31

77.5K 3.3K 101
                                    


   nurlaa Up, jangan lupa voment!

💙💙🌈🌈


-------

   "Gue suka sama lo."

  Kelopak mata Sania mengerjap, cengo dalam sekejap. Baru saja ia tersenyum lebar karena sesuatu hal yang bagus, sekarang luntur hanya dengan satu kata.

  Manik mereka terus bertubrukan, menatap ke dalam lebih dalam lagi. Suasana gelap menambah kesan fokus mereka. Sania sampai seperti terhipnotis, untuk membuka mulut saja sulit.

  "Sa, gue tau ini–"

  "Cukup." Sania memalingkan wajahnya nafsu. Napasnya memburu tak tahan. Perlahan tangannya melepas pegangan Rizal di bahunya. "Gue tau apa yang mau lo ucapin lagi."

  Rizal kembali memegang bahu Sania, semakin erat. "Lo tau 'kan, dari awal ketemu gue suka sama lo." Kekeuhnya. Sania semakin keras melepas pegangan Rizal.

  "Zal, dengerin gue." Sania kini memegang kedua tangan Rizal. Menatap manik cemas Rizal dengan lekat. "Dari awal, gue cuman anggep lo temen. Gu––gue, Cladi, Popi, sama lo, kita temenan, Zal. Gak harus ada kata suka apalagi cin––"

Grep!

  Rizal langsung memeluk tubuh mungil Sania dengan erat. Bahkan Sania sampai lupa bernapas karena terlalu terkejut.

  "Please, Sa. Gue beneran suka sama lo," bisik Rizal dengan lirih.

   "Zal, lepas." Sania berusaha melepas pelukan erat itu, tapi tenaganya tak sebanding dengan cowok jangkung itu. "Zal ...."

  "Gak mau."

  "Rizal, lepas."

  Kepala Rizal menggeleng keras, membuat Sania geram sendiri. "Lepas, Zal." Tangan Sania berusaha mendorong dada bidang cowok itu.

  "GUE BILANG GAK MAU!!" Sentakan itu masuk pada kedua telinga Sania. Perlahan wajah Sania memerah, menahan tangis dan amarah.

  "So–sorry, Sa––"

Plak!

   Wajah Rizal menengok dengan keras setelah mendapat tamparan ekslusif dari tangan lembut Sania. Air mata Sania meluruh begitu saja.

  "Denger ...." Sania bersuara dengan sisa segukkannya. "Gue udah biasa dibentak nyokap sama bokap gue, dan lo," Sania menunjuk tepat di wajah Rizal. "Lo jadi orang ketiga setelah mereka!"

  Sania perlahan membalik, pergi meninggalkan Rizal dengan seribu langkahnya. Sesekali ia menabrak beberapa dedaunan dan terjatuh.

  Sementara Rizal tetap berdiri tak bergerak dari tempatnya semula. Terus mengingat memori beberapa menit yang lalu, terus berputar dan berputar seperti roda hidup.

  Perlahan cowok itu terduduk, meremas rambutnya sendiri frusntasi. "argghh! Sial!!"

 
~_~

   "Hiks."

  Sania terus menangis di acara berlarinya. Tanpa melihat sekitar atau pijakan dia sering terjatuh dan tergores. Dia tak peduli. Ada banyak hal yang membuat dia tak bisa menerima semua itu. Banyak sekali.

  Dugh

  Kali ini, Sania benar-benar terjatuh. Cewek itu tetap manangis, memeluk lututnya mendalami semua perasaannya yang campur aduk.

Naughty Girl (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang