24

88.5K 3.5K 66
                                    

    "Nona, bangun nona."

   Sania mengerjapkan matanya sambil menguap. Samar-samar dia seperti mendengar suara orang. Seingat dia, dia tinggal sendiri setelah seminggu lamanya alasan karna dirinya dan Tama akan menikah, lalu itu suara siapa?

  "Nona?"

  "HWAA!!" teriak Sania saat tersadar sepenuhnya. "Lu siapa, hah!!" Sania melempar semua barang yang ada di kasurnya.

  "Aduh, kok ekeu ditimpuk sih Nona, ishh."

  Mata Sania membulat mendengar tuturan kata centil dari cowok itu. Ah, apa pantas disebut cowok dengan dandanan seperti tante girang?

  "Lo siapa, bangsat!" teriak Sania.

  "Euh, bener deh kata Tama, situ galak. Ekeu Siska, yang bakal bantuin Nona Sania pakai gaun pengantin."

  Kening Sania mengkerut, gaun pengantin. "Sekarang tanggal berapa?" tanya Sania masih dengan suara kerasnya.

  "Si Nona, masa lupa tanggal. Sekarang tanggal 23 April 2019, uh ... Tama nikah sama cewe pikun."

  "Mampus! Masa gue lupa sekarang gue nikah?" Sania menepuk jidatnya sendiri.

  "Eh siapa tadi nama lo?" tanya Sania.

  "Siska," ucap cowok lekong itu. Sania ingin bergedik rasanya.

  "Nah Siska, ini gue harus apa?" tanya polos Sania.

  "Ah, itu mah gampang. Sekarang Nona mandi dulu cuss, gak harus ekeu mandiin, 'kan?" Siska menarik tangan Sania agar turun dari kasur. Sania meruntuk dalam hati.

  "Liat abis lo Tama kirimin gue orang kek gini!!"

 
   Flashback

   "Gimana jadinya lo sama Sania nikah?" tanya Cladi tetap bingung.

  "Iya, kalian masih SMA," tambah Popi.

  "Tumben lo bener," puji Cladi.

  Tama terus menatap teman-teman Sania dengan santai. Tak ada wajah takut karna tertangkap basah.

  "Tam, bukannya nanti bulan depan?" Kini Sania yang bertanya.

  "Jadi kalian udah rencanain ini semua?" tanya Cladi lagi.

  "Diem dulu, Cla. Gue juga bingung sama kutu kupret Tama ini!" geram Sania. "Bisa jelasin, Tuan Tama Agung Putra?"

  Tama melepas lipatan tangannya, menghembuskan napas kasar. "Gue gak mau tunangan gue direbut cowok lain."

  Keadaan hening. Masalahnya, Sania bingung maksud jawaban Tama. Cowok lain?

  "Ri–Rizal?" ragu Sania. Semua atensi menatap ke arahnya.

  "Aa–ahh, gue gak mau denger meskipun namanya." Tama mengibaskan tangannya seraya berdiri. "Gue ke atas, lanjut tidur."

  Cladi dan yang lainnya menatap Tama yang pergi menaiki tangga. Sania menghembuskan napasnya lelah, masalah apa lagi ini?

  "Sa?"

  Sania mendongak, menatap Cladi yang meminta penjelasan. Gadis itu menepuk sofa di sampingnya, menyuruh Cladi dan Popi duduk.

  "Jadi, yang di kantin tempo hari beneran?" tanya Cladi.

Naughty Girl (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang