18. Patahan Kedua ✔

7.1K 1.3K 396
                                    

Jangan lupa ramaikan yorobun 💚
Disarankan untuk mendengarkan lagunya Urban Zakapa I Don't Love You. Mungkin gak semua bagian lagunya pas untuk chapter ini, tapi ya... Gitu deh :")

Atau boleh play lagu lain yang cocok untuk chapter ini. Lagu jahat atau galau. Terserah. Lagu happy happy juga silakan biar semangat /g

Semoga dapat feel nya :")

I don’t love youThere’s no other reasonI don’t want to say the words"I’m sorry" or "forgive me"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I don’t love you
There’s no other reason
I don’t want to say the words
"I’m sorry" or "forgive me"

Urban Zakapa

“Salah satunya gue.”

Marsha bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Winwin. Begitu menarik perhatiannya sampai tidak bisa mengabaikannya. Marsha memperhatikan Winwin seksama, seolah ingin melihat kesungguhannya. Marsha menarik sudut bibirnya dan menampilkan senyum sinis.

“Lo mau sama gue?” Pertanyaan pertama yang Marsha lontarkan setelah keheningan menyelimuti mereka bertiga.

“Lo mau sama cewek yang suka orang lain? Bahkan itu temen lo sendiri?”

Winwin mengangkat bahunya. “Bagi gue itu nggak masalah.”

Marshamemincingkan matanya. “Apa lo pernah suka sama orang yang ternyata... Lebih milih orang lain?”

Winwin mengernyit, bingung dengan pertanyaannya. Tapi tidak butuh waktu lama untuk Winwin mengerti maksud pertanyaan Marsha. Entah bagaimana keadaan sekitar mereka jadi sedikit tegang.

“Kalau lo sendiri gimana?” Winwin balik bertanya. “Masih mau tahan sama orang yang lebih milih orang lain?”

Pertanyaan Winwin begitu menohok Marsha, padahal dia mengatakannya dengan begitu tenang. Pertanyaannya seolah berhasil sedikit menyentilnya. Hanya sebentar karena berikutnya Marsha bersikap biasa lagi dan memilih untuk kembali fokus pada tugasnya.

Winwin langsung menatap Joy penuh arti, memberi sebuah tanda bahwa sepertinya Marsha tidak terusik sedikit pun. Akhirnya mereka berdua pun memilih diam, sementara Marsha masih menyibukkan diri dengan tugas. Tapi nyatanya dia tidak sefokus itu. Pertanyaan Winwin rupanya cukup mengusiknya , hingga konsentrasinya buyar.

Akhirnya Marsha pun tidak tahan, dan memutuskan untuk pergi. Marsha mematikan laptop Joy, lalu memberikannya pada pemiliknya. Marsha pun pergi setelah mengucapkan terima kasih pada Joy. Menghindari dua orang yang entah kenapa jadi menyebalkan sekali hari ini.

Behind (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang