Spin Off: Di Balik Patahan Pertama ✔

5.2K 908 159
                                    

Jangan lupa ramaikan ya, Yorobun 💚
Karena itu salah satu motivasi author 💚

Jangan lupa ramaikan ya, Yorobun 💚Karena itu salah satu motivasi author 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berhubungan dengan chapter 12 sama 13.

“Gue bingung, Win.” Ujar Yuta pada Winwin yang duduk di sampingnya.

“Sumpah, gue bingung sama keadaan sesederhana ini.”

Winwin baru saja mendengar semua cerita Yuta. Soal dia yang akan kembali ke Jepang, soal janjinya pada Yura, soal Marsha yang meminta untuk tidak ditinggalkan, soal Yuta yang kini bingung harus apa sementara kenyataan berpihak untuk meninggalkan Marsha.

Pantas saja saat istirahat setelah bermain futsal, Yuta meminta untuk bicara di tempat yang sedikit jauh dari anak-anak. Rupanya ingin menceritakan hal pribadi di mana memang hanya Winwin yang bisa diberitahu.

Winwin mencoba untuk memahami segala yang terjadi pada Yuta. Sebenarnya keadaan itu tidak benar-benar sederhana. Setidaknya itu pendapat Winwin. Kenapa? Winwin sangat tahu bagaimana sifat Yuta. Dia menyayangi keluarganya, dan pastinya tidak mungkin berjauhan dari keluarganya itu.

Lalu Yuta bukan orang yang suka mengingkari janji. Jadi tidak mungkin kalau Yuta mengingkari janjinya pada Yura. Dia sudah berjanji akan pulang ke Jepang. Di awal mungkin Yuta masih bisa meninggalkan Marsha, tapi setelah mendengar pengakuanmu, dan meminta agar tidak ditinggalkan, tentunya itu memberatkan Yuta.

Di sisi lain Yuta sudah berjanji pada Yura, di sisi lain dia pun ingin bersama Marsha. Tapi kenyataan memaksakan Yuta untuk tetap pergi dari Marsha.

“Gue nggak bisa ninggalin dia dengan gampang, Win. Pasti dia sedih banget dan... Gue pun berat banget.” Yuta kembali curhat. Wajahnya terlihat sedih dan tidak disembunyikan sama sekali.

“Sesayang itu lo sama dia?”

Yuta mengangguk. “Banget.”

Winwin kini sedikit paham keadaan Yuta. Lelaki itu tidak bisa meninggalkan Marsha, dan Marsha pun sudah meminta untuk tidak ditinggalkannya.

Akhirnya Winwin punya ide. Dia tidak tahu kalau ide itu bagus atau tidak, tapi mungkin bisa dipertimbangkan.

“Gimana kalau bikin dia ninggalin lo aja?”

Yuta yang sejak tadi tertunduk pun langsung mendongak, kemudian menoleh menatap Winwin.

“Ditinggalin aja rasanya gue nggak sangup, Win.”

“Tapi daripada lo harus ninggalin dia, kan? Lo sendiri yang bilang nggak bisa ninggalin dia.”

Yuta mengangguk membenarkan.

“Jadi sebelum lo pergi, lo harus bikin dia mutusin lo. Jadi di awal bukan lo yang ninggalin, tapi dia.” Kata Winwin mencoba menjelaskan apa yang ada di pikirannya. “Setidaknya lo nggak merasa ninggalin dia banget, kan?”

Behind (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang