.

  "Lo tenang, kita cari sama-sama."

Naughty Girl (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang