16. Welcome To My Playground ✔

7.2K 1.3K 739
                                    

Jangan lupa ramaikan yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

Saat raga ingin bertahanHati ini rasanya lemahSaat raga ini ingin menyerahHati ini seketika menguat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat raga ingin bertahan
Hati ini rasanya lemah
Saat raga ini ingin menyerah
Hati ini seketika menguat

Matcha


Ada yang sedang bermain, ada yang sedang dipermainkan.

Jika yang Taeyong katakan benar kalau Yuta memang sedang bermain, maka Marsha harus mengikuti permainannya. Bukan. Bukan untuk dipermainkan. Tapi juga untuk ikut bermain.

Semalaman Marsha berpikir jika tidak sepantasnya ia menangisi Yuta. Sesakit apapun, ia tidak boleh menangisinya. Jika Marsha menangis, justru itu yang Yuta inginkan.

Semakin Marsha tersakiti, semakin ia malah membuat Yuta senang. Jadi Marsha jangan sampai terpancing. Tidak apa-apa jika memang harus tersakiti. Tapi di depan Yuta, Marsha tidak boleh menunjukkannya.

Semalam pertahanannya boleh sedikit runtuh. Semalam Marsha boleh menangis walau hanya sebentar. Tapi berikutnya dia tidak boleh lemah. Selemah apapun, dia tidak boleh kalah dalam permainan yang Yuta buat.

“Semua kursi penuh nih.” Keluh Joy melihat kantin yang penuh.

Marsha pun hampir ingin mengeluh tapi matamu menemukan kursi yang masih kosong. Sebenarnya tidak kosong. Kursi itu sudah diisi oleh dua orang dan masih bisa diisi oleh dua orang lainnya. Kebetulan sekali, pikirnya.

Marsha langsung berjalan menuju kursi tersebut, diikuti Joy di belakangnya. Joy mendadak horror ketika tahu ke mana arah tujuan Marsha. Joy ingin mencegah tapi temannya itu sudah terlanjur duduk di kursi itu.

“Gabung, ya.” Kata Marsha duduk di samping Yuta.

Winwin terkejut, tapi Yuta jauh lebih terkejut dengan kehadiran Marsha. Joy duduk dengan perlahan di samping Winwin sambil terus mengawasi Marsha yang dengan santainya duduk di dekat Yuta, yang mana sekarang sudah menampilkan wajah super garangnya.

“Karena tempat lain penuh, jadi gue sama Joy duduk di sini.” Kata Marsha lagi tanpa merasa ada bersalah.

“Duduk aja. Kan asyik kalau rame gini.” Balas Winwin cepat.

“Maria mau duduk di sini.” Sinis Yuta yang seolah ingin mengusir Marsha.

“Ya suruh gabung aja. Biar makin rame.” Sahut Marsha tak peduli dan memilih untuk memulai makan siangnya.

Untuk beberapa saat keadaan di antara mereka berempat hening. Hanya ada suara kunyahan Marsha yang makan sendiri. Sementara Yuta, Winwin dan Joy malah memperhatikannya. Merasa diperhatikan, ia pun berhenti makan dan menatap tiga orang itu satu per satu, lalu berakhir pada Yuta yang juga mengamati Marsha.

“Kenapa lo lihatin gue gitu sih?” tanya Marsha pada Yuta. “Lo suka sama gue?”

Serangan dadakan yang Marsha berikan itu berhasil membuat Yuta mengerjap dan berdeham.

Behind (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang