8. Sudden Confession ✔

8.3K 1.5K 271
                                    

Mau menegaskan kalau cerita ini latarnya tahun 2012. Jadi 6 tahun sebelum Johnny sama Bunny ketemu di HTL.

Di HTL, Kelompok Presentasi Nenek Sihir ada Winwin, kan? Wkwk. Udah aku ganti jadi Jungwoo karena Winwin jadinya di Behind.

Udah keenakan Winwin di Behind, jadi yang di HTL aku ganti hehe. Maaf untuk kesalahannya ya yorobun.

Ok, enjoy dan jangan lupa dukungannya 💚

Cringe di mana-mana!

Ada saat di mana Marsha menemukan titik jenuh saat kuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada saat di mana Marsha menemukan titik jenuh saat kuliah. Titik di mana Marsha merasa kuliah begitu berat setiap harinya. Terlebih semakin banyaknya tugas, kuis, praktek dan printilan-printilan lainnya bukan semakin memotivasi, tapi malah semakin membuat ia ingin berhenti. Kalau bisa cepat-cepat lulus tanpa skripsi.

Marsha tidak salah memilih jurusan. Jurusan yang ia ambil memang maunya sendiri. Tapi tetap saja, berat.

Setiap semesternya semakin banyak keluhan yang keluar dari mulut Marsha. Bukan hanya dia, mahasiswa lain pun sama. Memang kelihatannya senang-senang saja, tapi kalau sudah di rumah dan sibuk dengan tugas, rasanya mau menangis saja.

Jangankan berpikir untuk ikut organisasi dan kegiatan kampus lain. Menjadi mahasiswa kupu-kupu saja sudah menyita banyak waktu.

Saat ini sudah memasuki akhir semester dan UAS hampir tiba. Jika sudah memasuki akhir semester, maka artinya tugas semakin banyak diberikan oleh dosen. Mulai dari tugas individu, maupun kelompok.

Kalau sudah begini artinya kesibukan sebagai mahasiwa ya tambah ekstra saja.

Tapi ada hal yang harus Marsha syukuri. Orangtua Marsha yang notabene sukses dengan pekerjaannya, tidak memaksakan anak-anaknya. Bahkan mereka juga tidak pernah menuntut supaya anak-anaknya bisa lulus tepat waktu dengan nilai sempurna.

Kalau kata orangtua Marsha, kuliah itu yang penting ilmunya. Jangan hanya ingin nilai bagus tapi percuma kalau ilmunya kosong.

Omong-omong acara ke Puncak bersama keluarga harus batal. Lebih tepatnya diundur sampai Marsha dan Taeil selesai UAS. Alasannya ya karena orangtuanya ingin anak-anaknya fokus.

Huh. Padahal Marsha sudah membayangkan berdingin-dingin ria di Puncak.

Kalau Marsha mengeluh soal kuliah pada Taeil, pasti dia akan bilang, "Bersyukur kamu masih bisa kuliah, Dek. Di luaran sana banyak yang nggak beruntung."

Begitu katanya.

Jangan dikira Marsha tidak bersyukur. Ia bersyukur bisa kuliah, bahkan bersyukur bisa bertahan setiap semesternya. Tapi namanya manusia sudah pasti ada saja mengeluhnya.

Dan Marsha sebagai manusia biasa sudah pasti mengeluh, terlebih soal begini.

Ada rasa tidak semangat untuk melanjutkan kuliah yang tinggal beberapa semester lagi. Tapi bertahan juga rasanya sudah lelah.

Behind (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang