Bab 7

105K 4.4K 124
                                    

   Sania mondar-mandir tak jelas di kamarnya. Dia masih kepikiran dengan ucapan Tama saat siang tadi. Sungguh, tunangan? Yang benar saja! Bahkan Sania masih kelas 11!

  Sania merebahkan tubuhnya seraya membuang napas. Dia sudah benar-benar bingung.

  Tok tok

  Dua ketukan pintu itu membuat Sania terdiam. Menerka siapa yang datang ke kamarnya. Mungkinkah Ibunya?

  "Masuk!" sahut Sania acuh. Pintu itu terbuka lebar. Sania cukup terkejut dengan orang itu.

  "Tama!" jerit Sania. Sementara orang itu masih diam di palang pintu dengan datarnya.

  "Cepet siap-siap, ke cafe sepuluh menit lagi."

  "Hah?"

  Tama tak menjawab, dia kembali menutup pintu dengan rapat. Sania masih duduk melongo di tempat. Dia shock oleh beberapa hal. Satu, Tama tiba-tiba datang, kedua, dia disuruh siap-siap, ketiga, dia akan pergi ke cafe?

  Semenit melongonya terjadi, Sania beranjak, menuruti perintah Tama barusan. Mengganti kaos oblongnya dengan dress selutut pemberian Tama waktu itu. Kenapa dia memakai itu? Karna dia tidak punya dress lagi selain yang itu.

  Meski sudah peminim, Sania tetap memakai sepatu putih miliknya. Tidak mau sepatu kaca apalagi high heels, dia sungguh benci.

  Merasa sudah siap, Sania membuka pintu kamarnya. Dan dia kembali terkejut dengan ulah Tama Agung Putra. Ternyata cowok itu masih di depan kamar Sania, bersandar ke tembok dengan memasukan kedua tangannya ke saku celana. Dia menatap Sania dari bawah sampai atas.

  "Kenapa, cantik? Jelas!" ujar Sania bangga.

  Tama menyunggingkan bibirnya. Lalu menggandeng tangan Sania tanpa izin membuat sang pemilik memekik kaget.

  "Tumben peminim," bisik Tama.

  Sania menggigit bibir bawahnya malu, seharusnya dia tidak memakai baju itu.

  Saat tiba di ruang tamu, Sania cukup terkejut dengan keberadaan Mamah dan Papahnya. Bukan apa-apa, tapi mengetahui kedua orang tuanya yang sudah pisah bukankah sangat langka melihat ini semua?

  Dan yang semakin membuat Sania bingung sendiri, kedua orang tuanya sudah berpenampilan formal. Mau kemana ini?

  "Mah, ini mau .... "

  "Jalan sekarang, Tama." Cinta mengintrusi lalu keluar rumah lebih dulu diikuti Alex.

  Sania mencebikkan bibirnya kesal, main dipotong saja omongan orang.

  "Gak sopan, jangan gitu."

  Kini Sania ganti, jadi mengerucutkan bibirnya lucu. Tama langsung memalingkan muka, tidak tahan dengan kelucuan Sania.

  "Ayo."

  Tama sedikit menarik Sania dalam gandengannya keluar rumah. Mobil milik Alex dan Cinta sudah keluar pekarangan lebih dulu, menyisakan mobil milik Tama.

   Sania sudah akan membuka pintu, tapi tiba-tiba terkejut dengan tangan Tama yang lebih dulu membuka pintunya. Seperti biasa, Sania tidak bisa menatap seorang Tama. Cepat-cepat dia masuk ke dalam mobil tanpa bertatapan. No! Jauh dari pikiran Sania!

  Demi apapun Sania tidak bisa mengatur dag-dig-dug jantungnya saat Tama memutari mobil, baru membuka pintu bagian pengemudi.

  "Lo pake blush on kebanyakan atau gimana?" gumam Tama seraya memakai sabuk pengaman.

Naughty Girl (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang