Sania mengerjapkan matanya berkali-kali. Hal pertama yang ia lihat, langit-langit ruang tamu. Dan yang kedua, wajah Tama yang tertidur polos.
Entah dorongan dari mana, tangan Sania terangkat, mengelus pipi Tama pelan. Dia tak menyangka, pipi Tama selembut pipi miliknya, merasa kalah menjadi wanita.
Elusan Sania berhenti di bibir kemerahan Tama, saat sadar dia melotot kaget.
Anjir, gue ngapain dah!
Saat akan turun, tangan Sania ditahan oleh tangan kekar milik Tama. Kelopak mata itu menunjukan bola mata indah milik Tama. Sania sampai terpaku.
"Pagi," sapa Tama.
"Kok lo gak bawa gue ke kamar?" tanya Sania melenceng dari sapaaan.
Tama menatap mata Sania lekat, lalu menyelipkan beberapa anak rambut ke belakang telinga.
"Gak tega, lo nyenyak tidurnya."
"Tapi pasti pegel."
Benar, Tama masih membiarkan Sania tidur di pangkuannya. Menjadikan pahanya sebagai bantal.
"Apapun buat tunangan gue."
Sania memalingkan mukannya, dia tak habis pikir. Kenapa Tama bisa berubah drastis dalam sikap. Yang tadinya galak jadi manis, yang tadinya dingin jadi hangat, yang tadinya cuek jadi romantis, semua masih tanda tanya.
"Sa?"
Mau tak mau Sania menatap muka Tama. Seolah bertanya 'apa?'
"Morning kiss dong."
Mata Sania membola tak percaya. "Apaan sih!"
Sania akan beranjak duduk tapi ditahan dan ditarik oleh Tama sampai Sania kembali tidur.
Sania menatap Tama dengan takut, pasalnya Tama semakin mendekatkan wajah mereka. Semakin dekat, Sania tidak bisa melihatnya lagi. Dia langsung memejamkan matanya.
"Becanda," bisik Tama. Lalu tawanya menyusul kemudian. Bahkan sampai terbahak.
Sania memaki Tama dalam hati, dasar tunagan mesum! Sania benar-benar bangkit dari duduknya dan berdiri, tapi saat dia melangkah.
"Aww! Mamah!"
Sania mengelus kakinya yang terasa ngilu. Dia bahkan hampir menangis lagi karna terkejut.
Tama langsung mendekat, ikut menatap kaki Sania.
"Bandel!" Tama menyentil dahi Sania pelan tapi mampu membuatnya meringis.
"Eh maaf."
Tama mengusap dahi Sania lembut, lalu meniupinya perlahan.
Sania mengangkat bibirnya, hatinya perlahan mulai hangat. Ternyata Tama tak sedingin itu. Tak segalak ketika jadi KetOs.
"Kenapa? Ganteng? Jelas!"
Sania mengerutkan keningnya, merasa hafal dengan nada bicara itu.
"Dih, plagiat!"
Tama hanya tersenyum kecil. Dia kemudian memunggungi Sania.
"Sini, naik."
Sania cengo. "Gak mau."
Tama membalik, kembali menghadap Sania. "Yakin?"
Sebelum dijawab Tama lebih dulu menggendong Sania ala bridal style. Meski bukan pertama kali, tapi Sania tetap kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl (Terbit)
Teen FictionTELAH TERBIT DI MOMENTOUS PUBLISHER. [Beberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan] Sania Andromeda. "Ngintip ah...." Tama Agung Putra. "Sekali lagi lo berani ngintip, lo jadi pacar gue!" 13 November 2019:# 1 Bad Girl ...